Dia, yang kukenal 6 tahun yang
lalu.
Dia, yang pernah mencoba
menjadi lakon utama namun menghilang tak tau rimbanya.
Dia, yang pernah kusebut dalam
doa.
Dia, yang kukira sudah
terlupakan.
Dia, yang kucinta..
5 tahun yang lalu, tangan ini
menari menceritakan kisahku dengannya dalam sebuah cerpen [salah satu cerpen di
blog ini] dengan akhir yang kuciptakan berakhir bahagia. Cerpen yang dikemas
dengan sedikit imajinasi menggambarkan bagaimana kami bisa bertemu. Namun,
realita memang tidak semanis itu. Aku dan dia mengembara satu sama lain, saling
berpetualang dengan tokoh-tokoh lain hingga pada akhirnya kami bertemu kembali.
Pertemuan yang menyadarkanku
jika cinta yang dulu pernah ada untuknya, ternyata masih ada. Memori yang
kuciptakan sendiri [entah dia pun begitu atau tidak] selalu berputar bak
telenovela lama di pikiranku. Sampai akhirnya aku sadar, jika aku belum
melupakannya. Aku tidak peduli masa lalunya, aku tidak peduli berapa orang yang
pernah singgah di hatinya. Aku mencintainya sama seperti dulu, bahkan jauh
lebih kuat daripada dulu.
Sosok pengganti ayah yang siap
menggantikan beliau untuk bertanggung jawab akan diriku sudah kutemukan dalam
dirinya. Aku melihat sosok pemimpin dalam dirinya, mampu mengarahkanku, dan
melindungiku. Tapi dia tidak sekaku itu. Aku melihat dirinya yang lain. Banyak
hal yang belum aku tahu dari semenjak aku mengenalnya, dan semua hal itu [baik
buruknya dia] aku terima dengan bahagia.
Mungkin dia bosan mendengar kata-kata “I love you” dari
bibirku, tapi itulah adanya. Bahkan jauh lebih besar. Lillahi ta’ala, semoga
Allah [Sang penulis skenario hidupku] dapat memberikan akhir yang baik untukku
dan dia. Dimulai dengan awal yang baik, dijalani dan berproses dengan baik,
semoga berakhir dengan baik pula. Aamiin
Aku akan menceritakan detailnya, tapi bukan saat ini.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar