Tiba-tiba
pandanganku dan pandangan Raka bertemu.Hu…ada guncangan hebat didalam
hatiku.Raka tersenyum kepadaku dan aku juga tersenyum kepadanya.Aku segera
menyadarinya saat temennya Raka mengolok-olok kita berdua.
“Cye…cye…
Senyum-senyum nich ye,”ucapnya tertawa.
“Apaan sich,”ucapku tersipu malu.
“Raka,diajak jalan bareng dong Velisnya,,,”ucapnya
lagi sambil tertawa.
Aku bener-bener malu abis.Rea dan
Rinda hanya tersenyum gak jelas.Raka malu juga saat itu.Tiba-tiba aku teringat
akan Fendi.Kemana ya dia? Dari tadi aku gak liat dia sama sekali.Dan agak jauh
dibelakangku,Fendi berjalan dengan temen-temennya.Dia terlihat marah dan
cuek.Kenapa ya? Apa karena aku jalan beramai-ramai dengan Raka dan
temen-temennya.Aku jadi gak bersemangat deh…
Setelah jalan santai,aku segera
mencari tempat yang sepi untuk menenangkan diri.
“Lis,kamu kenapa?”tanya Rea yang
menghampiriku.
“Untuk sekarang ini.Aku mohon,jangan ganggu
aku dulu.Rea,aku cuma pengen sendiri,”jawabku cuek.
Rea kemudian meninggalkan aku.Angin
sepoi-sepoi membuatku lebih fresh.Aku gak enak dengan Fendi.Apa jangan-jangan
dia tersinggung karena kejadian tadi??
“Hai..”sapa seseorang dibelakangku.
Aku gak menyahuti kata-kata dia.
“Hai cewek,”sapanya lagi disertai tepukan
halus di pundakku.
“Jangan ganggu aku,”teriakku sambil melihat
kearahnya.
“Fendi,”ucapku kaget.
“Kok marah-marah sih ke aku,aku jadi takut,”godanya
sambil duduk disebelahku.
“Maaf Fen,aku kira tadi
temen-temenku,”ujarku tersenyum.
“Boleh gak aku temenin?”pintanya kemudian.
“Ya,”jawabku singkat.
Aku ngobrol dengan Fendi disertai
dengan canda tawa.Aku bener-bener nyaman deket dengannya.
“Lis,aku mau kasih kamu sesuatu,”ucapnya
sambil membuka tasnya.
Dia memberi aku sebuah kalung dengan
gambar liontin empat hati yang dirangkai menjadi satu menjadi bentuk sebuah
bunga.
“Kamu simpen dan kamu pake ya,”pintanya
sambil memakaikan kalung itu.
“Terima kasih Fen,”ujarku tersenyum.
Fendi bener-bener tau gimana caranya
membuat seorang cewek merasa nyaman didekat dia.Tiba-tiba aku terkejut melihat
tangannya.
“Fendi,kenapa tangan kamu.Kok ada bekas
goresan-goresan kayak gini?”tanyaku mulai khawatir karena goresan-goresan itu
dibuat dengan jarum.
“Ini bukti ketulusanku Velis.Kamu
tau,goresan-goresan ini membentuk kata.Ini coba kamu baca sendiri?”pintanya
sambil menunjukkan padaku.
“Velisya Forever,”bacaku terkejut.
“Ya,aku akan mencintai kamu selamanya
Velis.”ucapnya membuatku terharu.
“Terimakasih ya Fendi,”ujarku tersenyum.
Aku memandanginya dengan perasaan
terharu. Dia juga memandangku dengan perasaan penuh arti.
“Oh ya Lis,nanti kita jalan bareng
yuk.”ucapnya mengagetkanku.
“Na..nanti aku gak bisa,”ucapku
terbata-bata.
“Kenapa?”tanyanya lagi.
“Ada acara Fen,”jawabku gugup.
Aku paling gak mau kalau diajak
jalan bareng sama Fendi,karena aku udah janji kalau jalan barengku yang pertama
hanya untuk Raka. Fendi kecewa banget,tapi mau gimana lagi.Aku bener-bener gak
bisa.
Malam harinya,kak Chikko bilang ke
aku kalau Fendi itu nakal dan nakalnya udah melampaui batas.Tapi aku gak mendengar
kata-kata kak Chikko.Aku percaya sama dia.Tiba-tiba handphone berdering.Ternyata
Raka nelpon aku.
“Halo..”sapaku.
“Hai Velis,”ucapnya kemudian.
“Ada apa.Tumben telpon?”tanyaku basa-basi.
“Aku cuma mau curhat Lis sama kamu,boleh
ya?”pintanya.
“Emangnya mau curhat tentang apa?”tanyaku
masih gak ngerti.
“Curhat tentang Liana,”jawabnya singkat.
“Apa?Maaf ya Raka.Aku gak bisa ndengerin
curhatan kamu,”ucapku meminta maaf.
“Kenapa Lis?”tanyanya bingung.
“Ya gak kenapa-kenapa.Aku sibuk,”ucapku
marah.
“Please…”pintanya kemudian.
“Ya ya..”ucapku setuju.
“Gini Lis,aku mau mutusin Liana,”ucapnya
perlahan-lahan.
“Lho,emangnya kenapa?Kok diputusin..”tanyaku
bingung.
“Dia udah duain aku Lis,dia udah manfaatin
aku,padahal aku udah kasih semuanya buat dia,tapi balasannya gini,”perjelas
Raka sedih.
“Sabar ya Raka,kamu jangan tergesa-gesa buat
keputusan.Pikirin dulu matang-matang,jangan sampai keputusan kamu bisa
ngehancurin diri kamu sendiri dan nantinya kamu bakal nyesel dengan keputusan
kamu,”ucapku memberi nasihat.
“Aku udah mantap Velis,aku udah pikirin
semuanya,aku udah pikirin ini karena aku gak mau jadi sapi perahnya Liana terus,”ujarnya
mantap.
“Ya kalau itu keputusan kamu,aku selalu
dukung kok.Aku berharap kamu akan dapet cewek yang bener-bener bisa ngerti kamu
apa adanya ya.,”ucapku memberi nasihat.
Kenapa ya?Saat aku bersama dengan Fendi,Raka
putus dengan Liana.Kenapa gak sejak kemarin-kemarin aja.Tapi aku harus
konsisten dengan hubunganku.Aku gak mau nyakiti dia yang begitu tulus
mencintaiku.
Keesokan harinya,Raka ketemuan
dengan Liana ditaman.
“Lian,aku ngajak kamu ketemuan karena ada
yang mau aku omongin empat mata sama kamu,”ucap Raka memulai pembicaraan.
“Emang mau ngomong apa Raka?”tanyanya
penasaran.
“Kita putus Lian,”ucap Raka singkat.
“Lho,Raka.Kamu gak bisa gitu dong,kenapa
kamu mutusin aku gitu aja,kasih aku alasan yang jelas,”pinta Liana gak terima.
“Kamu nyadar gak sih,kamu udah buat aku
kecewa.Kamu duain aku kan?Aku udah kasih semuanya sama kamu,tapi apa
buktinya?Kamu duain aku Lian,”perjelas Raka tegas.
“Maafin aku Raka,tapi aku mohon.Jangan
putusin aku,”pintanya lagi.
