Kesempatan Yang Tertunda
“ Apakah cinta selalu berakhir dengan airmata…. “
Sebel …!!!
Akhir tahun yang menyebalkan.Detik-detik pergantian tahun aku lewati tanpa pacar ternyata membosankan dan menyedihkan.
Aku terus menggerutu di kamar. Gak ada yang spesial di tahun baru kali ini.Tanpa adanya cinta …Hufft,,,
Gak seperti tahun lalu, melewatkan malam pergantian tahun dengan sang kekasih hati. Tapi sekarang sosok kekasih hati itu sudah gak ada. DIA pergi tanpa memberikan suatu penjelasan tentang hubungan kita. Menyakitkan hati sih,,
Uppss,,kalian pasti ingin tahu aku ini siapa kan?
Namaku Karina Putri. Panggilan akrabnya cukup singkat, yaitu Karin. Aku seorang siswi SMA kelas XII di SMA Putra Bangsa. SMA yang menurutku sangat bergengsi di kota ini. SMA yang membawaku pada segudang prestasi. Ya,,Prestasi yang gak membanggakan.. L
“ Karin….!!!” teriak seseorang mengagetkanku.
“Astaga” ucapku spontan.
“Maaf Rin,ngagetin..Hehehehe..” ucapnya sambil tertawa.
“Untung aku gak punya penyakit jantung,” ucapku sambil pura-pura cemberut.
“Maaf deh maaf,” ucapnya meminta maaf.
Ya,seseorang itu adalah sahabat terbaikku. Namanya Bella. Aku dan Bella sudah bersahabat hampir 12 tahun. Walaupun dia kadang nyebelin,tapi dia baik dan sangat peduli padaku. Aku sayang banget sama Bella.
“Ngapain kamu duduk sendirian di kamar kayak gini. Keluar yuk..Bentar lagi kan di pantai ada pesta kembang api.” ajak Bella sambil duduk di sampingku.
“Males Bel,,”jawabku singkat.
“Karina sayang,ayo..Please.!!Kamu jangan sedih,aku tau ini berat buat kamu.Tapi kamu harus semangat.DIA pasti akan sedih kalau tau kamu kayak gini,” perjelas Bella padaku.
“Gak Bel,aku bukannya sedih.Aku cuma lagi nunggu malaikat turun.Siapa tau malaikat itu bawa pangeran dari surga,” ucapku sambil tertawa.
“Bukannya pangerannya yang lagi nungguin kamu di surga,”celoteh Bella.
Raut wajahku langsung berubah mendengar ucapan Bella yang sangat blak-blakan.Melihat hal itu,Bella mengerti.Dia menyadari bahwa ucapannya tadi mengingatkanku akan sesuatu.
“Maaf ya Rin,aku gak bermaksud ….”ucap Bella dengan perasaan bersalah.
“Udah nyantai aja kali Bel,aku gak kenapa-kenapa kok.”jawabku berusaha tersenyum.
“Beneran? Aku bener-bener minta maaf ya Rin,” ucap Bella kemudian.
“Eh,Bel.Tadi kamu ngajakin ke pantai.Ayo kesana.Bentar lagi pesta kembang apinya dimulai.Ayo Bel..”ajakku pada Bella.
Bella mengangguk setuju. Akhirnya dengan berat hati aku melangkah ke pantai. Aku dan Bella menikmati pemandangan yang ada. Namun,tiba-tiba ingatan satu tahun yang lalu melintas dipikiranku. Saat itu………………………………….
“Karin,aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”ucap seseorang padaku.
“Apaan?”tanyaku bingung.
“Ayo ikut aku,”ajaknya sambil menarik tanganku.
Aku melangkah mengikutinya. Ternyata dia mengajakku ke tepi pantai. Pada saat itu, malam tahun baru. Aku merayakannya bersama teman-teman di pantai dekat rumahku.
“Ngomong apaan sih,kok pake kesini segala. Gelap tau..” tanyaku dengan cemberut.
“Karin,kamu tau sekarang malam apa?”tanyanya balik tanpa memperdulikan pertanyaanku.
“Malam tahun baru lha,kenapa sih?”jawabku kemudian.
Gak tau kenapa, hati ini mulai berpikiran yang macem-macem.Eits,,bukan negatif thinking lho. Cowok yang membawaku ke tempat ini adalah teman sekelasku. Diam-diam aku menaruh hati padanya.Tapi,aku agak jual mahal dan gengsi untuk mengakuinya. Ckckckckck…
“Di malam tahun baru ini.Aku pengen ngungkapin isi hatiku. Aku pengen jujur sama kamu tentang perasaanku selama ini.” Jawabnya sambil memegang erat kedua tanganku.
“Kamu mau ngungkapin apaan?”jawabku tersenyum dan membayangkan apa yang akan terjadi nanti.
“Karina Putri.Udah lama aku jatuh cinta sama kamu. Udah lama aku memendam perasaan ini.Dan aku akan mengakhirinya dengan nembak kamu Rin. Kamu mau gak jadi pacar aku.Jadi pemilik hatiku,jadi bidadariku,pujaan hatiku..Please Rin.”tembaknya padaku.
Aku merasakan suasana yang begitu berbeda. Deg-degan yang begitu hebat, panas dingin yang kurasakan. Akhirnya,penantianku padanya gak sia-sia. Selama ini aku selalu memperhatikannya.Diam-diam aku mencintainya dan berharap agar aku bisa menjadi miliknya.
“Kamu serius?”tanyaku kemudian.
“Serius Karina. Aku bener-bener serius.”jawabnya mantap.
Di tengah-tengah kegelisahanku,terdengar suara temen-temenku berteriak dan menghitung mundur karena tahun baru yang dinanti,tinggal beberapa detik lagi.
“Gimana Rin ?” tanyanya kemudian.
Aku tetap diam terpaku. Suara temen-temen masih terdengar. Tinggal sepuluh detik lagi.
“Aku mau jadi pacar kamu,tapi kamu harus janji.Kamu gak akan ngecewain aku,nyakiti aku,ninggalin aku karena aku juga mencintai kamu…”jawabku penuh harapan.
“Aku janji sama kamu Rin.Jadi kita udah resmi jadian?”tanyanya lagi.
Aku mengangguk.Tepat saat anggukan itu, suara kembang api terdengar begitu meriah. Aku berpelukan dengannya. Pacarku sekaligus pengisi hatiku.Akhirnya harapanku terwujud dan yang begitu menakjubkan adalah Anniversaryku dengannya tepat saat tahun baru tiba.Ternyata dia emang mempersiapkan ini semua.
Kemudian,temen-temenku menghampiri kita berdua.
“Selamat tahun baru guys,semoga ditahun ini kita menjadi lebih baik lagi dan semua harapan kita bisa terwujud.Amin..”ucapku kepada mereka semua.
“AMIN…”jawab mereka serempak.
“Kalian jadian ya ?”tanya Bella padaku.
Aku dan DIA mengangguk. Semua teman-temanku bersorak. Aku hanya tersenyum senang.Tiba-tiba…
DUUUAAARRRR….
Suara kembang api yang cukup mengagetkan kita semua. Namun,kita semua tercengang. Kembang api itu membentuk tulisan di udara.Tulisannya adalah I LOVE YOU.
“Karin,aku sengaja mempersiapkan itu semua buat kamu. I LOVE YOU Karin,” ucap DIA sambil memelukku.
“I LOVE YOU TOO,,”balasku sambil tersenyum.
Romantisnya saat itu. Belum pernah aku merasakan hal seperti itu.
Tiba-tiba….
“Rin,Karin..Kok kamu melamun sih ?” tanya Bella mengagetkanku.
Tenyata aku melamun.Ingatan tentang satu tahun yang lalu melintas dan membuatku melayang jauh. Aku menangis begitu aja. Bella pun panik.
“Karina,kamu kenapa ?” tanya Bella peduli.
“Bel,aku gak sanggup Bel. Aku gak sanggup hidup seperti ini. Ini begitu kejam buatku Bel,aku gak kuat..” jawabku sambil terus terisak.
“Karin,kamu kenapa sih ? kamu ingat DIA ? “tanya Bella lagi.
Aku pun mengangguk.
“Ya udah,aku minta maaf ya Rin.Seharusnya aku gak ngajak kamu kesini.Aku tadi cuma pengen kamu terhibur,kamu bisa ngerayain tahun baru tanpa kesedihan. Aku minta maaf ya.. Ya udah,ayo aku anter pulang,” tcap Bella padaku.
“Bel,aku bisa pulang sendiri kok. Kamu lanjutin aja acaranya. Aku gak kenapa-kenapa kok Bel,” ucapku sambil berusaha tersenyum.
“Gak Rin,aku gak mau kamu nanti kenapa-kenapa,”tolak Bella khawatir.
“Udah lha Bel,aku gak kenapa-kenapa kok.” jawabku sambil pergi.
Sesampainya di rumah, aku segera membanting tubuhku di tempat tidur. Airmata yang terus mengalir tanpa henti membuatku semakin tertekan. Kemudian dari kejauhan terdengar suara kembang api disertai suara hingar bingar orang banyak. Tangisanku semakin menjadi-jadi.
“Kenapa sih kamu tega ninggalin aku ? apa kamu gak kasihan liat aku kayak gini, tersiksa hanya karena kamu,” ucapku kemudian.
Aku terus menangis dan menangis hingga akhirnya aku tertidur.
****
Keesokan harinya, setelah merapikan diri aku pergi ke sebuah radio station. Kegiatanku emang gak banyak, paling banyak menghabiskan waktu di rumah. Tapi untuk mengisi liburan ini, aku tertarik untuk pergi ke radio station, ke tempat kerja salah satu temenku, yaitu Panji. Panji adalah seorang teman yang aku kenal mulai SMP. Ya,termasuk teman dekatku, tapi aku dengan Panji jarang ketemu karena sekarang berbeda sekolah, jadinya gak akrab kayak SMP dulu.
“Hai Karin,jadi juga kamu kesini,” sapa Panji setelah tau aku datang karena kemarin Panji mengajakku ke tempat kerjanya.
“Ya,bosen di rumah mulu.Gak ada temennya,jadinya kesini deh.Hehehe..”jawabku ramah.
“Bella mana? Biasanya kamu sama dia ?”tanya Panji kemudian.
“Bella ke toko buku,” jawabku singkat.
“Kenapa gak ikut ? Biasanya kan kamu yang paling seneng kalau diajak ke toko buku?” tanya Panji lagi.
“Gak mood aku..Gak tau kenapa,”jawabku agak jutek.
Panji terdiam.Sepertinya dia sedang memikirkan apa yang akan diobrolkan denganku.
“Oh ya Nji,kamu mulai kapan sih kerja disini,kok gak bilang-bilang kalau kerja sampingan kayak gini?Beda banget deh kamu dari Panji yang dulu,”tanyaku mencari topik yang dibahas.
“Mulai dua bulan yang lalu Rin.Di rumah aku gak banyak kerjaan,daripada nganggur atau dipake main sama temen-temen aja,mendingan aku kerja disini. Enakkan?? Dapat gaji sekaligus dapat menyalurkan bakat,hehehe..” jawab Panji santai.
Aku baru inget. Bakat temen cowokku yang satu ini memang beda dari temen-temenku yang lain. Walaupun dia dulunya nakal tapi dia punya bakat.Bakat yang berhubungan dengan kesiapan mental dan keberanian untuk berbicara di depan massa.
“Rin,bentar lagi giliran aku. Mau ndengerin curhatan dari pendengar setia.,”ucapnya sambil tersenyum.
“Ya udah,kamu buruan deh siap-siap. Aku mau pulang ya..”ucapku berpamitan.
“Maaf ya,aku gak bermaksud buat ngusir,”ucapnya lagi.
“Nyantai aja lagi Nji,aku ngerti pekerjaan kamu kok,”jawabku sambil melambaikan tangan.
Tertarik hati untuk mendengarkan isi curahan hati seseorang. Setelah sampai rumah, aku segera mendengarkan radio. Suara Panji terdengar begitu jelas. Suara yang membuat hati merasa tenang.
“Okey,buat pendengar setia radio suara remaja,siapa yang ingin curhat tentang pengalamannya, bisa tentang cinta, persahabatan, atau curhat masalah yang lainnya. Bisa menelpon ke nomor ini. +6281*********…”kata Panji kemudian.
Aku segera menelpon nomor yang disampaikan oleh Panji.
“Okey,pendengar setia radio suara remaja, sepertinya ada telpon yang masuk. Ya,langsung saja.Siapa penelpon yang beruntung ini karena bisa berbagi pengalaman kepada kita semua??” tanya Panji padaku.
“Namaku Karina Putri,”jawabku perlahan-lahan.
“Karina Putri ???”ucap Panji terkejut.
“Ya,”jawabku singkat.
“Sepertinya anda adalah teman saya.Hehe..
Okey Karina,anda mau curhat tentang apa ? apa anda punya pengalaman yang siap anda bagi dengan kita semua?”tanya Panji padaku.
“Ya,pengalaman yang begitu pahit dalam kehidupanku.Yang belum pernah aku rasakan sebelumnya dan gak pernah terpikirkan dalam benakku,”jawabku sedih.
“Sepertinya bakal seru nih ceritanya. Anda siap untuk bercerita ??”tanya Panji lagi.
“Ya,”jawabku singkat.
“Okey pendengar radio suara remaja,kita akan mendengar curahan hati dari seorang Karina Putri.Tapi ,tunggu dulu..Ada lagu yang akan menemani kita sebelum memasuki kisah dari Karina nich,” ucap Panji.
Aku termenung mendengarkan lagu yang diberikan oleh Panji. Lagu yang mengingatkanku akan DIA. Aku menyeka airmata yang secara tiba-tiba menetes perlahan.
“Lagu yang begitu menyedihkan..Okey para pendengar setia radio suara remaja, kini saatnya kita mendengar cerita dari Karina Putri.” ucap Panji kemudian.
“Makasih.. Aku akan bercerita pengalamanku yang sangat menyakitkan. Pernah gak kalian ditinggal seseorang yang berarti buat kalian. Ini begitu sulit untuk aku jalani. Awalnya aku sangat bahagia bisa memiliki dan dimiliki oleh DIA.DIA sosok yang begitu mengagumkan,yang bisa membuat hatiku bergetar hebat. Kebahagiaanku dengan DIA hanya sesaat.Memasuki bulan ke sebelas hubungan kami, DIA pergi meninggalkanku. DIA pergi dan gak akan pernah kembali lagi…,”ucapku terputus karena menahan airmata.
