Laman

Jumat, 28 Februari 2014

Lanjutan ~Akhir Skenario Untukku~

Bagaimana jadinya jika orang yang udah dilupakan malah bermain peran lagi , berusaha mendominasi sampai-sampai aku ngga tau siapakah lakon utama yang sebenernya . Semua terjadi begitu saja. Aku hanya bisa menjalani skenario tanpa latihan , tanpa teks bahkan tanpa tau alur ceritanya seperti apa. Sang sutradara yang Maha Esa menciptakan skenario tak terduga.
            Liburan semester kali ini aku putuskan untuk pulang ke rumah orangtuaku di Bandung. Rasa rinduku pada mereka benar-benar tak bisa dipendam lagi , apalagi kakak-kakakku juga pulang semua . Oh ya , aku mempunyai dua kakak cowo. Namanya Tio dan Dira. Abangku Tio sangat dewasa , sehingga aku selalu menghormatinya sedangkan abangku Dira-umurnya terpaut dua tahun sama aku- selalu bertengkar denganku . Tapi , mereka berdua sangat menyayangiku dan aku pun juga menyayangi mereka berdua .
            Terminal bus kali ini sangat dipadati oleh para mahasiswa-maklum masa liburan-. Setelah membeli tiket , aku segera menaiki bus yang akan membawaku meluncur ke kota kembang .
            “Penuh nih bus , duduk mana ya ?” batinku memperhatikan tempat duduk yang ada .
            Setelah sekian detik mencari , akhirnya ada satu bangku kosong . Aku harus duduk di sebelah cowo yang sedang baca komik .
            “Permisi ya mas ..” ucapku ramah . Mataku pun tertuju dengan komik yang dibacanya. Detektif conan ? Tapi yaudahlah . Aku segera merapikan dudukku agar lebih nyaman .
            “Hana ..” ucapnya mengejutkanku .
            Aku segera menoleh. Dia adalah ….
            “Rey ..”
            “Hai , apa kabar kamu? Wah wah .. tambah cantik aja kamu ya ? Berapa tahun kita ngga ketemu ?” tanyanya senang .
            “Ohh , ngg  … aku baik kok . Berapa ya ? Lupa aku .” jawabku masih terkejut.
            “Kamu mau pulang ya ?” tanyanya lagi.
            Aku mengangguk pelan .
            “Bareng aja kalo gitu . Aku juga mau ke rumah Dira, mau liburan disana .” ucapnya tersenyum .
            Deegg , liburan ? dirumahku ? Oh my god ………
            “Kamu tambah berubah ya ? Coba dulu kamu kayak gini Han ..” sahutnya lagi .
            Aku hanya tertawa getir . Akhirnya , perjalananku ke Bandung ditemani oleh seorang Rey -sang kakak tingkat idaman sewaktu SMA-. Ingatanku melayang jauh menuju memori yang sudah lama aku kubur bertahun-tahun .
            Rey adalah sang ketua OSIS dan sekaligus menjadi sahabat kakakku, Dira . Dia sering banget maen ke rumahku dan rasa itu muncul . Memang sih , aku ngga terlalu akrab dengan dia . Tapi kebiasaan bertemu itu membuat aku jatuh cinta padanya . Apalagi orang tua Rey adalah teman orang tuaku. Sayangnya , witing tresno jalaran saka kulina ngga mendatangkan kebahagiaan . Ternyata dia hanya menganggapku sebagai adek dan ngga ada rasa apapun selain itu . Dulu kak Dira sempet berantem dengannya , tapi tetap saja . Aku mengalah untuk itu . Akhirnya dia ngga pernah maen ke rumah lagi . Tapi , sekarang aku tau kalo kak Dira dan Rey masih tetap bersahabat .
            “Kamu punya pacar ?” tanya Rey memulai topik baru .
            “Aku ? Ngga kok.” jawabku singkat .
            “Ada yang disuka ?” tanyanya lagi.
            Ingatanku tertuju kepada kak Arlan dan seketika itu aku tersenyum.
            “Kalo aku mau memperbaiki yang dulu , kamu keberatan ngga ?” tanyanya lagi tanpa menunggu jawabanku .
            “Maksud kamu Rey ?” tanyaku balik .
            “Terminal terminal ..” teriak kondektur . Akhirnya percakapanku terhenti karena kita udah sampai di Bandung .
Setelah sampai di rumah , semuanya terkejut melihatku dengan Rey . Mau gimana lagi coba ? Keadaan yang memaksaku begini .
            “Kalian pacaran ?” tanya mama penasaran .
            “Ngga lah ma . tadi ngga sengaja ketemu Rey di bus , yaudah jadinya bareng deh .” jawabku cuek sambil masuk kamar.
            “Heii , kamu pacaran sama Rey ?” tanya kak Tio tiba-tiba masuk kamarku.
            “Kak Tio nih , bikin kaget aja. Ketuk pintu kek , “ ucapku marah .
            “Jawab dulu gih ..” sahutnya penasaran juga .
            “Ngga kakak . tadi ngga sengaja ketemu di bus . Kenapa sih ? Kayaknya pada penasaran semua . Aneh deh ..” jawabku cemberut.
            “Ya kamu aneh . Datang-datang bawa Rey , sapa juga yang ngga penasaran .” bantah kak Tio padaku .
            Aku tak memperdulikannya dan segera membanting diriku di tempat tidur kesayangan.