“Denger ya.Demi kamu Liana,aku udah
nyia-nyiain orang yang bener-bener serius sama aku,orang yang sayang aku apa
adanya,tapi Tuhan sekarang membukakan mataku.Kita harus putus,”ucapnya sambil meninggalkan
Liana.
Liana marah-marah.Pot bunga yang ada
ditaman dipecahin semua.
Malam harinya,Raka telpon aku.Dia
kasih tau aku kalau dia mutusin Liana tadi siang.Aku kaget dan gak nyangka dia
bisa berbuat begitu.Tapi semuanya terlambat,semuanya terlambat.
“Lis,aku kan udah mutusin Liana,sekarang gantian
dong.Buktiin kalau kamu juga sayang sama aku,”ucapnya kayak gak punya dosa.
“Raka,gak bisa gitu.Kamu tau,semua udah
terlambat.Kenapa kamu mutusin Liana sekarang,gak kemarin-kemarin aja kalau kamu
serius sama aku.Kamu mutusin Liana karena dia selingkuh kan,itu bukan
bukti?Lagian aku udah punya Fendi dan aku harus konsisten,”ucapku panjang
lebar.
“Maafin aku Lis,tapi mungkin ini kesempatan
kita buat nyatuin hati kita,”ucapnya lagi.
Aku bener-bener bingung dengan
sikapnya Raka.Aku matiin telponnya.Aku bener-bener gak tau lagi dengan
perasaanku.
Keesokan harinya, Fendi datang
kekelasku.Saat itu guru-guru sedang ada rapat.Dikelas cuma ada aku, Fendi,Neisya
dan sang pacar,Vano.Aku ngobrol-ngobrol dengan Fendi dengan penuh kebahagiaan.
“Lis,aku gak mau kebahagiaan ini cepet
berlalu,”ucapnya sambil memegang tanganku.
“Kamu gak boleh ngomong gitu,”ucapku
tersenyum.
“Tapi beneran,aku takut Lis,”ucapnya takut.
“Tuhanlah yang bisa menentukan,”ucapku
terdiam.
Aku diam beberapa saat dan baru
tersadar saat Fendi tiba-tiba mencium tanganku.Secara gak langsung aku
menjerit.Neisya dan Vano sampai terheran-heran.
“Kenapa Lis?”tanya Neisya kemudian.
“Oww..Gak kenapa-kenapa kok,”ucapku tersipu
malu.
Aku segera mencubit Fendi.Dia
pura-pura kesakitan.Aku agak bete sama dia.
“Velis,marah ya?”tanya Fendi kemudian.
“Iih…kamu sich.”ucapku cuek.
“Maaf deh tuan Putri,aku kan sayang sama
Putri Velisya,”ucapnya tersenyum.
Suatu kebahagiaan yang sangat sulit
aku ungkapkan.Aku bener-bener bahagia dengannya walaupun dia gak perfect tapi
aku yakin cintanya ke aku bener-bener perfect.
Suatu hari,kak Chikko memberikan
informasi yang sangat mengejutkanku.Aku mendengar info dari kak Chikko dengan
mata berkaca-kaca.
“Lis,aku denger suatu info tentang Fendi.Tapi
jangan kaget ya?”ucap kak Chikko serius.
“Emang apaan sih kak?”tanyaku penasaran.
“Bener kataku Lis,kali ini kamu harus
percaya 100% sama omonganku.Fendi itu nakal Velis,dia suka merokok,suka tawuran
dan dia juga pernah minum,”ujar kak Chikko bener-bener membuatku kaget.
“Kakak gak bohong kan?”tanyaku dengan mata
berkaca-kaca.
“Sumpah Lis,banyak anak-anak yang bilang ke
kakak.”ujarnya sungguh-sungguh.
Gak ada kata-kata lagi yang bisa aku
ungkapin saat itu.Aku bener-bener kecewa.Aku menangis dipelukan kak Chikko.Air
mataku semakin deras jika mengingat lagi kenangan-kenangan bersama Fendi.
Keesokan harinya,aku segera minta
penjelasannya.
“Fen,aku mau ngomong serius sama
kamu,”ucapku dengan nada yang dingin ke dia.
“Mau ngomong apa sih?”tanyanya pengen tau.
“Kamu tau,aku kecewa banget sama kamu ,”ucapku
serius.
“Kecewa kenapa sich?”tanyanya gak mengerti.
“Kamu harus nyari tau apa yang udah buat aku
kecewa.”ucapku sambil pergi.
Aku pergi menemui Rea dan Rinda.
“Lis,kamu kenapa?”tanya Rea penasaran.
Aku menjelaskan semuanya dan mereka
berdua hanya bisa geleng-geleng kepala.Tiba-tiba Fendi menghampiriku..
“Velis,aku mau ngomong,”ajaknya menjauh dari
Rea dan Rinda.
“Ngomong apa?kamu udah tau kenapa aku
kecewa?”tanyaku padanya.
“Karena aku nakal,”jawabnya mengakui
semuanya.
“Cewek mana sih yang suka kalau cowoknya itu
nakal sampai berani minum segala pasti sebagian besar dari cewek-cewek yang ada
itu gak suka termasuk aku.”ujarku tegas.
“Maafin aku Lis,maafin aku..”sahutnya
meminta maaf.
Aku gak memperdulikan Fendi.Aku
pergi meninggalkan dia tanpa memberikan maaf dan sepatah katapun.Hati ini
bener-bener remuk.Semalaman aku gak bisa tidur karena aku mikirin kelakuannya,tapi
jujur hati ini mudah buat maafin dia,walaupun rasa kecewa ini masih ada.
Keesokan harinya saat aku sedang
baca buku sendirian, Fendi narik-narik tanganku kebelakang kelas dengan muka
yang marah dan penuh dengan kekecewaan.Dan dia pun marah-marah gak jelas ke
aku.
“Kenapa kamu marah-marah kayak gini ke
aku?”tanyaku bingung.
“Inget ya,ini gak ada sangkut pautnya dengan
masalah kemarin,tapi ini ada kaitannya dengan Raka,”jawabnya mengejutkanku.
“Raka?Ada apa ini,”tanyaku penasaran.
“Kamu tau Lis,aku sayang banget sama
kamu,tapi apa balesan kamu ternyata cewek yang aku cintai tega buat aku sebagai
pelarian cintanya,”jawabnya marah-marah.
“Ya Tuhan,dari mana kamu dapat pikiran kayak
gitu?”sahutku bingung.
“Kamu gak perlu tau Lis,cukup kamu jujur aja
ke aku,”bentaknya emosi.
“Hei Fendi,kamu tau.Kalau kamu gak beritahu
siapa yang bilang kayak gitu,aku gak bakalan jujur sama kamu,”bentakku padanya.
“Okey..okey…Yang bilang ke aku itu temen
Raka sendiri,namanya Doni.Pasti kamu tau kan Lis,dia bilang gini ke aku ‘Kasihan kamu Fen,dijadiin pelarian sama
Velisya,padahal semua orang juga tau kalau Velisya sayang banget sama Raka’
. apa aku gak marah dan tersinggung digituin,pikir dong Lis gimana perasaanku!!!,”perjelasnya
panjang lebar.
“Gini
ya Fen,kamu tau.Ada benernya ucapan Doni kalau aku emang sayang sama Raka jujur
sayang banget.Tapi setelah aku tau gimana rasanya dicampakkan dan gak dihargai
sama sekali,aku jadi sadar cinta itu gak harus memiliki.Semenjak kamu nembak
aku,aku ngerasa kalau kamu bisa bahagiain aku.Aku tuh mencoba Fendi,aku mencoba
buat mencintai kamu dan aku bisa tapi Raka tetep ada didalam hatiku.Maaf,aku
punya dua hati,”perjelasku sambil meneteskan air mata.
“Sama aja Lis,intinya kamu udah jadiin aku
pelarian,”ucapnya membantah.
“Gak,kamu sangat salah.Kalau aku cuma jadiin
kamu pelarian,gak mungkin aku bisa mencintai kamu dan aku gak ada maksud sama
sekali buat jadiin kamu pelarian,”ucapku serius.
“Kamu tega,”ucapnya marah-marah.
“Hei, harusnya kamu juga nyadar kalau kamu
juga tega sama aku.”ucapku marah-marah juga.
“Okey.Kamu mau putus apa gak?”bentaknya
emosi.
“Ya,kita putus,”ucapku meninggalkan Fendi.
Aku segera mencari tempat untuk
menyendiri.Rea dan Rinda yang sedang mendapatiku menangis sendirian segera
menghampiriku.
“Velis,kamu kenapa?”tanya Rea memegang
bahuku.
“Iya,kamu kenapa Velis,kok nangis?”tanya
Rinda juga.
“Aku putus,”ucapku berat.
“Lho,kok bisa?”tanya Rea terkejut.
Aku menjelaskan duduk
permasalahannya.Aku hanya bisa menerima nasib.Sulit buatku melupakan semua
kenanganku dengan Fendi . Tapi semua udah menjadi abu dan gak mungkin bisa
kembali.
Malam harinya,aku marah-marah ke
Raka tentang omongan Doni.
“Raka,gimana sih Doni itu.Kenapa dia bilang
yang gak-gak tentang kita berdua ke Fendi,”ucapku marah-marah saat dia nelpon
aku.
“Lho,emangnya dia bilang apa Velis?Aku gak
tau apa-apa,”sahutnya tak mengerti.
Aku menjelaskan semuanya ke Raka.Dia
juga terkejut mendengar ceritaku.
“Lis,maafin aku.Kamu jangan marah-marah ke
aku,aku gak mau kamu benci aku Lis,aku janji aku bakal nyelesain semuanya
besok,”janjinya serius.
“Raka,kamu gak perlu minta maaf.Aku yang
seharusnya minta maaf karena aku udah berburuk sangka ke kamu,asal kamu tau
Raka aku udah putus sama dia,”ucapku sambil menutup telponnya.
Semalaman aku gak bisa tidur
gara-gara kepikiran semua ini.Keesokan harinya,aku gak masuk sekolah karena aku
tiba-tiba aja sakit.Mungkin aku kebanyakan pikiran.
“Lis,aku mau cerita sama kamu,”ucap kak
Chikko yang ternyata udah pulang sekolah.
“Ada apa sih kak?”tanyaku saat aku sedang
nonton TV.
“Tau gak,tadi disekolah Raka marah-marah
sama Doni,aku gak tau awalnya kenapa sampai Raka tiba-tiba marah ke Doni,tapi
setelah Raka nyebut-nyebut nama kamu Lis,baru aku tau kalau mereka berantem
karena kamu,”perjelas kak Chikko.
“Jadi beneran Raka marah sama Doni?”tanyaku terkejut.
“Iya adekku,”jawab
kak Chikko.
Saat itu juga aku segera menelpon
Raka.
“Raka,kata kak Chikko tadi kamu marah-marah
sama Doni,bener itu?”tanyaku memastikan semuanya.
“Iya,abisnya aku kesel sama Doni,”ucapnya
bete.
“Maafin aku ya,mungkin gara-gara aku kamu
jadi berantem sama Doni,”ucapku meminta maaf.
“Gak kok Lis,kamu gak perlu minta maaf.Oh
ya,kata Chikko tadi kamu putus sama Fendi,bener apa gak itu?”tanya Raka padaku.
“Iya,”ucapku singkat.
“Berarti gak ada dong yang halangin kita
lagi buat bersatu,”ucap Raka bahagia.
“Iya gitu deh,”ucapku menimpali.
Setelah aku pikir-pikir ada
untungnya juga.Aku bisa semakin dekat sama Raka,mungkin juga ini udah jadi
takdir Tuhan.
Beberapa minggu setelah hubunganku
dan Fendi berakhir,aku semakin dekat dengan Raka.Dia hampir setiap hari
menelponku walaupun kita gak pernah nyapa satu sama lain kalau ketemu.Hubungan
yang gak jelas,tapi kita tetap enjoy satu sama lain.
Pada suatu malam,Raka nembak
aku.Perasaanku jadi gak karuan.
“Velis,mau gak kamu jadi pacarku?”tembaknya
di telpon.
“Kamu beneran Raka?”tanyaku meyakinkan dia.
“Iya Velis,”jawabnya serius.
“Raka,aku mau jadi pacar kamu,tapi kamu
harus buktiin semua perasaan kamu ke aku,”ucapku padanya.
“Aku harus buktiin apa?”tanyanya bingung.
“Ya terserah kamu,kamu aku beri waktu 2
minggu.Kalau dalam batas waktu itu kamu tidak membuktikannya,berarti kamu gak
serius sama aku,”ucapku panjang lebar.
“Iya sayang,,”ucapnya menggodaku.
Tuhan,izinkanlah aku bersatu dengan
Raka,pangeran pujaan hatiku.Izinkanlah Tuhan.Aku mohon Tuhan.Aku sangat
mencintai Raka dan mungkin juga sebaliknya.Raka mencintaiku juga.Biarkanlah
kita menyatukan perasaan yang ada didalam hati kita Tuhan…
Seminggu
sudah berlalu,tapi gak ada tanda-tanda kalau Raka mau membuktikan ke aku.Aku
menanti dan terus menanti.
Pada suatu hari,Raka minta ketemuan
sama aku saat istirahat yang kedua pada tanggal 11 Februari 2010.Apakah dia mau
membuktikan ya sama aku?Berdebar hatiku menunggu waktu yang ditunggu.Aku
gelisah sendiri dan nervous.Tubuhku terasa panas dingin.
Bel istirahat kedua berdentang.Aku
ditemani Rea dan Rinda menuju taman yang sudah menjadi lokasi perencanaan.Disana
gak ada siapa-siapa.Aku menunggu dan terus menunggu.Dan tak lama kemudian,dari
kejauhan terlihat olehku Raka dan temen-temennya menghampiriku.Raka memintaku
duduk bersebelahan sama dia.Temen-temennya dan juga temen-temenku hanya
menatapku dengan pandangan yang penuh dengan pengharapan.Pertama kalinya aku
duduk bersebelahan dan ngobrol secara langsung dengan Raka.Berdebar-debar hati
gak karuan.
“Velis,aku mau ngomong,”ucap Raka nervous.
“Ngomong aja Raka,aku pasti dengerin,”ucapku
santai namun hatiku deg-degan.
“Aku udah lama suka sama kamu.Mau gak kamu
jadi pacarku.Kalau gak mau gak apa-apa
kok,”ucapnya hati-hati.
“Gimana ya?”ucapku berpikir.
“Gimana Lis,”tanya Raka penuh pengharapan.
“Ya,aku mau kok,”jawabku tersenyum.