“Siapa sosok DIA itu dan kenapa DIA ninggalin kamu ?”tanya Panji penasaran dengan ceritaku.
“Sejak kepergiannya,aku gak pernah nyebut namanya lagi.Aku gak kuat menahan semua ini.Aku udah berjanji gak akan nyebut namanya.Derita yang begitu menyakitkan buatku. Tapi buat kalian,aku akan membuka sedikit tentang DIA. DIA adalah Radit. Cowokku yang meninggal dunia saat DIA ingin menjelaskan semuanya kepadaku.”jawabku berusaha tenang.
“Menjelaskan tentang apa?”tanya Panji lagi.
“Ada orang yang gak suka dengan hubunganku dengan Radit,orang itu berusaha menghancurkannya.Orang itu berusaha membuat aku marah dengan Radit,dan usahanya berhasil.Aku marah dengan Radit karena aku melihat Radit jalan berdua dengan seorang cewek dan mereka sangat mesra. Aku cemburu..
Radit berusaha menemuiku,tapi naas.DIA tertabrak mobil dan tewas di tempat. Aku sangat terpukul. Setelah Radit gak ada,aku tau semuanya.Ternyata Radit dijebak. Aku sayang banget sama Radit.DIA ninggalin aku gitu aja,padahal DIA janji gak akan ninggalin aku,” ceritaku sambil terisak.
“Ya Tuhan,kamu yang sabar ya Karin.Tuhan punya suatu rencana dibalik musibah ini. Cinta itu juga gak harus memiliki.Di surga sana, Radit akan selalu mencintaimu.Insya Allah ya Rin..”ucap Panji dengan penuh perhatian.
“Thanks ya buat kamu dan pendengar yang lain karena udah mau ndengerin curhatanku..”ucapku sambil menutup telpon gitu aja.
Aku gak kuat,aku udah bongkar semua penderitaanku.Aku berharap,setelah aku curhat seperti ini,aku bisa lebih tenang menjalani hidup.
****
Keesokan harinya, Panji menemuiku.
“Panji..”ucapku terkejut saat membuka pintu.
“Hai Karin,”ucapnya tersenyum.
Aku mempersilahkan Panji masuk dan membuatkan minum untuknya.
“Ada apa ya?Tumben kesini kamu Nji ?” tanyaku sambil tersenyum ramah.
“Aku pengen liat keadaan kamu aja Rin,aku khawatir sama kamu setelah kamu curhat kemarin,” jawabnya penuh kekhawatiran.
“@ku gak kenapa-kenapa kok Nji,aku baik-baik aja, Semalem aku emang sedih cerita itu semua,” ucapku murung.
“Aku gak nyangka,temen deketku mengalami itu semua. Kamu kok gak pernah cerita kalau Radit meninggal sih Rin,” ucap Panji minta penjelasan.
“Aku gak mau buka masalah ini Nji.Aku gak mau terus-terusan sedih karena DIA. Aku mohon sama kamu,jangan pernah nyebut nama itu lagi.Please Nji..
Bella sama temen-temenku yang lain udah tau kalau ada yang nyebut nama itu,aku pasti nangis.Aku gak mau nanti mereka bosen liat aku nangis terus,”ucapku tersenyum.
“Oh ya deh,maaf.Kamu pasti kemarin terpaksa kan nyebut nama itu. Aku janji gak akan nyebut nama itu di depan kamu,”ucap Panji berjanji.
“Thanks ya,”ucapku kemudian.
“Sama-sama Rin.Aku mau pulang dulu ya Rin, udah siang soalnya,”ucap Panji berpamitan pulang.
“Oh ya udah Nji,kamu hati-hati ya,”ucapku pada Panji sambil tersenyum.
Panji mengangguk disertai dengan senyuman yang gak jelas.
****
Keesokan harinya aku kembali beraktifitas di sekolah tercinta. Pelajaran demi pelajaran aku ikuti dengan seksama. Setelah aku kehilangan sosok DIA, aku gak konsen belajar. Tapi gak tau kenapa,aku bisa konsen belajar lagi dan kembali menjadi sosok Karina yang dulu.
“Rin, nanti pulang sekolah anter aku ke Mall ya. Aku mau beli sesuatu nich,” ajak Bella yang duduk disebelahku.
“Okey deh,”jawabku setuju.
Sesuai dengan perjanjian kita tadi,sepulang sekolah aku dan Bella pergi ke Mall. Berjam-jam kita menghabiskan waktu disana,sampai tak terasa udah malam.
“Duh Bel,udah malem nich.Aku takut dimarahi sama mamaku,”ucapku khawatir.
