Menggunakan
dress selutut dengan rambut tergerai panjang membuatku terlihat cantik hari ini
. Aku pergi ke restaurant yang terletak tidak jauh dari kampus . Dari
luar aku bisa melihat orang tuaku duduk menantiku .
“Mama .. papa ..” sapaku sembari
duduk .
“Wah , anak papa cantik sekali hari
ini . Kebetulan banget ya ma ..” ucap papa tersenyum pada mama .
“Kebetulan apanya pa ?” tanyaku
dengan muka datar .
“Hana ..” ucap seseorang membuatku terkejut
.
Rey bersama kedua orang tuanya
datang dan ikut makan malam bersamaku. Ternyata orang tuaku sengaja
mempertemukanku dengan mereka . Jahat ! Pembicaraan seputar perjodohan
membuatku ingin menjerit . Senyuman , candaan bahkan tawa mereka seakan-akan
membuatku ingin cepat pergi . Aku sendirian , aku terdiam . Aku ingin
mengakhiri ini semua tapi apa daya ? Sampai saat ini kak Arlan ngga ngasih
kepastian apapun dan itu yang membuatku semakin sakit .
“Hana .. jawab Hana ..” suara Rey
membuyarkan lamunanku .
“Hm, kenapa kak Arlan?” ucapku
spontan .
Seketika itu semuanya saling
berpandangan heran .
Aku sudah ngga kuat , aku berdiri
dan kemudian berlari keluar dengan mata berkaca-kaca .
“Hana , tunggu Hana ..” kejar Rey kuhiraukan
. Aku terus berlari sampai akhirnya langkahku terhenti . Apa yang aku lihat di
depan mataku lebih lebih lebih menyakitkan daripada perjodohan itu .
Aku melihat kak Arlan jalan dengan
seorang cewe . Cewe itu menggandeng tangannya dan mereka terlihat mesra .
Airmataku menetes perlahan . Kak Arlan berjalan
mendekat dan begitu terkejutnya dia ketika melihatku .
“Ternyata semuanya terjawab sudah .
Pertanyaan yang mengganggu pikiran dan hatiku terjawab sudah ! Aku cewe tolol !
Aku cewe bodoh ! Bodoh !” teriakku sambil menangis .
“Hana .. dengerin dulu ..” ujar kak
Arlan menenangkanku .
“Kamu jahat sama aku ! Apa maumu
selama ini hah ? Cuma mempermainkan perasaan seorang mahasiswa baru ? Iya ?
Kamu anggap aku anak bawang yang dengan mudah dimainin ? jahat kamu ! Aku
nyesel cinta sama kamu !” ucapku berlari meninggalkannya .
“Hana ….” teriak kak Arlan mengejarku
namun pukulan Rey mendarat di pipinya .
Cewe yang bersama kak Arlan segera
berteriak . Aku menoleh dan melihat Rey memukuli kak Arlan .
“Rey , jangan Rey .. Rey ..” ucapku
berlari ke arah mereka .
BRAKKKKKKKK !
Sebuah mobil melaju dengan
kencangnya.
*****
Kecelakaan itu membuatku mengalami amnesia , karena benturan yang
hebat di bagian kepala . Aku tak ingat apapun , aku tak mengingat apapun .
Semuanya terlupa begitu aja . Apa yang terjadi denganku memang sudah ada yang
mengatur , mungkin skenario ini akan menyembuhkan hatiku yang sakit ,
melumpuhkan ingatanku tentang semuanya terlebih dengan orang yang telah menyakitiku
.
Berbulan-bulan aku cuti kuliah
karena harus menjalani masa pemulihan . Berbulan-bulan aku belajar untuk
mengenali satu persatu orang yang ada di hidupku dan mengingat-ingat hal apa
yang telah terjadi padaku . Semakin aku mengingat , rasa sakit menyerang kepala
. Papa, mama , kak Tio dan Dira selalu melarangku untuk mengingatnya . Yang ada
di ingatanku sekarang , tokoh utama itu adalah Rey karena hanya dia yang selalu
menemani hari-hariku . Namun , tak ada
getaran yang kurasakan . Tatapan Rey , senyuman bahkan sikapnya tak ada yang
membuat hatiku bergetar . Senyuman yang dulu selalu aku tebar ke semua orang ,
kini sudah tidak ada lagi . Rasanya aku ingin menangis , rasanya aku tak
mampu tersenyum , tapi aku ngga tau apa
penyebabnya . Aku tak mampu mengingatnya.
Keluargaku juga memutuskan untuk
pindah dari Bandung agar lebih dekat denganku dan bisa merawatku setiap waktu .
“Hana , hari ini kan kamu udah mulai
kuliah . Mama anter ya ?” pinta mama padaku.