Raka seneng banget waktu itu.Udah
gitu tanpa melakukan suatu hal dia pergi meninggalkanku.Aku dan temen-temennya
pun bingung.Kok aku ditinggalin ya?Bete aku.Tapi aku juga seneng,akhirnya aku
bisa jadian dengan Raka,walaupun gak ada yang special pada saat Raka nembak
aku,tapi it’s okey.Setelah itu aku kembali ke kelas dengan senyuman yang terus
mengembang.Aku bener-bener happy.Akhirnya mimpi yang setiap malam menghiasi
tidurku sekarang menjadi kenyataan.
Ketemuan untuk kedua kalinya memang
gak begitu nervous.Tapi buatku gak.Nervous itu selalu ada dan gak pernah
hilang.Hari-hari yang selalu indah jika aku lewati dengan orang yang aku
sayang.Hari ini aku ketemuan sama Raka.Raka dan Dimas menemuiku dan Rea ditaman
tempat aku dan Raka jadian dulu.
Hanya beberapa menit aku dan Rea
menunggu,akhirnya Raka dan Dimas datang.Dimas segera menemui Rea dan Raka
menghampiriku.Hal yang sangat aku suka adalah saat aku dan Raka bersandar
bersama disebuah pohon yang ada ditaman.Aku merasakan dunia ini hanya milikku
dan Raka seorang.
Suatu hari aku gelisah banget.Aku
bener-bener merasa ada yang gak enak dihatiku.Ada apa ya?Aku mengingat-ingat
sesuatu,dan aku pun tersentak seketika ketika aku ingat kalau besok adalah hari
ulang tahunnya Raka.Kok bisa lupa aku.
Hadiah dan surprisenya belum aku
persiapkan.Untung aja aku punya sebuah novel yang aku buat khusus untuk Raka
tentang penantianku ke dia.Aku akan beri dia hadiah itu.Kalau hanya sebuah
novel rasanya kurang pas,aku buatin Raka sebuah puisi cinta yang bertuliskan
nama dia.Aku harap dia senang aku beri sebuah hadiah karyaku sendiri.
Semalaman aku gak tidur cuma untuk
mengarang puisi dan aku pengen jadi orang yang pertama kali mengucapkan happy
birthday sama Raka.Padahal aku gak istirahat sama sekali.
“Lis,kamu gak tidur?”tanya kak Chikko yang
terbangun pukul sebelas malam.
“Gak kak.”jawabku yang sedang nonton TV.
“Aku temenin ya,”ucap kak Chikko sambil
duduk disebelahku.
Aku dan kak Chikko ngobrol dan
bercanda.Gak terasa udah pukul dua belas malem.Aku mengucapkan Happy Birthday
ke Raka.Setelah itu aku pergi tidur.Besok aku dan Raka akan ketemuan saat
pulang sekolah.
Keesokan harinya,aku terlambat pergi
kesekolah.Ini karena aku tidur terlalu malam.Lebih parahnya lagi hadiah untuk
Raka juga tertinggal.Apes banget aku.Aku harus mengambil hadiah itu,tapi gimana
caranya.Aku hampir aja putus asa,untungnya kelasku ada jam kosong.Waktu ini aku
pergunakan sebaik mungkin.Tapi mungkin ini hari sialku.Gak ada satupun
kendaraan umum yang lewat saat itu.
“Aduh,gimana nich,”ucapku menggerutu.
Aku berlari pulang dengan jarak yang
cukup jauh.Lumayan buat olahraga.Sesampainya dirumah,nafasku udah gak
terkontrol.Aku cepet-cepet ngambil hadiahnya dan aku pergi ke garasi untuk
mengambil sepeda gunung milik kak Chikko.Gak mungkin aku berlari lagi.
Aku kayuh sepeda itu dengan
kecepatan maksimal.Terus dan terus.Aku gak peduli dengan tetesan keringat.Aku
harus bisa sampai disekolah sebelum bel pulang berdentang.Tinggal 100 m
lagi,aku semakin mempercepat ayuhanku.Tapi,tiba-tiba keseimbanganku goyah dan
aku terjatuh.Lutut dan dahiku berdarah,aku gak peduli dengan apa yang aku
alami,aku bangkit dan mengayuh sepedanya lagi dibawah terik matahari yang
sangat menyengat.Ketika aku hampir sampai,aku melihat anak-anak semua udah
keluar gerbang sekolah dan sekolah udah sepi.
“Ya Tuhan,Raka udah pulang,”ucapku kecewa.
Aku berjalan sambil menahan sakit
kearah kelasku.Didepan kelasku,ada Rea dan Rinda yang menungguku.Aku tersenyum
pada mereka dengan wajah yang pucat.Ketika aku menghampiri mereka,tiba-tiba semuanya
gelap.
*****
“Velis,bangun Velis,”ucap seseorang
didekatku.
Aku perlahan membuka mataku,dan
disampingku ada Rea dan Rinda.
“Velis,kamu udah sadar,”ucap Rea seneng.
“Aku dimana?”tanyaku bingung.
“Kamu di ruang UKS,tadi waktu kamu mau nyamperin
kita,tiba-tiba kamu pingsan,”tutur Rinda menjelaskan.
Aku merasakan sakit yang amat sangat
dibagian lutut dan dahiku.
“Raka,,”ucapku teringat Raka.
Aku bangun dan berlari tanpa peduli
sakit yang ada di dahi dan lututku.
“Velisya mau kemana?”teriak Rea mengejar
aku.
“Raka,”ucapku lagi dengan terus berlari dan
berlari untuk mencari Raka.
Tapi karena aku masih lemah,aku
jatuh untuk kedua kalinya.
“Velis,,”teriak Rinda menghampiriku.
“Raka mana,Raka mana,”teriakku bingung.
“Tenang Lis,tenang,”ucap Rea menenangkanku.
“Raka,,”teriakku kemudian.
“Velis,tenang.Raka belum pulang.Dia masih
ada pelajaran tambahan,kamu masih ada waktu,”perjelas Rinda.
Aku bersyukur dan bahagia banget
ternyata Raka belum pulang.Dengan susah payah,aku menuju taman.Ditaman,aku
menunggu Raka.Gak beberapa lama,Raka datang bersama temen-temennya.
“Velis,kamu kenapa?”tanya Raka terkejut
melihatku pucat dan melihat lukaku.
“Gak kenapa-kenapa kok,cuma jatuh
tadi,”jawabku tersenyum.
Aku ngobrol dengan Raka,dan tak lupa
hadiah buat dia aku berikan.Dia seneng banget dapat hadiah itu.
Setelah aku ketemuan,aku pulang
dengan jalan bareng sama Raka.Walaupun kakiku masih sakit,tapi aku tahan sekuat
mungkin.Karena mungkin ini kesempatanku untuk jalan bareng sama Raka.Pada saat
menyeberang jalan raya,Raka memegang tanganku.Aku bener-bener merasa bahagia
banget.Raka ternyata ngambil sepeda motornya dirumah temen dia,lalu aku dianter
pulang sama Raka.
Sesampainya dirumah Raka mengucapkan
sesuatu.
“Velis, cepet ya obatin lukanya biar gak
infeksi.”ucapnya kemudian.
“Ya Raka,aku akan obati.Thanks ya…”ucapku
tersenyum.
Setelah itu aku masuk rumah dan
segera mengobati lukaku.