“Tapi kan kamu udah minta izin tadi Rin,tenang aja kali.Nanti kalau nyokap kamu marah,biar aku yang dimarahi.Kan kamu cuma nganterin aku,” ucap Bella sok pahlawan.Pahlawan kesiangan sih.Hehehehe…
“Ya dech,”jawabku sambil menghela napas dalam-dalam.
Uuppss…
Tanpa kusadari, aku menabrak seseorang.
“Aduh,aku minta maaf ya.”ucapku tak berani melihat wajah orang yang kutabrak itu.
“Lain kali hati-hati mbak kalau mau jalan, biar gak nabrak-nabrak kayak gini.” ucapnya dengan nada marah.
“Aku minta maaf,,”ucapku sambil melihat wajah orang itu.
Dengan refleksnya,aku terdiam.Orang yang kutabrak ternyata seorang cowok.Mungkin seorang mahasiswa.Gak tau kenapa saat aku menatapnya, nyaman yang kurasakan. Hati ini seakan berdebar-debar gak karuan, melayang-layang ke permadani awan putih berhiaskan bunga-bunga cinta. Waduh…Lebay banget aku ini. Ayo Karin,kembali ke dunia nyata. Aku hanya bisa bermimpi dan mengkhayal.Hufft.. L
Cowok itu pun pergi tanpa menoleh ke arahku.(Lha ngapain juga ya ??Gak nyambung..). Tapi tatapanku gak bisa lepas darinya. Perasaan yang pernah aku rasain sebelumnya dengan( ……. ). Ya,kalian tau lha,aku gak pernah mau lagi nyebut namanya. Aku pun bergegas pulang dengan Bella.
****
Keesokan harinya, Panji mengabarkan suatu hal yang gak pernah kuduga sebelumnya. Dia pindah sekolah dan akan bersekolah di SMA yang sama seperti aku.
“Kamu kok pindah sih Nji ? Kenapa ?? Nanggung lho.Bentar lagi kita juga udah lulus terus ngelanjutin kuliah,”tanyaku penasaran.
“Kamu gak suka ya aku satu sekolah sama kamu ?” Panji balik bertanya.
“Lho,bukannya gitu. Aku seneng kok,kita bisa satu sekolah lagi.Tapi aku pengen tau apa alasan kamu ?”perjelasku.
“Karin sayang, aku pindah karena papaku yang minta itu. Ya emang sih, konsekuensinya besar karena aku belum beradaptasi dengan sekolah ini,tapi Insya Allah aku bisa kok Rin.Asal ada kamu disampingku,” jawabnya dengan tersenyum.
Aku gak mengerti maksud dari ucapan Panji itu apa, tapi aku berusaha untuk positif thinking sama dia karena dia temenku.
“Ya udah.Selamat datang di SMA Putra Bangsa ya Nji,”ucapku memberi selamat.
Panji tersenyum.Aku pun juga tersenyum.Aku,Bella dan Panji bisa deket lagi kayak dulu. Sahabat sejati emang gak bisa dipisahkan walaupun dengan jarak dan waktu. Tapi bagaimana dengan cinta ?? Apa persahabatan bisa hancur karena itu?
Panji dan Bella.Sosok yang begitu aku sayang dan mereka juga begitu sayang padaku. Saling berbagi satu sama lain,seneng bareng,sedih bareng sampai saat suka sama cowok pun bareng. Hehehe.. :-D
Peristiwa itu berlangsung saat aku,Panji dan Bella masih duduk di bangku SMP. Saat itu, aku dan Bella ngefans kakak kelas yang menurut kita keren. Kita selalu membicarakannya dan saling berbagi informasi tentang dia. Tapi,ternyata Bella diam-diam pacaran dengannya. Sebenarnya kita berdua bersaing secara sehat. Aku gak punya niat untuk memilikinya, cuma sekedar ngefans, tapi Bella gak. Dia menyalahartikan perasaanku. Dia bersaing denganku karena ingin memilikinya. Secara gak langsung aku marah dengan Bella karena dia gak cerita sama aku.Walaupun aku gak pengen memilikinya,tapi aku kan punya rasa ke kakak kelas itu seperti halnya Bella.Kali ini aku mengalah demi sahabatku.
Seiring berjalannya waktu, Bella akhirnya putus. Dia diputusin sama pacarnya. Dia menangis dan minta maaf ke aku, dia sadar kalau selama ini hanya teropsesi dengannya. Bella hanya ingin membuktikan padaku kalau dia bisa dapetin cowok terkeren di sekolah . Aku memaafkan Bella dan meminta Bella agar jangan pernah main-main lagi dengan perasaan. Karena apa? Sekali kita mempermainkan perasaan seseorang pasti nantinya kita yang akan dipermainkan.Hidup ini berputar kawan… J
Tipe cowok kita memang sama tapi berbeda dalam segi prinsip. Aku gak mau punya cowok yang gak berprinsip dan memegang teguh imannya. I don’t like it..