*****

            From : Arlan <3
                Hai Hana . Apa kabar ? Selamat berlibur ya ..

                Sms yang membangunkanku dari tidur.
            “Aku heran sama kamu kak , sebenernya kamu suka ngga sih sama aku ? php banget sih “ gerutuku sambil membalas pesannya .
           
            To : Arlan <3
                Baik kak . Semoga kamu baik :) Selamat berlibur juga ..

                Pesan terkirim . Senyum ini terus terkembang bahkan aku tak tahu apa ini sebenarnya . Disaat aku bimbang dengan sikapnya, dia selalu bisa membuatku tersenyum setiap kali aku membaca dan membalas pesannya.
            Malam harinya , ngga tau kenapa tiba-tiba orang tuaku menyuruh kita semua berkumpul. Aku , Rey  , kak Tio dan Dira.
            “Semuanya udah ngumpul disini . Papa sama mama ada info penting buat kalian terutama buat kamu Hana .” ucap Papa mengawali pembicaraan .
            Semua mata tertuju padaku diselimuti perasaan bingung .
            “Apa pa ?” tanyaku singkat .
            “Kalian semua tau kan kalo papa mama berteman dengan orang tua Rey . Jadi kami para orang tua sepakat menjodohkan Rey dengan Hana .” jawab Papa tersenyum .
            Semua tercengang .
            “Papa bercanda apa ngga ini ?” tanya kak Tio terkejut .
            “Papa ngga bercanda sayang , memang benar . Kami menjodohkan Rey dengan Hana .” jawab mama tersenyum .
            “Gimana tanggapan kamu Rey ?” tanya Dira ikut-ikutan .
            Rey juga terkejut tapi dia menjawab hal yang tak kuduga sebelumnya .
            “Aku setuju dengan perjodohan ini.” jawabnya mantap .
            Papa mama tersenyum senang begitu juga kak Tio dan Dira . Hanya aku yang terdiam tak menyahut .
            “Kamu gimana Hana ? Pasti setuju kan ?” tanya Dira mengedipkan sebelah matanya.
            Aku menunduk .
            “Hana , jawab sayang ..” sahut mama .
            “Aku .. aku .. aku gak bisa ma pa . Maaf ..” jawabku sembari meninggalkan ruang tamu dan berlari ke dalam kamar .
           
            Aku menangis .. aku menangis ..
            Kenapa semuanya menjadi serumit ini ? Kenapa ? Disaat perasaan ini sudah ada yang memiliki , kenapa dia kembali ? Peluang untuk mewujudkan mimpiku memang ada , tapi itu dulu. Itu masa lalu yang udah jadi kenangan . Ngga seharusnya kenangan itu dibangkitkan lagi . Aku udah move on jauh dari sebelum-sebelumnya .
            “Hana .. kakak mau ngomong sama kamu.” ucap kak Tio memasuki kamarku.
            Hanya kak Tio yang bisa menenangkanku . Aku segera memeluknya dan menangis sejadi-jadinya .
            “Apa yang buat kamu kayak gini ? Kakak yakin kalo ada apa-apanya . Cerita sama kakak ya ?”  tanya kak Tio pelan .
            “Kak , bagaimana bisa aku dijodohin sama orang yang ngga aku cinta .” jawabku terus menangis.
            “Maksud kamu ? Apa kamu udah suka sama orang lain ?” tanya kak Tio bingung.
            Akhirnya aku cerita semuanya . Mulai dari suka sama kak Dimas sampai kak Arlan . Kak Tio mendengarkan semua dengan seksama bahkan seringkali terlihat sedang berpikir.
            “Menurut kakak , kamu harus memperjelas semuanya . Kamu cewe kuat kok , terbukti dari waktu kamu suka sama Rey . Kamu harus bisa bedain mana yang hanya bisa buat kamu nyaman dan mana yang benar-benar kamu cinta. Kalo Arlan memang suka sama kamu dek , pasti dia akan bilang , pasti ada tanda-tanda itu . Sedangkan kamu sendiri ngga tau kan tanda apa yang sejauh ini dia kasih ke kamu . Jangan sampai keputusan kamu nanti malah membuat kamu menyesal . Coba liat sekarang , Rey suka sama kamu . Jalan buat nyatuin kalian udah terbuka lebar , kurang apa coba ? Tuhan udah ngabulin mimpi kamu .” perjelas kak Tio .
            “Kalo memang Tuhan ngabulin mimpiku kak , buat apa dia ngirim kak Arlan ke dalam hidupku ? Kebetulan ? Semuanya ngga ada yang kebetulan kak . Aku harus bisa nemuin jawabannya . Kalo memang kak Arlan ngga baik untukku , mungkin Tuhan pengen ngasih satu pembelajaran lagi tapi kalo seandainya kak Arlan memang ditakdirkan untukku , aku pasti nyesel kalo aku ngga nyari tau kak . Resiko apapun akan aku tempuh asal aku tau akhir dari skenario ini .” bantahku tegas .
            “Ikuti kata hati kamu ya , hati ngga mungkin salah dalam merasakan sebuah rasa . Oke ?” hibur kak Tio padaku .
            “Makasih kakak ..” ucapku sembari tersenyum.
****

