Laman

Sabtu, 21 Juli 2018

Kuliah Kerja Nyata (KKN)


Malam mingguku dihabiskan dengan bernostalgia kenangan KKN. Kenapa aku ingin menceritakan masa KKNku? Karena aku susah Move On dari kisah ini yang dipenuhi oleh orang-orang hebat dan cerita yang anti mainstream tentunya.

Cerita KKN ku dimulai dari bulan Juli 2016 dan berakhir satu bulan berikutnya. Jadi, aku menghabiskan kira-kira 26 hari bersama 24 orang yang terdiri dari beberapa program studi di fakultas MIPA. Jujur, awalnya aku lumayan minder berada di tim ini, karena apa? Isinya orang-orang penting di kampus. Mulai dari anggota DPM UB, Ketua BEM MIPA, Ketua LOF MIPA, dan cewe-cewenya juga cetar badai begitu. Kesan pertama adalah AKU GAK BAKAL BETAH.

Pertemuan pertama beragendakan pemilihan Koordinator Desa, Ketua Divisi, dan anggotanya. Dari saling adu tunjuk sampai pasrah, akhirnya terbentuklah organisasi KKN di Desa X. Sialnya, aku menjadi Ketua Divisi Kesling ( Kesehatan Lingkungan) dengan alasan karena aku pernah menjadi CO Divisi Kesehatan –“
Next, setelah diadakan beberapa kali survei dan rapat mengenai program kerja akhirnya tibalah saat kami semua memulai program KKN.

Intermezzo, salah satu alasanku suka KKN adalah karena aku akan memakai almamater kampus setiap hari. Jangan tanya kenapa, cukup lihat film saja pasti tau alasannya apa hahaha

Kami ber-24 menyewa satu rumah besar tiga lantai untuk ditempati selama KKN. Lantai 1 untuk kaum cowo dan sisanya untuk kami para cewe. Sebenarnya, niat kami semua adalah menyewa 2 rumah. Satu untuk cewe dan satu untuk cowo. Tapi ada sebuah kisah yang mengharuskan kami semua tinggal satu rumah.

Malam pertama kami disugukan dengan horror moment. Sekitar pukul 19.30 WIB, saat kami duduk santai ngobrol kesana kemari, tiba-tiba tercium aroma kemenyan. Entah darimana asalnya, tapi aroma tersebut jelas-jelas sangat jelas tercium *hehh dan akhirnya kami sepakat menyewa satu rumah saja.

Tujuan kegiatan secara teoritis adalah menyelesaikan program kerja yang diagendakan dan menyusun laporan akhir sebagai bahan ujian. Dari divisi Kesling sendiri, ada beberapa program kerja yang dibentuk,mulai dari penyuluhan mengenai bahaya narkoba dan HIV&AIDS, posyandu anak, penyuluhan mengenai kesehatan dan cara gosok gigi yang benar untuk anak SD, sampai lomba bayi sehat.

Alasanku menyukai divisi ini adalah karena aku menyukai anak kecil sehingga ketika melaksanakan program kerja ini, aku dapat bertemu dan bermain dengan banyak anak kecil.

Oke back to the point.
Hari-hari kosong kami ketika tidak ada program kerja yang dilaksanakan adalah diisi dengan main dan bermain. Mulai dari masak bareng, belanja bareng ke pasar, main UNO, truth or dare sampai Werewolf. Nah, yang paling mengesankan adalah werewolf. Kami rata-rata adalah anak organisasi, jadi permainan ini semakin seru dikarenakan debat segala isinya keluar semua. Sampai jam 3 pagi MAN!!

Oh iya, aku mau cerita tentang anak SD di desa itu. Sayangnya aku lupa namanya. Niko? Riko? Atau siapa ya? Ah anggap saja Niko CS lah. Jadi, setiap malam divisi Pendidikan mengadakan belajar bareng di kontrakan kami. Nah, rata-rata anak SD-SMP yang datang dan termasuk Niko CS. Mereka lumayan bandel lah untuk ukuran anak SD. Jujur, aku jarang sekali membantu divisi pendidikan mengajari anak-anak tersebut belajar tapi justru aku yang sering dicari oleh Niko CS.
“Tante Yuva mana? Tante Yuva manaaa...”
Selalu itu yang diucapkan. Tenang aja guys, aku juga dicariin omnya sama mereka. Argh suka-suka mereka aja lah. Pernah suatu waktu mereka kesana dan aku membuatkan pudding untuk mereka, kemudian ngobrol becanda bareng. Tapi sialnya, itu dimanfaatkan oleh mereka.
“Tante Yuva minta pangku dongg... Tante Yuva cium donggg...”
KAN KETERLALUAN. Walaupun aku suka ciumin anak kecil, tapi bukan macam mereka gitu lah. Untungnya salah satu teman cowokku menghentikan permintaan gila tersebut. Hahaha
Sejujurnya sekarang aku kangen sama mereka. Apalagi yang namanya ....... (arghhh lupaaaaaaa), aku inget banget dia menangis sewaktu aku selesai KKN disana. Sekarang mereka mungkin udah lupa sama aku kali ya. Sedihhh..