Yang sedikit berbeda adalah Panji. Pertama aku ketemu dan kenal dengan Panji, dia sangat berbeda. Cowok yang nakal dan susah di atur. Aku sempat ilfeel sama dia karena dia nakal, tapi tiba-tiba dia berubah akhir-akhir ini. Bertahun-tahun aku mengenalnya sebagai cowok yang bandel dan aku selalu bersikap wajar sebagai teman buat dia,tapi beberapa bulan belakangan ini aku terkejut melihat perubahan sikap dan perilakunya. Dia mau bekerja di radio station, belajar lebih giat, agak pendiam dan itu semuanya membuatku semakin penasaran dengan sosok Panji sebenernya.Tapi gak penting lha, yang penting kan sekarang dia udah berubah,menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. J
****
Semenjak Panji pindah sekolah, persahabatanku dengan Bella dan Panji semakin akrab dan ternyata tanpa kita duga,Panji diam-diam mencintai seorang cewek.
“Nji,siapa sih cewek itu,penasaran aku ??”tanyaku penasaran.
“Masa’ kamu gak tau Rin,”jawabnya penuh tanda tanya.
“Kalau aku tau,gak mungkin kali aku nanya ma kamu,”ucapku sewot.
Panji hanya tersenyum kecut.
“Siapa Nji ???”tanyaku lagi.
Panji gak menjawab, sepertinya dia gak mau memberitahuku siapa cewek yang dia suka. Menyebalkan.. tapi aku tetap menghargai privasinya.
****
“PENGUMUMAN…
UNTUK SEMUA SISWA-SISWI DIHARAPKAN BESOK MEMAKAI SERAGAM OLAHRAGA KARENA BESOK ADA JALAN SANTAI UNTUK MEMPERINGATI HARI GURU.TERIMA KASIH ..”
Senengnya.. Akhirnya ada refreshing juga buat otak. Jalan santai yang sangat kutunggu karena aku bisa menghabiskan waktu bersama teman-teman sebelum memulai pertempuran dengan soal-soal ujian.
Akhirnya hari yang ditunggu untuk jalan santai tiba juga. Walaupun hanya jalan santai biasa, tapi menurut kami kelas XII adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu. Sayangnya Panji tidak bisa ikut,karena tiba-tiba dia sakit. Kasihan Panji..Sehingga aku jalan santai hanya berdua dengan Bella. Eiitss…ternyata jalan santai ini gak hanya untuk sekolah kita aja. Tapi juga SMP,SMA,dan kampus tertentu aja. Hu..Rame banget.Ketemu orang banyak,kenalan-kenalan dan ketemu temen-temen lama yang nggak satu sekolah. J
Jalan santai pun berakhir dengan meriah,tapi setelah jalan santai masih ada games dan acara pensi. Jadinya gak boleh pulang dulu padahal aku pengen njenguk Panji.
“Rin,duduk situ yuk..”ajak Bella padaku.
“Ayo Bel,” jawabku setuju.
Di depan tempat aku duduk, terdapat banyak mahasiswa-mahasiswi duduk-duduk sambil ngobrol bareng.Duh..agak malu sih,tapi disana ada sepupuku.
“Wooiii..”ucapku padanya.
“Lho,Karin..Ngapain kamu?”tanyanya kaget melihatku.
“Main,”jawabku asal-asalan.
Sepupuku cemberut. Aku tersenyum dan melirik kearah temen-temennya yang lain.
Pandanganku tertuju pada seorang cowok yang sedang ngobrol dengan temennya.Aku jadi gak berani memandangnya. Aku tertunduk dan menghampiri Bella.
“Kenapa kamu Rin,kok gitu mukanya?”tanya Bella penasaran.
“Kamu liat cowok di depanku gak? ”bisikku pada Bella.
Bella melihat cowok itu dan segera berbicara padaku.
“Ya,emang kenapa?? Tuh cowok kan yang dulu kamu tabrak waktu di Mall,” ucap Bella padaku.
“Masa’ sih..” ucapku terkejut.
“Cewek ini.”ucapnya sambil mencubitku.
Aku gak memperdulikan cubitan Bella.Aku tetap memperhatikan cowok itu. Ya Tuhan, kenapa hati ini berdebar-debar. Perasaan yang pernah aku rasain sebelumnya dengan DIA. Tatapannya dan senyumannya membuatku terpesona.Bella seakan mengerti apa yang aku rasakan. Dia senyum-senyum gak jelas dan mengajakku pergi.
“Rin, ke kantin yuk..Laper…” ajak Bella padaku.
“Kamu ini,ganggu aku aja. Tapi ayo lha..”jawabku setuju.
Aku mengikuti Bella dengan agak berat hati.
“Bel,dia siapa ya namanya?”tanyaku pada Bella.
“Mana kutahu Rin,aneh kamu.”jawabnya tanpa memandangku.
Duh,aku bener-bener penasaran dengan cowok itu. Kenapa aku tiba-tiba pengen tau siapa dia sebenernya karena apa yang aku rasain bener-bener gak bisa dijelasin dengan kata-kata.