                Liburan kali ini gagal total akibat rencana perjodohan yang sepihak itu . Karena bosan di rumah terus , akhirnya aku pergi ke kostan . Lebih baik disana daripada aku harus mendengarkan ocehan papa mama yang memaksaku untuk menyetujui perjodohan konyol itu . Abang-abangku pun menyarankan kepadaku agar cepat pergi dari rumah-biar otakku lebih fresh-.
            Esok harinya setelah sampai di kostan , aku jalan-jalan ke kampus . Memang musim liburan , tapi kampus tetap banyak lalu lalang orang banyak . Langkahku terhenti pada bangku di depan gedung fakultasku . Aku duduk disana mengamati langit yang mulai mendung.
            “Kenapa harus aku sih yang punya skenario kayak gini ? Tuhan … Banyak orang yang dengan mudahnya menemukan cinta , tapi kenapa cintaku serumit ini ? Siapa sih yang Kau jadikan aktor utama dikehidupanku ?” ucapku meneteskan airmata .
            “Kalau kamu yakin bisa memiliki sesuatu , kamu harus berusaha mendapatkannya . Ngga peduli apapun rintangannya , aku yakin kalau Tuhan pasti mengizinkan kamu memiliki itu.” sahut seseorang dari belakangku.
            Aku menoleh dan dia adalah kak Arlan . Tanpa menunggu aba-aba , dia duduk disampingku.
            “Loh , nangis  ?” tanya kak Arlan tertawa .
            Aku segera menghapus airmataku dan berusaha tenang  .
            “Bagaimana mungkin ya ada orang yang takut jatuh cinta lagi ,” ucap kak Arlan sambil membayangkan sesuatu .
            “Maksud kakak ?” tanyaku sambil menatap matanya yang berubah menjadi teduh.
            “Ada loh orang yang takut jatuh cinta lagi karena udah merasakan yang namanya sakit . Udah merencanakan masa depan dengan matang , eh pasangannya bilang kalo dia muak , dia bosan segala macem .” jawab kak Arlan tanpa melihatku .
            “Apa itu kisah kakak ?” tanyaku penasaran .
            “Ahh , udahlah . Lupakan ..” sahutnya mencoba mengalihkan pembicaraan .
            “Kak , kenapa harus takut sih buat jatuh cinta ? Kalo emang pasangan yang dulu menyakiti kamu , bukan berarti kamu gagal . Itu artinya kamu harus nyari yang lebih baik lagi dari dia dan itu udah ada . Tuhan udah nyiptain yang lebih baik . Tinggal bagaimana kamu mencari dan membuka hati . Belajar dari kesalahan kak ..” ucapku sungguh-sungguh .
            “Apa mungkin ya ? Udahlah .. Belum saatnya aku jatuh cinta lagi .” bantahnya tersenyum.
            Aku langsung menunduk dan menahan airmata yang berusaha untuk keluar dari bentengnya .
            “Gimana kalo aku jatuh cintanya sama kamu ?” tanya kak Arlan mendadak serius.
            “Apa ?” sahutku terkejut .
            “Hahahaha .. kaget ya ? Bercanda kale ..” ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak.
            Airmata pun mengalir deras sederas air hujan yang mulai turun .
            “Kenapa kamu?” tanya kak Arlan heran.
            “Tega kamu ya !” jawabku sambil berlari pergi .
            Kak Arlan jahat ! Kenapa bercanda tentang hal itu .  Dia jahat !
            “Hana . Tunggu ….” teriaknya mengejarku .
            Aku segera berlari dan terus menangis . Derasnya air hujan tak menyurutkan niatku untuk terus berlari . Tiba-tiba langkahku terhenti karena ada seseorang yang memelukku dari belakang.
            “Hana .. kenapa kamu lari ? kenapa kamu ?” tanyanya dan ternyata itu kak Arlan.  
            “Kamu jahat kak . Kamu jahat sama aku .” jawabku terus menangis .
            “Maafin aku kalo itu nyakiti kamu . Maafin aku.” ujarnya mempererat pelukannya.
            Aku terus menangis . Menangis bahagia sekaligus bersedih .

*****

            Aku menjelaskan tentang perjodohan itu kepada kak Arlan . Dia mendengarkan ceritaku dengan serius tapi dia ngga pernah menyinggung sedikitpun tentang perasaanku .
            “Yaudah , kalo ngga mau mending cepet bilang ke orangtua kamu . Kamu sebagai anak juga mempunyai hak bicara .” sarannya singkat namun tepat .
            Aku menatap kedua matanya . Mata yang teduh . Mata yang bisa membuat aku selalu memikirkannya .
            “Kamu kedinginan ya ? Yaudah aku anter pulang ya . Nanti masuk angin loh.” ucapnya kemudian . Kita pun berjalan menyusuri derasnya air hujan dan dia memegang tanganku , menggandengnya disetiap langkah . Aku suka skenario hari ini . Aku suka Tuhan .
            “Kak Arlan ..” ucapku membuat langkah menjadi terhenti .
            “Kenapa Hana ?” tanyanya bingung .
            “Gapapa kak , ayo jalan .” jawabku mengurungkan niat untuk bertanya . Kak Arlan pun terus berjalan tanpa ada niat untuk tau apa yang ingin aku tanyakan.
           