Aku juga mau cerita nih. Jadi divisi Kesling sebelum melakukan agenda Posyandu selalu meminta ijin kepada setiap Ketua Posyandu masing-masing RT. Nah pernah nih, suatu malam aku dan beberapa temanku pergi ke dusun sebelah untuk menemui ketua posyandunya. Horror moment again! Rumahnya berada di lingkungan yang sepi dan gelap. Rumah sekelilingnya rata-rata kosong dan GELAP! GELAP!! Tidak ada orang lalu lalang disana. Kami memencet bel gerbang rumahnya dengan perasaan was-was. Ibu Posyandu itu pun bercerita jika sehabis sholat maghrib juga dia jarang keluar rumah. Entah karena takut atau karena apa aku juga nggak tau.
               
Oh ya, tim Kesling terdiri dari 3 cowo 4 cewe. Jika ada jadwal program kerja, hampir setiap pagi aku membangunkan para cowo itu. Suatu pagi, ada program kerja posyandu yang harus kami lakukan. Oke, pagi-pagi setelah bersiap diri aku turun menuju lantai 1 untuk membangunkan para cowo. Lantai 1 sepi. Argh semua masih molorrr kecuali ada satu cowo duduk nonton film di ruang tamu. Namanya Sam. Aku duduk sebelah Sam dan mengobrol dengannya. Apa yang sedang ditonton oleh Sam? Yaaa, dia sedang menonton iklan Thailand (ga penting banget kan).

Sam       : “Yuv, coba deh nonton ini. Dijamin nangis”
Me          : “Halah, apaan coba. Cuma iklan doang. Udah sana kamu siap-siap”
Sam       : “Coba deh tonton dulu. Awas ya kalo nangis”
Me          : duduk nonton tuh iklan

Beberapa saat kemudian. Tes.. tess.. tesss..
Huaa, dari mata yang mulai berkaca-kaca sampai keluar airmata beneran guys. Sam pun tertawa melihatku menangis, tapi bukan itu aku permasalahkan. Kok bisa ya iklan doang malah bikin aku nangis. Bahkan gak cuma netes, tapi terisakkkkk bangett. Yang paling memalukan adalah cowo-cowo yang tadinya tidur malah kebangun denger aku nangis. Mungkin pikiran mereka adalah kenapa ada cewe pagi-pagi buta kayak gini menangis? Atau apa yang dilakukan Sam sampai membuatku menangis. Dengan mata bengkak, hidung merah, maskara luntur, dan tissu bertebaran akhirnya aku menjadi bahan ledekan mereka -_-

Satu hal lagi yang bikin aku betah KKN adalah karena di tempat tersebut banyak orang yang jual bunga.

Aku adalah tipe orang melankolis yang romantis. Hampir tiap saat aku beli bunga. Iseng doang. Aku taruh di meja ruang tamu, di dapur, atau di kamar. Bahkan ketika pacarku sidang skripsi, aku bela-belain datang dengan membawa rangkaian bunga mawar merah sebanyak 100 tangkai.

Back!!!!


Kenangan berikutnya adalah ketika kami diajak tracking gunung oleh orang sana. Wohoooo, menarik bangett nih. Gunungnya ngga tinggi sih tapi lumayan lah untuk latihan kaki. Jalannya aduhai banget, harus ekstra hati-hati. Kami berangkat pagi dan pulang sore, tapi justru yang menarik adalah ketika malam harinya. Rumah kontrakan kami beraroma terapi alias minyak urut hahaha.

Oh ya, terakhir deh. KKN nggak akan lengkap tanpa adanya cinta lokasi. Ada beberapa dari kami yang terkena virus itu, tak terkecuali menimpa aku. Eits, sejujurnya bukan aku yang merasakannya sih.
Jadi, ada seseorang yang aku tak mau sebut merk disini menaruh hati padaku. Aku tau hal ini saat H-1 kepulangan kami dari desa itu. Bukan dia yang mengakuinya, tapi justru orang lain. Alasannya apa ya waktu itu? Sebenarnya aku sudah merasakan kode-kode darinya, tapi aku tak mau ambil pusing saat itu. Bahkan sampai KKN berakhir, ada jeda waktu lumayan panjang dimana dia tetap merasakan hal tersebut. Argh aku tak mau terlalu bercerita detail tentang hal ini. Karena aku tidak mau ada pihak yang akan dirugikan nantinya.

Itulah kisah KKNku. Jika bisa diulang lagi, dengan senang hati aku mau kembali ke masa itu yang tentunya bersama orang-orang itu lagi.
Semoga suatu saat ada reunian KKN ya, biar kita bisa bercerita lagi tentang kenangan itu. See you on top guys.


Salam kangen dari Yumepra ♥️


Tidak ada komentar:

Posting Komentar