“Kenapa Lis?”tanya kak Chikko penasaran.
“Ini kak tadi aku abis jatuh,”jawabku sambil
menahan sakit.
“Kok bisa jatuh sih?”tanya kak Chikko sambil
membantuku.
“Ya bisa dong,tadi itu aku abis
ngambil…”ucapku terputus.
“Ngambil apa?”tanya kak Chikko bingung.
“Bunga ditaman kak sama temen-temen ,”ucapku
sambil masuk kamar.
Aku gak mau kak Chikko tau kalau aku
jatuh karena Raka.Bisa-bisa kak Chikko marah sama Raka,hanya gara-gara sebuah
hadiah kecil aku udah bela-belain buat jatuh segala.
Detik berganti dengan detik.Berjalan
terus tanpa suatu halangan apapun.Gak terasa hubunganku dan Raka masih
berjalan.Mudah-mudahan Raka emang jodohku.Untuk sementara waktu ini aku jarang
ada komunikasi dengan Raka,karena Raka akan ada Ujian Nasional dan Ujian Akhir
Sekolah.Didalam seminggu hanya dua atau tiga kali ada komunikasi.Aku sendiri
gak mau ganggu konsentrasi belajar dia.
Tiga minggu telah berlalu.Saat-saat
yang amat sulit telah aku lewati,yaitu aku harus bersabar dan terus bersabar
menunggu Raka selesai ujian dan akhirnya dia selesai ujian. Tapi,komunikasi
tetap renggang,padahal ujian telah usai.
“Kenapa ya Raka akhir-akhir ini jarang
banget ada komunikasi sama aku?”batinku suatu malam.
Aku jadi curiga sama Raka.Kecurigaanku
akhirnya terbukti.Pada suatu pagi,Raka telpon aku.Tumben banget dia nelpon aku
pagi-pagi kayak gini.
“Pagi Raka,”sapaku bahagia karena dia nelpon
aku.
“Iya,pagi juga.Velisya kita putus,”sahutnya
mengejutkanku.
“Raka,tapi kenapa kamu tiba-tiba....”ucapku
terputus karena Raka mematikan telponnya.
Seketika itu aku bagai disambar
petir.Rasanya dada ini tertusuk oleh sebuah duri yang amat menyakitkan.Aku gak
bisa bicara apa-apa.Hanya airmata ini jatuh tetes demi tetes.Hilang semua
harapanku,hilang semua usahaku.Kenangan demi kenangan tiba-tiba tersirat dalam
anganku.
“Velis,sabar ya,,”hibur kak Chikko.
“Ini pasti mimpi.Ini pasti mimpi,”ucapku
sambil terus menangis.
Keberangkatanku kesekolah diliputi
oleh sebuah tangis yang menyesakkan dadaku.Semua pelajaran gak bisa aku
mengerti dan aku pelajari dengan benar karena pikiranku hanya tertuju pada
Raka.
“Velisya,udah dong.Jangan nangis
terus,,”ucap Rea padaku.
“Rea,apa sich salahku sampai Raka tega
mutusin aku mendadak kayak gini,apa dia gak mikirin perasaanku Rea,”ucapku
terus dan terus menangis.
“Lis,aku juga terkejut dengernya,”ucap Rea
padaku.
Aku gak menjawab dan airmataku terus
menetes.Semalaman aku gak bisa tidur hanya karena mikirin nasibku.Kemudian,aku
nelpon Raka.
“Apa?”ucapnya cuek.
“Raka,apa sich salahku Raka.Kenapa kamu
tiba-tiba mutusin aku kayak gini.Kamu gak mikirin gimana perasaanku Raka,sakit
Raka..”ucapku menangis.
“Velis,udah deh.Kalau udah putus ya udah.Gak
ada problem lagi.”bantahnya gak mikirin perasaanku.
“Aku sayang kamu Raka.Tapi okey deh,aku
ngalah.Aku hargai kamu,cukup hatiku aja yang terluka.Aku ngalah Raka,demi rasa
sayangku sama kamu.Tapi aku punya satu permintaan Raka dan kamu harus
memenuhinya,”ucapku berusaha tegar.
“Apa permintaannya?”tanya Raka penasaran.
“Aku mau kita ketemuan untuk yang terakhir
kalinya,please..kamu gak bisa nolak Raka,”jawabku memohon.
“Okey,tapi dalam minggu-minggu ini aku gak
bisa karena aku sibuk,”ucapnya setuju.
“Aku bakalan nunggu,”ucapku sambil mematikan
telponnya.
Seminggu sudah berlalu.Aku terus dan
terus menunggu Raka sampai dia udah gak sibuk.Hari demi hari bergulir hingga
penantianku udah dua minggu.Namun gak ada tanda-tanda Raka ngajak ketemuan.Aku
jadi curiga sama Raka,sebenarnya dia sibuk ngapain sich?Dia sekarang udah gak
ada pelajaran karena ujian sudah selesai.
Malam harinya,aku telpon aku.
“Raka,masih sibuk apa gak?”tanyaku udah gak
sabar.
“Velisya,ngapain juga sich kamu ngajak
ketemuan segala,kalau udah putus ya udah,”jawabnya acuh.
“Hei Raka,jangan GR dulu ya.Aku ngajak
ketemuan karena ada sesuatu yang pengen aku bicarain,ini bukan masalah kenapa
kamu mutusin aku,”bantahku emosi.
“Ya udah,gak usah ketemuan juga gak
kenapa-kenapa kan?”ucapnya menyakitkanku.
“Raka,kamu tau.Aku tuh mau ngomong sama
kamu,aku pengen ngomong sesuatu,tapi apa balasannya.Kamu tega sama aku
Raka,tega kamu,”ucapku sambil mematikan telponnya.
Aku menangis lagi.Karena Raka
airmataku jatuh lagi..
Keesokan harinya aku gak masuk
sekolah karena aku tiba-tiba aja sakit.Hingga sepuluh hari berlalu,sakitku
belum sembuh juga.Ini karena aku kepikiran Raka terus.Dan akhirnya aku memutuskan
untuk liburan kerumah tanteku yang ada diJogja.Disana aku akan berusaha
melupakan Raka.
Seminggu aku disana,tapi aku belum
jalan-jalan.Pagi ini aku akan jalan-jalan keliling kota Jogja bersama
sepupuku,Silvi.Tempat yang kita kunjungi pertama adalah salah satu keajaiban
dunia,yaitu Candi terbesar seIndonesia.Perjalananku menyenangkan,tapi ketika
aku hendak berfoto dihalaman candi,mataku menangkap seberkas wajah yang udah
gak asing lagi.Raka dan temen-temennya ada diJogja.
Aku melupakan sesuatu.Sekolahku
mengadakan karyawisata ke Jogja.Ya Tuhan,kenapa aku ketemu Raka.Tapi,aku
pura-pura gak tau Raka.Kak Chikko juga udah aku beritahu kalau aku gak mau
ketemu lagi sama Raka.
Seusai berkeliling candi
Borobudur,aku melihat ada sebuah acara didekat sana.Aku melihatnya dengan
Silvi.Tiba-tiba Host diatas panggung memanggilku.Aku diajak sebagai partisipan
diacara itu.
“Dengan mbak
siapa ini?”tanya hostnya.
“Saya Velisya,”jawabku gugup.