            Dear diary ..
        Apakah kak Arlan mempunyai perasaan denganku ? Apa maksud sikap dia selama ini ? Apakah itu biasa-biasa saja ? Hatiku berkata kalau itu ngga biasa , tapi kenapa kak Arlan ngga ngasih kepastian itu . Apa aku harus memulai ? Aarrgh , kurasa tidak :( Aku hanya bisa menunggu .

            Sepenggal diary kutulis untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan . Bagaimana kelanjutan kisahku dengan kak Arlan ? Apakah dia memang untukku ? Ataukah bukan ? Tuhan .. aku penasaran dengan skenario berikutnya .
            Tiba-tiba handphone berdering . Sebuah pesan masuk .

            From : Mama
            Sayang , besok malem ketemu di restaurant Angel ya , ada yang pengen mama sama papa bicarakan .


            Aku mendesah . Pasti mama sama papa ingin membicarakan perjodohan itu . Bagaimana caranya aku untuk menghindarinya ?

to be continued ... 

~Akhir Skenario Untukku~


            “Selalu salah ketika menilai sosok ini adalah aktor utama dalam skenario hidupku , lalu siapakah aktor yang sebenarnya ? ”

            Aku mengaguminya. Sejak pertama aku melihatnya,  dia selalu terbayang di angan. Dia sempurna di mataku namun dia tak pernah sekalipun menatap , melihat bahkan memikirkanku. Aku bagai pungguk dan dia bagaikan bulan. Dia adalah Dimas , salah satu kakak tingkatku di kampus. Sejak pertama memasuki masa ospek-maklum mahasiswa baru- aku selalu memikirkannya. Gaya bicara yang khas , caranya berdiri sambil memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku , cara dia tersenyum , cara dia marah bahkan cara dia memegang bolpoin pun selalu teringat jelas di dalam memori.
            Aku sendiri adalah Hana. Di dalam kisah cintaku , mengagumi kakak tingkat tidaklah mendatangkan sebuah kebahagiaan . Entah memang dia yang bukan untukku ataukah memang skenario Tuhan yang tertulis seperti itu.
            “Hana , lihat tuh ada kak Dimas.” kata Sasa , sahabatku di kampus.
            “Apaan sih sa, “ sahutku tersipu malu.
            “Eh , kita dapat tugas kan buat nyari tanda tangan kakak tingkat. Ayo minta ke kak Dimas ! “ ajak Sasa sambil mengedipkan sebelah matanya.
            “Ayo ayo ..” ujarku bersemangat dan berlari mendekatinya.
            “Kak .. kak .. minta tanda tangannya dong.”
            “Kak dimas , punyaku kak ..”
            “kakak ……….”
            Haduh , ternyata banyak banget yang minta tanda tangan dan harus antri-artis aja kalah-  tapi itu tak menyurutkan niatku untuk mendapatkan tanda tangannya. Harus dan wajib !
            “Hana , kertasmu mana ? Sini sini …” pinta Sasa kepadaku.
             Kak Dimas memang mempesona. Dia ngga hanya cakep tapi juga punya aura tersendiri yang ngga bisa aku mengerti.
            “HANA.. Ngapain ngelamun ? Kertasmu mana lho ..” teriak Sasa emosi.
            Aku baru tersadar dan segera memberikan kertas tanda tanganku kepadanya. Beginilah efek orang jatuh cinta :D
            Beberapa saat kemudian ..
            “Ini nih kertas kalian . Sudah ya , aku mau pulang ..” ucap kak Dimas cuek.
            Semua merasa senang menerima kertas yang sudah ada tanda tangannya. Tapi aku ? Kertasku masih kosong . Nah lho ..
            “Kak .. kak dimas . Tunggu kak ..” ucapku mengejarnya.
            “Kenapa ? “ tanyanya datar.
            “Punyaku kok kosong kak ?” tanyaku heran .
            “Rapiin dulu tuh tempat tanda tangannya ..” jawabnya sembari pergi.
            Spontan , aku balik badan dan airmata ini menetes perlahan . Kak Dimas jahat sama aku ! Hanya gara-gara kertasku dihias agar terkesan spesial buat dia tapi dia ngga mau ?
            “Habisnya kamu sih Han , ngapain dihias kayak gitu ?” ucap Sasa tertawa.
            “Ya biar spesial aja , tapi aku ngga mikirin sampai sejauh ini Sa .” sahutku sambil menghapus airmataku.
            “Yaudah , kamu hapus tuh hiasan spesialnya . Ntar kalo ketemu lagi , kamu minta deh tanda tangannya .” ujarnya masih tertawa.
           