****
“Vika,aku boleh nanya gak ?”tanyaku pada Vika, sepupuku yang kutemui di sekolah tadi.
“Nanya aja,”jawabnya singkat.
“Cowok yang duduk di dekat kamu tadi itu sapa namanya?”tanyaku pengen tau.
“Cowok yang mana Rin,perasaan tadi aku duduk-duduk sama banyak cowok deh?”tanyanya balik.
Uupss..pertanyaan yang kurang spesifik. Aku lupa kalau Vika tadi duduk-duduk dan ngobrol dengan banyak cowok.Jangan salah sangka ya, Cewek yang agak tomboy ini mempunyai banyak temen cowok,tapi dia masih punya norma dan batasan tertentu untuk berteman.
“Cowok manis yang duduk di hadapanku,”jawabku sambil berbaring di tempat tidurnya.
“Hahaha…. Manis??? Eza maksudnya ?” ucap Vika sambil ketawa.
“Kok ketawa sih,ada yang lucu?”tanyaku cemberut.
“Cowok manis. Kamu liat dia sambil merem ya Rin,cowok yang gak ada manis-manisnya dibilang manis.Busyet dah..” jawab Vika sambil terus ketawa.
“Iiih..anak ini. Cowok manis kayak gitu dibilang gak manis,” ucapku agak kesal.
“Halah,ia bukan manis tapi pahit Rin..”ucap Vika sambil terus ketawa.
Aku diam sesaat. Kalau aku lanjutkan perdebatanku dengan Vika,pasti gak ada ujung-ujungnya. Sambil menghela nafas dalam-dalam,aku bertanya lagi.
“Vik,tadi sapa namanya ?? Ozi ??”tanyaku kurang jelas.
“Eza sayang.. Eza Setiaputra. Dia Presiden mahasiswa di kampus. Emang kenapa sih nanya-nanya tentang Eza.Suka ya ???” jawab Vika padaku.
“Cakep bener dia. Sejak ketemu dia,aku terpesona..Eza..eza..”jawabku sambil terus berkhayal.
“GUBRAK…” ucap Vika padaku.
“Dia udah punya pacar belum?”tanyaku lagi.
“Setauku sih belum.Tapi temen-temen ceweknya banyak..Cantik-cantik lagi,” jawab Vika.
“Kalau hanya sekedar temen sih ya gak ada masalah,” ucapku pada Vika.
Ya Tuhan,,kenapa aku segitunya sih sama cowok yang baru aja aku kenal. Nama yang cakep,secakep orangnya.Apa ini artinya aku udah ngelupain DIA dan mencoba membuka hati pada cowok lain?? Aku gak tau. Selama ini,aku gak bisa ngerasain suatu perasaan tulus dengan seorang cowok selain DIA.Tapi kenapa aku bisa ngerasain hal yang sama dengan Eza?
“Menurutku ya Rin,kamu masih gak bisa lupain DIA. Nah,waktu kamu ketemu sama si Eza itu,makanya kamu langsung beranggapan mempunyai perasaan yang sama karena kamu kan baru aja kehilangan DIA.Jadi belum jelas perasaan kamu ini.Jangan cepat beranggapan Rin,hati-hati..”nasehat Bella padaku.
Huu..itu masih pendapat si Bella. Tapi yang lebih mengetahui dan mengerti perasaanku ya aku sendiri bukan Bella,Vika maupun orang lain. Hanya aku dan Tuhan yang tau. J
“ Ya ya Bel, tapi kalau seumpama aku bener-bener suka sama si Eza gimana ? “tanyaku pada Bella.
“Ya bagus lha.Aku dukung kok Rin.Tenang aja..”jawab Bella tersenyum.
Sahabat yang baik.Selalu mendukung setiap keputusan sahabatnya. Bella aku sayang sama kamu.
“Eh Rin,Panji diberitahu gak tentang masalah Eza?”tanya Bella sambil tiduran disebelahku.
“Jangan dulu deh Bel,aku masih agak sebel sama si Panji.Dia main rahasia-rahasiaan segala ma aku,”jawabku sewot.
“Rahasia apa Rin ?”tanya Bella penasaran juga.
“Dia naksir cewek.Tapi gak mau nyebutin siapa ceweknya.Sebel deh.” jawabku cemberut.
“Owh..kirain apaan. Ya dia malu mungkin nyebutin siapa ceweknya,” ujar Bella padaku.
Aku menghela nafas dalam-dalam.
****
Ujian-ujian telah di ambang pintu. Minggu depan kita para siswa kelas XII akan melaksanakan ujian penentu kelulusan yaitu ujian nasional. Aku,Bella,Panji dan temen-temen semua berusaha keras untuk menghadapi ujian penentu dan akhirnya ujian selesai dengan baik.Kebahagiaan terpancar dari raut muka karena telah menyelesaikan semua ujian tetapi masih diselimuti perasaan deg-degan karena menunggu hasil ujian tersebut.