“Mbak
Velisya,saya ada sedikit games buat anda.Sebelum kita mulai gamesnya,saya akan
menunjuk dua orang relawan untuk naik keatas panggung ini.”perjelas host itu
sambil mencari relawan.
Aku terkejut setengah mati.Ternyata
dua orang relawan itu adalah Fendi dan juga Raka.Kenapa bisa kebetulan begini
ya,dunia ini begitu sempit.Aku tertunduk sedih bila melihat dua sosok yang amat
berbeda karakter sedang berdiri dihadapanku.
“Untuk mbak
Velisya,saya mau nanya.Anda memilih jujur atau tantangan buat dua orang yang
ada didepan ini?”tanya host itu.
“Saya memilih jujur,”jawabku spontan.
“Baiklah.Siap-siap ya buat mas-mas yang ada didepan saya ini.Mbak Velisya,apa pertanyaan anda?”tanya
host itu lagi.
“Maaf sebelumnya.Mungkin saya lancang mau
menanyakan hal yang sedikit pribadi.Pertanyaan saya,adakah saat ini orang yang
sangat berarti buat anda berdua?”tanyaku gugup.
“Baik.Itu pertanyaannya.Silahkan dari anda
mas untuk menjawab,”ucap host itu kepada Fendi.
“Jujur,saya saat ini masih sayang dengan
orang yang berarti buat saya itu.Walaupun dia udah pergi dari hidup saya dan
lebih memilih orang lain,tapi dia tetep berarti buat saya,”ucapnya sambil
menatapku.
Aku seketika itu berkaca-kaca.
“Kalau anda?”tanya host itu pada Raka.
“Gak ada,”jawabnya singkat.
“Maksud anda?”tanya hostnya lagi.
“Saat ini gak ada orang yang berarti buat
hidupku.Gak ada satupun.Kisah cinta yang beberapa bulan yang lalu aku rajut,itu
semua gak ada artinya.Gak ada maknanya sama sekali,dan orang yang dulu aku
sayang itu juga gak berarti buatku,”perjelas Raka cuek.
Aku bener-bener kaget dan airmataku
terus menetes.Segitunya Raka ke aku?Ternyata aku gak berarti buat Raka.Aku gak
ada gunanya buat Raka.Percuma kalau dia sayang sama aku tapi aku gak berarti
sama sekali buat dia,itu sama aja dia udah mainin perasaanku.
Tanpa nunggu lama lagi,aku turun
dari panggung dan aku pergi.Aku pergi dengan linangan airmata.
“Raka,kamu apain adek gue?”tanya kak Chikko marah.
“Maksud kamu?”tanya Raka sok gak ngerti.
“Sialan kamu Raka,”ucap kak Chikko sambil
memukul Raka.
Aku saat itu juga langsung pulang ke
Bandung.Tanpa kerumah tante terlebih dahulu.Perjalanan dengan perasaan duka
yang amat dalam.Setibanya di Bandung,aku segera mencari tiket untuk pergi ke
rumah nenek di Surabaya sekedar menghilangkan penat.Tapi,hari-hariku di Surabaya
sangatlah sama dengan di Bandung.Raka selalu ada dipikiranku dan dia selalu
membuat aku menderita.
Lima tahun telah berlalu.Aku kembali
ke Bandung dengan perasaan dan keadaan yang sama seperti dahulu sebelum aku
pergi ke Surabaya.
“Rea,,”ucapku kaget waktu aku tau Rea datang
kerumah saat aku udah ada di Bandung.
“Velisya,”ucap Rea sambil memeluk aku.
“Aku kangen banget sama kamu Rea,maaf ya
dulu aku pergi gak bilang-bilang.Abisnya aku mau tenangin diri dulu Rea,”ujarku
sambil duduk didepan rumah.
“Ya gak kenapa-kenapa kok Lis,aku tau gimana
perasaan kamu dulu,”sahut Rea mengerti.
Aku ngobrol panjang lebar dengan
Rea.Dia mengabarkan kalau besok ada acara Reoni SMA angkatan 20-30.Aku seneng
banget mendengarnya.Tapi aku juga sedih karena mungkin aku akan ketemu sama
Raka lagi.Oh ya,aku sekarang udah kuliah,dan sekarang masa liburan sehingga aku
kembali ke Bandung.Rea dan juga Rinda kuliah dijurusan yang sama.
Keesokan harinya aku menghadiri
acara Reoni disebuah cafe.Aku datang bersama Rea,Rinda dan juga kak
Chikko.Disana rame banget,temen-temenku ada semua.Bahagia banget aku…
“Hai..”sapa seseorang dibelakangku.
Aku menoleh kebelakang.
“Hai juga,”sahutku kaget karena yang nyapa
adalah Fendi.
“Fendi,kamu…”ucapku terhenti.
Dari kejauhan terlihat oleh mataku
ada yang datang.Ternyata yang datang adalah Raka.Raka datang bersama seorang
cewek dan aku sangat kenal dengan dia,cewek itu adalah Syifa.Ada apa ini
sebenernya???
“Velis,kamu jangan kaget ya.Sini ikut
aku,”ajak Rinda mengajakku kedepan cafe.
“Ada apa ini Rinda?”tanyaku gak mengerti.
“Kamu pasti akan bertanya-tanya,kenapa Raka
datang bersama Syifa.Ya kan?”tanya Rinda lebih membingungkanku.
“Ya,ada apa ini Rin,?”tanyaku lagi.
“Velisya,tabah ya..Kamu harus sabar dan
selalu tawakal.Ingat kalau cowok didunia ini bukan Raka aja.”ujarnya
berkaca-kaca.
“Ada apa Rinda?ada apa?”tanyaku penasaran.
“Velisya,kamu tau.Setelah kamu pergi ke Surabaya,Raka
ternyata bisa bebas.Kamu tau Lis,diam-diam Raka suka sama mantannya,Syifa.Dia
mutusin kamu karena dia pengen balikan sama Syifa,VeLis.Saat kamu masih
disini,Raka masih nutup-nutupin semua ini.Tapi setelah kamu pergi,dia
terang-terangan ngungkapin kalau dia suka sama Syifa.”perjelas Rinda membuatku
sakit hati.
“Ya Tuhan,,,apa-apaan ini Rinda,apa-apaan
ini?”ujarku menangis.
“Sabar ya Lis,”sahut Rinda menghiburku.
“Raka bener-bener mempermainkanku.Raka
bener-bener udah nusuk relung hatiku.Ya Tuhanku,apa salahku Tuhan?”ujarku
menangis.
Aku masuk keruangan dengan linangan
airmata.Aku mendekati Raka dan menamparnya.
“Jahat kamu,”ujarku sambil pergi.
Aku berlari keluar cafe.Aku berlari
sambil menangis.
“Raka,kamu kok tega sama aku Raka.Kamu kok
tega Raka.Ya Tuhanku..
Apa ini balesanku karena aku dulu pernah
nyakitin Fendi.Ya Tuhan…”ujarku sambil menghapus airmataku.
“Awas Velis,”ucap seseorang sambil
menarikku.
“Aduh..”ucapku terkejut.
“Velis,kamu mau mati apa?”tanya seseorang
itu lagi.
“Sakit,aduh..”ucapku sambil memegang
kepalaku yang ternyata terbentur batu.
“Ya Tuhan,Velis..”ucapnya lagi.
Aku segera memalingkan pandanganku
kearahnya.Dan dia adalah..
“Fendi,”ucapku kaget.