“Apaan sih ma , kayak anak kecil aja
. Aku bisa sendiri kok.” Tolakku sambil mengambil tas.
“Kamu tau temen-temen kamu kan ?”
tanya mama khawatir .
“Ma , temen-temenku aja udah njenguk
. Otomatis aku tau lah apalagi sama Sasa . Jadi mama jangan khawatir ya ,”
jawabku mencoba tersenyum .
Hari pertama kuliah dengan ingatan
yang baru .
“Hana … kangen kamu …….” ucap Sasa
sembari memelukku .
“Aku juga Sa ..” sahutku membalas
pelukannya .
Aku dan dia berjalan dengan
mengobrol kesana-kemari . Tiba-tiba ada cowo yang menyapaku .
“Hai Hana . Udah sembuh ya ?”
sapanya manis .
Aku terdiam . Siapa dia ?
“Oh ya , kamu pasti ngga inget aku
kan . Aku Dimas . Kakak tingkat kamu .” ucapnya tersenyum .
Aku segera membalas senyumannya
dengan perasaan bingung . Kemudian aku dan Sasa pergi .
“Sa , Dimas siapa sih ?” tanyaku
pada Sasa .
Dengan perasaan ogah-ogahan , Sasa
menjelaskan .
“Itu kakak tingkat kita . Dulu kamu
pernah suka sama dia Han , huuu .. kayak orang gila tau ngga ! Tapi setelah
kamu tau kalo dia punya cewe , kamu move on deh . Udah , cuma gitu aja kok. “
perjelas Sasa mengedipkan sebelah matanya .
“Move on ? terus aku suka siapa ?”
tanyaku penasaran dengan apa yang terjadi .
“Engghh , ngga penting deh . Ayo
agak cepet Han , kurang lima menit udah masuk nih.” jawab Sasa mempercepat langkahnya
.
Kemudian langkah Sasa menjadi lambat
setelah dia melihat ada sosok itu berjalan mendekat .
“Sa , jawab dong . Habis itu aku
suka sama siapa ?” tanyaku pada Sasa lagi .
Sasa tak menjawab . Kemudian sosok
itu berjalan melewatiku . Aku menatapnya dan tiba-tiba hati bergetar untuk
pertama kalinya semenjak kecelakaan itu . Mataku tak bisa lepas dari dirinya ,
deg-degan yang kurasa dan ngga tau kenapa senyumanku terkembang tanpa beban .
“Sa .. siapa itu ?” tanyaku padanya
. Sasa terkejut setengah mati , dia ngga bisa berkata apapun .
“Ke ..kenapa Han ?” tanyanya balik .
“Gapapa sih , nanya aja . Siapa sih
?” tanyaku sambil senyum-senyum ngga jelas .
“Cowo ngga penting .” jawabnya jutek
.
Aku terdiam mendengar jawaban Sasa .
Aku terus mencari skenario apa yang sempat terlupa dari memori .
Yang kutahu sekarang adalah aku pernah suka dengan kakak tingkat yang bernama
Dimas . Setelah itu Sasa bilang kalo aku move on, dengan siapa ? Apa dengan Rey
? Tapi kenapa aku ngga bisa merasakan apapun padanya .
Kemudian aku memperhatikan buku pink
yang ada di atas meja . Buku apa itu ? Apakah itu diaryku ?
Aku membaca tulisan yang ada di
dalamnya . Ada tokoh yang bernama Arlan . Siapa itu ? Tiba-tiba kepalaku sakit
. Sakit sekali . Aku mencoba menahannya dan mencoba mengingat siapa Arlan itu .
Sekilas seraut wajah muncul dalam pikiran . Wajah itu adalah cowo yang aku
temui tadi siang . Ya , cowo yang membuat hatiku bergetar . Apakah itu Arlan ?
Seketika itu semuanya menjadi gelap
.
****
Orang
pertama yang aku lihat adalah kak Dimas . Nah loh ..
“Hai
Hana , aku seneng ngeliat kamu udah siuman ,” ucapnya tersenyum . Kak Dimas
memang mempesona , tapi kenapa biasa aja rasanya ya ?
“Kamu
kok bisa ada disini sih ?” tanyaku sambil berusaha duduk .
“Sayang
, udah sadar . Tadi Dimas maen ke rumah , mau ketemu kamu . Eh waktu mama buka
kamar kamu , kamunya pingsan . Yaudah Dimas deh yang nemenin kamu sampai
sekarang.” sahut mama yang baru masuk ke kamar .
Aku
merasa bingung dengan semua ini .
“Tante
, Hana kan udah siuman . Saya pamit dulu ya , kapan-kapan aja saya maennya .
Sekarang biar Hana istirahat dulu.” ucap kak Dimas pamit diri.
“Oh
, iya Dimas . Rumah ini selalu terbuka untuk kamu kok.” ucap mama tersenyum.
“Hana
, cepet baikan ya . Aku pulang dulu.” ujar kak Dimas meninggalkan kamar .
Kemudian
mama cepet-cepet mendekatiku .
“Sayang
, mama rasa Dimas suka kamu deh.” terka mama tersenyum .
“Apaan
sih ma , Hana ngga suka .” bantahku cemberut.
“Ngeliat
sikapnya loh , lagian dia kakak tingkat kamu kan ? Ngga mungkin dong dia datang
tanpa ada apa-apanya, ini juga kali pertamanya dia kesini kan,” ucap mama lagi.
“Ma
, sebenernya mama itu pengennya aku sama siapa sih ? Rey apa kak Dimas ?”
tanyaku bingung .
“Ya
emang sih sayang mama jodohin kamu sama Rey , tapi setelah kecelakaan itu mama
jadi mikir-mikir. Kayaknya kamu emang ngga memilih Rey .” ucap mama menyesal.
“Mama
, Hana ngga mau Rey maupun kak Dimas . Titik.” bantahku lagi .
“Terus
siapa ?” tanya mama seolah-olah menantangku .
Aku
menggeleng pelan .
*****
Sasa
terkejut ketika aku bercerita kalo kak Dimas datang ke rumah . Aku pun bertanya
siapa Arlan itu ? Sasa akhirnya menceritakan siapa Arlan itu . Aku menangis
mendengar ceritanya . Ternyata orang yang berpapasan denganku itu adalah kak
Arlan , orang yang aku cintai .
Tiba-tiba
..
“Hana
..” panggil seseorang .
Aku
dan Sasa menoleh ke arah datangnya suara . Aku tercengang , yang memanggilku
adalah kak Arlan . Walaupun aku tak mengingat apa yang telah aku lakukan
bersamanya , tapi rasanya aku merindukan sosok ini.
“Hana
, aku pengen ngomong sesuatu sama kamu . Ikut aku ya ..” ajaknya lembut . Aku
mengiyakan dan mengikutinya . Sasa tersenyum melihatku pergi bersamanya .
“Kemana
ini kak ?” tanyaku padanya .
“Ikut
aja ya . Ayo naik ..” jawabnya tersenyum .
Motor
pun melaju dengan kecepatan sedang , ngga tau kenapa aku tersenyum bahagia.
Tiba-tiba aku merasa kalo aku pernah mengalami hal seperti ini .
“Hana
, pegangan ya . Agak ngebut ini .” ucapnya tanpa menoleh ke belakang .
Tanpa
menjawabnya , aku melakukan hal itu .
Dari spion motor sekilas terlihat kalo kak Arlan sedang tersenyum .
Kak
Arlan membawaku ke suatu tempat yang belum pernah aku datangi sebelumnya
ataukah sudah aku datangi namun sayangnya aku lupa .
“Ayo
..” ajaknya sambil menggandeng tanganku . Aku mengikutinya tanpa banyak
bertanya .
Jalannya
menanjak . Pepohonan dimana-mana dan udaranya juga mendadak menjadi dingin .
Tempat apa ini ? Seperti bumi perkemahan atau semacamnya . Kita terus berjalan
tanpa adanya suara . Genggaman tangannya juga seakan semakin erat , hatiku
berdebar hebat dan senyuman terus terhias di bibir . Beberapa menit berjalan ,
akhirnya kak Arlan berhenti. Kemudian menatapku tajam .
“Hana
, kamu inget tempat ini ?” tanyanya terus menatapku .
Deg
.. deg .. Deg .. deg ..
Aku
melihat sekeliling kemudian menggeleng .
“Tempat
ini adalah saksi bisu dimana aku menyadari kalo aku jatuh cinta dengan
seseorang . “ jawabnya tersenyum . Aku terdiam .
“Dan
tempat ini juga yang akan menjadi saksi untuk kedua kalinya dimana aku akan
mengungkapkan seluruh perasaanku padanya. “ lanjut kak Arlan serius .
“Maksud
kakak ?” tanyaku bingung .
Tiba-tiba
kak Arlan memelukku erat .
“Hana
, aku mencintaimu . Sudah lama aku memendam rasa ini . Bodohnya aku ketika aku
ngga nyadari ini semua . Bodohnya aku ketika aku lebih memilih logikaku
daripada perasaanku. Maafin aku . Aku baru menyadari ini semua . Waktu kamu
ngeliat aku jalan sama cewe, kamu salah kalo mengartikan aku mempermainkan
perasaan kamu . Memang benar dia adalah mantanku yang udah buat aku susah jatuh
cinta lagi . Dia datang seakan pengen kembali , dia ngajak jalan dan aku
mengiyakan . Tapi setelah itu aku nyadar kalo aku jatuh cinta sama kamu . Aku
sayang kamu , aku cinta kamu . Maafin aku Hana , aku bodoh .” perjelasnya
meneteskan airmata .
Penjelasan
kak Arlan membuatku terkejut. Ingatan demi ingatan muncul . Hujan , pelukannya
, bertemu Rey , perjodohan , kak Arlan dengan cewe lain bahkan tabrakan itu .
Kepalaku mendadak sakit dan aku menjerit melawan sakit itu .
“Hana
, kamu kenapa ?” tanya kak Arlan panik .
“Sakit
kak sakit ..” jawabku menangis .
Kak
Arlan membaringkanku ke rerumputan dengan muka yang terlihat panik.
Kemudian
semua menjadi gelap .
*****
Di
alam bawah sadarku , aku mengalami hal yang pernah terjadi dalam hidupku . Dari
awal aku suka kak Dimas , bertemu kak Arlan , jatuh cinta dengan kak Arlan
sampai tabrakan itu rasanya terputar kembali dalam memori. Seakan-akan aku
mengalami hal itu lagi . Kemudian teriakanku membuyarkan semuanya .
“Kak
Arlannnnnnnnnnnnnnnnnn…….” Teriakku lantang .
Aku
bangun dan terkejut ketika aku sadar kalo aku ada di sebuah rumah .
“Kak
Arlan .. kak …” teriakku mencarinya .
“Mbaknya
udah bangun toh. Mas tadi keluar mbak , sekarang mbaknya di rumah saya . tadi
mbaknya pingsan lama banget.” sahut seorang ibu , sang pemilik rumah .
Aku
menghiraukannya dan keluar mencari kak Arlan .
“Kak
Arlan .. kak …”
Aku
berlari mencarinya . Aku berlari dan berlari .
“Hana
..” teriak seseorang berlari menghampiriku .
Dia
mendekat dan aku memeluknya . Aku memeluknya . Aku memeluknya.
“Kak
, jangan tinggalin aku . Aku ngga mau kehilangan kakak .. “ ucapku menangis .
“Aku
janji ngga akan ninggalin kamu . Aku janji .” sahutnya mantap .
“Sekarang
aku inget semuanya kak .” ucapku terus menangis .
Kak
Arlan seakan tak percaya . Kemudian dia menatapku .
“Kakak
.. aku inget waktu kamu marah-marahin aku , waktu kamu nyulik aku , waktu kamu
meluk aku pertama kali . Aku inget semua .” perjelasku tersenyum .
Kak
Arlan meneteskan airmata kemudian memelukku lagi .
Seakan-akan
Tuhan memang mempersiapkan skenario ter-so sweet untukku . Tiba-tiba hujan
turun dengan derasnya . Kak Arlan dan aku tetap berpelukan ditengah guyuran air
.
“Aku
suka hujan ..” ucapku tersenyum .
*****
Setelah
kejadian itu , kebahagiaan selalu menyertaiku dan kak Arlan . Aku menjelaskan
kepada papa dan mama tentang semuanya, mereka pun mengerti.Rey adalah bagian
masa lalu . Memang dulu aku mencintainya tapi rasa itu pudar juga seiring
dengan sikapnya kepadaku . Tapi aku tak menyesal mencintai Rey . Ada
pembelajaran yang aku dapatkan yakni aku dapat belajar sabar dalam
mempertahankan sebuah rasa . Kak Dimas juga menjadi bagian dari masa lalu . Dia
memang mempesona tapi aku baru menyadari kalo perasaanku hanya sebatas kagum
belaka . Darinya aku bisa belajar bagaimana menjalani hidup dengan sebuah rasa
suka ditengah sikapnya yang cuek , tak peduli seakan tak menganggapku ada .
Walaupun mereka berdua akhirnya mencintaiku tapi pilihanku tetap pada satu
orang yaitu kak Arlan . Pembelajaran yang aku dapatkan dari Rey dan kak Dimas
bersatu untuk tetap mempertahankan kak Arlan , apalagi karena aku mencintainya
. Selain itu aku juga bisa menemukan siapa yang benar-benar berada di dalam
hatiku. Secuek , sejutek , sekasar apapun
dia , aku tetap mencintainya hari ini , besok dan selamanya :) Tuhan memang
baik . Memberikan banyak cobaan tapi tetap saja ada kebahagiaan di akhir cerita
. KeajaibanNya hadir mewarnai kehidupanku dan kak Arlan . Aku menemukan aktor
utama dalam skenario hidupku dan aku menyukai apapun skenario itu.
THE END