“Akhirnya ya ujian kita udah selesai,” ucap Bella padaku dan Panji saat kita hangout bertiga.
“Ya,seneng aku.Tapi ya deg-degan sih nunggu hasilnya,gimana kalau kamu Nji.Deg-degan gak?”ucapku sambil melirik ke arah Panji yang sedari tadi melamun.
Panji terdiam.
“Panji,kamu deg-degan gak sih ?” ucapku mengulang pertanyaan.
“Hm,apa? Deg-degan? Ya,aku deg-degan sekarang Rin waktu deket kamu,” jawab Panji setengah sadar.
“Maksud kamu Nji ?”tanyaku gak ngerti.
Panji hanya tertunduk. Bella menghampiri Panji seakan mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Panji.
“Panji,saatnya Karin harus mengetahui semuanya,sebelum terlambat.” ucap Bella sambil menepuk bahu Panji.
“Kenapa sih guys ? apa yang kalian sembunyiin dari aku ?”tanyaku penasaran.
“Karin,sekarang waktunya kamu tau semuanya.Panji akan menjelaskan semuanya ma kamu,” jawab Bella padaku.
“Karin, dulu kan aku pernah cerita kalau aku suka sama cewek. Tapi aku gak pernah bilang siapa cewek itu,karena apa? Cewek itu sekarang ada di depan mataku Rin. Aku sangat sayang sama kamu Rin,”ucap Panji sambil memegang tanganku.
“Apaan sih ini Nji. Gak usah bercanda deh,” ucapku sambil menarik tanganku.
“Rin,aku gak bercanda. Aku serius. “ sahut Panji sambil menatapku.
Aku pergi gitu aja.Aku berlari meninggalkan Panji dan juga Bella. Aku terkejut sekaligus gak nyangka. Kenapa Panji bisa punya perasaan itu ke aku ? Aku pikir dia adalah sahabat sejati yang gak akan punya perasaan kayak gini. Sejak kapan Panji punya perasaan itu ? Kenapa aku gak pernah menyadarinya ataupun memperhatikannya. Ya Tuhan,kenapa sahabatku punya rasa ke aku.
****
“Bel,tolong kamu jelasin sama aku tentang semua ini.Ada apa dengan Panji ? Aku yakin kamu mengetahui semuanya,” ucapku pada Bella saat di dalam kelas.
“Maaf ya Rin,aku gak pernah cerita sama kamu karena aku udah janji ma Panji. Aku tau semuanya Rin.Tentang perasaannya,” ujar Bella menjelaskan.
“Terus apa bener semua yang diucapkan Panji kemarin?” tanyaku lagi.
“Semua itu bener Karin.Panji bener-bener serius sama kamu. Dia bener-bener mencintai kamu Rin.” jawab Bella meyakinkanku.
“Sejak kapan Bel? Itu gak mungkin..” sahutku gak percaya.
“Sejak dua bulan terakhir. Dia berubah jadi pendiam juga karena kamu. Semua sikap dan tingkah lakunya dia ubah untuk kamu Rin,” perjelas Bella padaku.
“Gak percaya aku.Bisa jadi dia bohong Bel.Dia kan sahabat kita,gak seharusnya dia punya perasaan kayak gini,” ucapku dengan nada kesal.
“Gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Panji itu cowok,kamu cewek. Kamu dan Panji kenal udah lama banget Rin, kebiasaan mengawali rasa itu.” ucap Bella padaku.
Aku menghela nafas dalam-dalam.Aku masih gak percaya dengan semua ini. Panji berubah karena aku. Selama ini gak ada cowok yang bisa aku ubah sikapnya,termasuk DIA. Aku gak pernah bisa mengubah perilaku DIA yang kurang sopan terhadap orang lain, tapi kenapa Panji bisa berubah ? Aku gak merasa mengubah dia. Apa karena aku gak menyadari semuanya atau memang bukan aku yang mengubahnya ?? Bingung… !
Malam harinya Panji datang ke rumah dengan membawa bunga mawar merah.
“Panji,apa-apaan sih kamu ini.Tumben bawa bunga mawar ?” tanyaku bingung.
“Bunga ini buat kamu Rin.Ini ungkapan perasaanku ma kamu,” jawabnya santai.
“Panji..Panji….. Kamu harus sadar. Kita ini bersahabat. Kamu sohib aku Nji.Gak seharusnya punya perasaan kayak gini,” ucapku marah.
“Terserah kamu Rin,kamu mau menilai aku kayak apaan. Perasaanku gak bisa dibohongi. Apapun akan aku lakukan demi kamu Rin,” ucap Panji yakin.
Aku menutup pintu tanpa menyuruh Panji masuk. Aku bener-bener bingung.Panji bener-bener jahat.Menodai persahabatan dengan adanya cinta. L
****
To be Continued ... :)