*****

            From : Sasa
                Eh Han , kak dimas ada di depan lab . cepetan klo mau minta ttd :D Dia ada kuliah pkl 17.00 WIB.  Fighting !

            Sms Sasa memang pertanda bagus. Jam beker di atas meja menunjukkan pukul 16.50 WIB . Apakah bisa aku berlari dari kostan ke kampus hanya dengan waktu sepuluh menit ? Tapi kalo aku ngga ke kampus , kapan lagi dapet tanda tangan dia ?
            Tanpa aiueo aku segera berlari ke kampus. Tak peduli dengan orang-orang yang menatapku dengan pandangan aneh , yang penting tujuanku adalah menemui kak Dimas.
            “Nah , itu dia ..” batinku saat melihatnya.
Ku perlambat langkah kaki karena dia bersama teman-temannya. Apakah berani diriku Tuhan ? Mereka semua kakak tingkat sedangkan aku masih seorang mahasiswa baru ? arrggh , pikiranku terkalahkan dengan perasaan. Ngga mungkin perjuanganku berakhir hanya karena gengsi ?
“Permisi kakak .. Boleh saya minta tanda tangannya ?” ucapku  ramah.
“Haduh , aku lagi ada jam nih . Kapan-kapan ya ?” tolaknya menghiraukanku.
“Ayolah kak , sekali aja ..” pintaku tulus.
“Udahlah mas , kasih aja kenapa sih ? kasihan tuh ..” sahut salah seorang temannya.
“Sini sini ..” ujar kak Dimas setuju .
Dengan senang hati aku memberikan selembar kertas untuknya. Mengamati cara dia menandatangani itu membuatku lupa akan sekelilingku .
“Ini ..” ucapnya kemudian .
“Eh iya kak. Makasih ya ..” sahutku tersenyum bahagia .
Dan … dia tak menggubrisnya -_-