“Velisya,kamu berdarah.Ayo kita kerumah
sakit,”ucapnya panik.
“Fen,aku gak kenapa-kenapa.Cuma terbentur
biasa kok..”ujarku kemudian.
“Tapi
Velisya kamu berdarah,”ucapnya khawatir.
“Fendi,thanks ya.Kamu udah nyelametin aku
untuk kedua kalinya dikejadian yang sama kayak dulu.Thanks banget,”ucapku
dengan nada yang lemas.
“Velisya,aku ngelakuin ini karena aku sayang
sama kamu,”jawabnya membelai rambutku.
“Benarkah itu kalau kamu sayang sama
aku?”tanyaku serius.
“Ya Lis,aku sayang banget sama kamu,aku
selalu menanti kamu Velis.Kamu masih ada dihatiku dan gak akan pernah
hilang,”jawabnya mantap.
Seketika itu aku pingsan.Fendi sangat
panik dan khawatir melihat keadaanku sekarang ini.
“Velis,jangan tinggalin aku Lis,”ucanya
berkaca-kaca.
Tapi aku tetep gak sadarkan
diri.Fendi kemudian membopongku kearah café.Dengan penuh amarah,dia masuk
kedalam.Semua orang heran melihatnya tiba-tiba masuk dengan membopong tubuhku.
“Fen,kenapa Velis?”tanya kak Chikko panik.
“Chikko,tadi Velis kecelakaan,”jawabnya
sedih.
Tak heran semuanya menjadi kalang
kabut.Semuanya panik.
“Kok bisa sich?”tanya Rea khawatir.
Fendi menjelaskan semuanya.Semua
orang menatapnya dengan sangat serius.Kecuali Raka.Dia diem aja dan gak ada
respons sama sekali.
“Raka,kamu bukan anak kecil lagi.Lihat dong
siapa yang terbujur disini?Ini adalah orang yang paling sayang sama kamu
Raka.Harusnya kamu itu bersyukur,Velis bisa sayang dan begitu tulus sama
kamu.Bukannya malah dicampakkan kayak gini?”ucap Fendi emosi.
“Raka,kamu bukan temanku lagi,”ucap kak
Chikko memukul Raka.
“Chikko…”teriak semuanya.
Ditengah suasana yang menegangkan
ini,aku sadar dengan keadaan yang kritis dan sekarat.
“Velis udah sadar,”teriak Rinda senang.
Spontan kak Chikko dan Fendi yang
amat emosi segera mendekatiku.
“Terima kasih Tuhan,Kau telah menyadarkan
adik hamba,”ucap kak Chikko bersyukur.
“Kak Chikko,”ucapku lemah.
“Ya
Velis,”sahut kak Chikko.
Aku membisikkan sesuatu ketelinga
kak Chikko.Kemudian dengan perasaan bingung,kak Chikko mengangkatku dan
membopongku keatas panggung.Disana aku duduk disebuah bangku.
“Mohon perhatiannya,”teriak kak Chikko
sambil berdiri dibelakangku.
Dengan linangan airmata,aku mencoba
berbicara.
“Sebelumnya aku minta maaf untuk
semuanya,karena aku udah merusak acara reoni ini.Aku mau berbicara sedikit
tentang apa yang aku rasain saat ini,karena aku merasa hidupku didunia ini udah
tinggal beberapa menit lagi,”ucapku menangis.
“Velis,kamu jangan ngomong gitu,”ucap Rea
menitikkan airmata.
Suasananya berubah menjadi haru.
“Raka,aku minta maaf sama kamu.Mungkin aku
emang selama ini mengganggu hidup kamu,dengan ketulusanku.Aku minta maaf
Raka,aku minta maaf.Sedikit demi sedikit aku bisa memahami dan mengerti kalau
aku emang gak berarti buat kamu,aku emang gak bisa menjadi apa yang kamu pengen
Raka,aku emang gak bisa..”ucapku dengan berlinang airmata.
“Tapi,aku bener-bener sayang dan mencintai
kamu dengan sangat tulus Raka.Aku bener-bener sayang kamu.Apapun aku bakal
ngelakuin agar kamu bisa mencintai aku Raka.Aku rela mati Raka demi kamu.Aku
rela…”lanjutku kemudian.
“Raka,demi kamu aku nyia-nyiain Fendi.Orang
yang mungkin bener-bener mencintaiku.Terima kasih Raka,kamu udah bisa buat aku
bahagia walaupun hanya beberapa
saat.Tapi aku bersyukur,dihidupku aku bisa mencintai dan bisa bersama
dengan kamu Raka,meskipun itu udah berlalu.Raka,aku punya satu permintaan Raka
dan kamu harus ngelakuin hal ini.”perjelasku sambil menghapus airmataku.
“Maaf aku gak bisa,”ucap Raka menolak.
“Hei Raka.Velis aja belum bilang apa
permintaannya,tapi kamu udah nolak.Pengecut kamu Raka,”ucap Fendi emosi.
“Udah Fen,kamu tenang..”bentak Rea menenangkan
Fendi.
“Velis,apa permintaan kamu untuk Raka?”tanya
kak Chikko padaku.
“Untuk Raka.Aku pengen kamu bilang sama aku
kalau kamu sayang dan cinta sama aku,itu permintaan aku Raka,”perjelasku
berkaca-kaca.
“Apa?Gak mungkin Velisya.Gak mungkin!Jangan
gila kamu ya,”bantah Raka menolak.
“Please Raka,please…Ini permintaanku yang
terakhir.Aku mohon..Aku mungkin bakalan ninggalin kalian semua,”ucapku
menangis.
“Gak Velis,aku gak mau.Kamu gila apa?Aku
udah punya cewek dan aku gak bisa bilang itu ke kamu.”jawabnya menolak lagi.
“Tapi,kenapa dulu waktu kamu masih pacaran
sama Liana,kamu bisa bilang ke aku kalau kamu sayang dan cinta sama aku
Raka,”ucapku menahan sakit pada kepalaku.
“Raka,apa salahnya sich buat ngomong seperti
itu.Velis juga kan dulu pernah pacaran sama kamu,jadi anggap aja kamu ngomong
kalau kamu sayang sama Velis itu kayak waktu kamu pacaran sama dia,”ujar Rinda
semakin memojokkan Raka.
“Raka,aku mohon Raka.Aku mohon…”pintaku
sambil berlutut.
“Sorry Lis,aku gak bisa.Aku udah punya
Syifa,aku gak bisa bilang kalau aku sayang sama kamu.Jangan berharap ya
kamu.Aku sayang dan cintanya hanya untuk Syifa.Kalau dibandingin kamu sama
Syifa jelas Syifa yang menang.Dari segi fisik dan juga hati.”tolaknya
menyakitkanku.
“Raka,kalau emang kamu gak mau bilang
seperti itu.Kamu jangan menghina sahabat aku ya.Emang dari segi apapun Syifa
dan Velisya jauh berbeda.Tapi dari segi perasaan Velisya lebih sayang dan cinta
sama kamu Raka.Nyesel kamu nanti…”ucap Rea emosi.
“Raka,aku mohon.Aku mohon Raka…Aku sayang
banget sama kamu.Aku sayang banget.Please Raka,aku mohon.Aku udah berusaha
untuk melupakan dan membenci kamu Raka,tapi gak bisa.Karena apa?aku mencintai
kamu Raka,aku mencintai kamu,”ucapku tulus.
Tiba-tiba aku terjatuh.Semuanya menjadi
panik dan segera menghampiriku.
“Kak Chikko,Rea,Rinda dan juga Fendi.Maafin
semua kesalahan aku.Aku tau mungkin selama ini aku punya salah sama kalian.Aku
bener-bener minta maaf.”ucapku pucat.
“Velis,kamu harus kuat Velis.Harus…”ucap
Rinda menangis.
“Aku sayang sama kalian..”ucapku gak
sadarkan diri.
“Velisya…”teriak kak Chikko.
“Velisya,jangan tinggalin aku.Aku sayang
banget sama kamu,”ucap Fendi mencium tanganku.
“Velisya!!!!”teriak Rea menangis.
“Velisya sayang.Jangan tinggalin
kakak.Velis,bangun Velis..”ucap kak Chikko menangis.
Tapi semua itu sia-sia.Seorang
Velisya yang amat mereka cintai telah pergi untuk selama-lamanya.Darah terus
mengalir dari benturan dikepala Velisya.
“Raka,puas kamu..Puas kamu
Raka.Lihat..!!!Siapa yang tergeletak disana?Lihat Raka.Kamu udah bunuh orang
yang aku sayang Raka.”teriak Fendi sambil memukul Raka.
“Kamu itu cowok apaan sich Raka?Harusnya
kamu itu bahagia ada seorang cewek yang bener-bener sayang sama kamu.Hanya
karena kamu,aku jadi kehilangan seorang adik Raka,gak akan aku maafin
kamu,Inget itu!!!”ucap kak Chikko penuh amarah.
“Hei Raka.Kamu tuh harusnya bersyukur
ya..Velisya sangat menyayangi kamu.Dia hampir tiap malam menangis karena
kamu.Kamu tau..
Waktu kamu ulang
tahun,Velis rela mati-matian pulang kerumahnya hanya untuk mengambil hadiah
ultah kamu yang tertinggal, dan mungkin buat kamu gak berguna.Dia rela jatuh
dan pingsan hanya untuk ngambil hadiah buat kamu.Dan kamu tau,kamu itu first
lovenya dia.Kamu cinta pertamanya dia Raka.Dia sayang sama kamu udah lama.Dia
selalu menangis kalau melihat kamu dengan cewek lain.Contohnya sewaktu kamu
dengan Liana.Tiap dia melihat dan tiap kamu nyebut namanya,dia itu patah hati
dan tersiksa.Kamu udah sering Raka nyakitin dia,”ucap Rea panjang lebar.
“Maaf…”ujar Raka tertunduk.
“Apa hanya ada sebuah kata maaf Raka,emang
kamu itu kejam ya.”bentak kak Chikko emosi.
“Terus aku harus ngelakuin apa Chikko?aku
menyesal.Aku menyesal..Aku udah nyia-nyiain Velisya.Aku nyesel.Andaikan waktu
bisa diputar,aku akan menjaga dia dan aku akan menyayangi dia sepenuh
hatiku,”ucap Raka menyesal.
“Semuanya udah terlambat Raka,”ujar Rinda
menangis.
Tiba-tiba,Raka mendekati jasadku
yang udah gak bernyawa.Dia memelukku dan menciumku.Dia menangis dan dia menyesal
telah menyia-nyiakan aku.
“Velisya,maafin aku Velisya.Maafin aku…Aku
tau aku salah dan mungkin kamu gak akan maafin aku Velis,maafin aku..”ucap Raka
dengan mata berkaca-kaca.
Tiba-tiba dia melihat sebuah kertas
didalam saku bajuku. Dia mengambil dan dia membuka isi dari kertas itu.Dan
kertas itu berisi :
Dear
Raka…
Surat ini aku tulis
dengan perasaan yang sangat sakit.Perasaan yang mungkin gak akan pernah aku
rasain sebelumnya..Setiap tulisan di surat ini,aku buat dengan penuh
cinta.Dengan penuh ketulusan hati yang mungkin itu semua gak berarti sama
sekali buat kamu.
Raka sayang..
Maafin aku ya…
Selama
ini aku udah mengganggu hidup kamu.Tapi asalkan kamu tau Raka,aku cuma butuh
cinta kamu Raka.
Walaupun dimatamu
aku gak berarti
Walaupun dihatimu
aku gak bermakna
Walaupun cintamu ke
aku hanya ada dengan sebuah kata-kata belaka,tapi aku tetap mencintaimu
Raka.Kamu merupakan anugerah terindah dalam hidupku.
Raka…
Terimakasih atas
kebahagiaan yang kamu berikan ke aku walaupun hanya sekejap saja,tapi aku
bahagia bisa memilikimu.Kamu gak akan aku gantikan dengan siapapun Raka,kamu
tetap menjadi penghuni hatiku.Aku sangat menyayangimu Raka,walaupun aku harus
melepasmu aku rela,asal kamu bahagia bisa lepas denganku.Semoga kamu bahagia
dengan pilihan hatimu Raka.
Love
Velisya
Tiara
Raka
membaca surat itu dengan penuh kesedihan.Dia bener-bener menyesal telah
membuatku menderita karenanya.
“Raka,surat itu ditulis saat Velis mau
berangkat keacara ini.Dia pengen memberikan surat ini karena dia pengen
melupakanmu Raka,dia gak tahan dengan sikap kamu ke dia dan dia juga gak tahan
dengan rasa cinta yang dia rasakan begitu sakit,”perjelas kak Chikko dengan
mata berkaca-kaca.
“Velisya,aku nyesel..
Aku bener-bener minta maaf Velis,aku minta
maaf.Ya Tuhan,ambil nyawaku saat ini juga.Aku ingin hidup bersama Velis di
surga.Aku mohon Tuhan,Aku pengen membalas cintanya dia.”ucap Raka bersedih.
“Velisya,aku bener-bener nyesel
Velis,”tambahnya lagi.
“Raka,kamu gak perlu ngelakuin itu.Aku
yakin,Velisya akan maafin kamu karena dia sayang sama kamu.Aku yakin itu,”ucap Fendi
menghibur Raka.
“Fen,maafin aku ya.Aku udah nyakitin
Velis,aku udah buat orang yang kamu cintai meninggalkan kamu.Aku minta maaf
sama kamu,”ucap Raka meminta maaf kepada Fendi.
“Raka,udah..Sekarang kita harus bisa
mengikhlaskan Velisya.Kita sama-sama menyayangi dia,aku yakin Velisya akan
bahagia jika dia melihat ini semua.Aku emang sayang dan cinta sama Velisya,tapi
cinta gak harus memiliki.Aku bisa mencintai dia dari jauh,,,”ucap Fendi bijak.
Raka dan Fendi kemudian memelukku
dengan perasaan yang sangat merasa kehilangan.Suasana yang sangat
mengharukan.Aku bersyukur bisa berada dalam dunia Raka dan Fendi.Dengan
keajaiban cinta,Raka bisa menyadari semuanya dan menyesalinya.
Begituah akhir cerita cinta
Velisya.Cinta dan ketulusan hati seorang Velisya,telah meluluhkan
semuanya.Kehadiran Raka dan Fendi didalam hidup Velisya telah menjadikan
Velisya bahagia.Karena mereka berdua telah memberikan cinta yang amat berarti
dan telah mendewasakan sosok Velisya.
The ENd :)