*****

Bagaimana mungkin ada tokoh lain yang lebih dominan dalam sebuah cerita , sedangkan pada awalnya aku kira kak Dimaslah orang yang akan menjadi lakon utamanya .
Dia adalah kak Arlan . Dia juga salah satu kakak tingkat . Kesan pertama yang aku tangkap darinya adalah dia orangnya nyebelin . Bagaimana tidak , hanya dia orang yang sering marahin aku sewaktu ospek . Nyebelin kan ! Pertama kali aku ketemu sama dia adalah waktu di kantin . Aku sih cuek aja , karena menurutku dia masih orang asing . Tetapi , beberapa kali bertemu dan bahkan sering berinteraksi-karena dia suka marahin aku- akhirnya pikiranku terpusat hanya pada dia. Jangan berpikir kalo aku suka sama dia , ini perasaan –bisa dibilang- benci .
“ Hana , menurutku kak Arlan suka kamu deh . Kamu dimodusin tuh sama dia..” ucap Sasa sewaktu kami hangout bareng .
“Idiihh .. apaan coba ? Yang ada tuh orang nyebelin banget . Nyari perkara aja sama aku . Masa aku gak ada salah eh dimarahin ?” bantahku sewot.
“Ati-ati naksir lho ..” goda Sasa lagi.
“Naksir dia?” sahutku tertawa.
Tiba-tiba Sasa terdiam . Ekspresi wajahnya bener-bener berubah .
“Kenapa kamu Sa ?” tanyaku heran.
“Gak gapapa . Ayo pulang Hana ..” jawabnya aneh.
Tanpa menunggu persetujuanku , Hana menggandeng tanganku kasar. Tanpa kusadari , aku menoleh ke belakang dan apa yang terjadi ? Aku melihat kak Dimas dengan seorang cewe ! Mereka terlihat akrab dan sepertinya mereka memang akrab .
“Jadi itu sebabnya kamu ngajakin aku cepet-cepet pulang Sa ?” tanyaku mencoba tertawa.
“Sorry ya , aku cuma gak mau aja kamu tau ..” jawabnya sedih.
“Gapapa lagi .. hahahaha “ jawabku menghiraukannya.
“Hana , itu tadi pacar kak Dimas ..” sahut Sasa kepadaku.
“Oh itu .. Cantik kok. Cocok sama kak Dimas .” ucapku tersenyum getir.
Sasa terdiam dan suasana menjadi hening seketika.
“Kamu udah nyiapin barang buat camping ?” tanya Sasa memulai topik baru.
“Belum Sa .. males deh .” jawabku simple .
“Tapi kan udah beberapa hari lagi Hana. Banyak lho perlengkapannya..” ucapnya lagi.
Aku mengangguk pelan . Pikiran melayang jauh .

******

            Semenjak pertemuanku dengan kak Dimas, aku tak pernah semangat lagi. Ekspresi apa yang tepat untuk menggambarkan perasaan . Menangis ? Sudah bosan . Aku cuma bisa tersenyum dan lebih banyak diam . Hal yang paling menyiksa batin itu saat melihat kak Dimas dan pacarnya sering berduaan di kampus. AKU HARUS MELIHATNYA !  Tapi aku mencoba untuk ikhlas . Memang benar , cinta kalo bertepuk sebelah tangan pastilah sakit apalagi melihat orang yang kita cintai bersama orang lain . Tapi , ikhlas ikhlas iklhlas . Dia belum tentu berjodoh dengan kita dan belum tentu juga orang yang kita cintai itu berjodoh dengan pasangannya sekarang . Hanya Tuhan yang mengetahui itu semua .
            “Hana .. Hana …” panggil seseorang di belakangku . Dia adalah Vina , temanku juga.
            “Apaan vin ?” tanyaku padanya.
            “Kamu udah denger belum ?” tanyanya balik.
            “Apaan sih ?” tanyaku juga .
            “Sini sini , aku mau cerita sama kamu. “ jawabnya sembari menarik lenganku dan mencari bangku .
            “Kamu jadi bahan pembicaraan banyak anak . Tau ngga apaan ? Banyak yang bilang kalo kamu itu lagi pdkt sama kak Arlan . Ckckck , hati-hati ya sama kakak itu. Sumpah gossip itu udah nyebar dan aku ngga tau asalnya darimana.” ucap Vina panjang lebar.
            “APAAAAAA ?!?” sahutku terkejut.
            “udah udah , jangan dipikir. Itu cuma gossip. Aku ada kelas sekarang , daaah sayang ..” ujar Vina meninggalkanku.
            Aku hanya terpaku . Penjelasan yang mengejutkan . Entah karena penjelasan yang seakan-akan ngga ada tanda titik komanya atau karena berita itu ? Argghhh , pusing  -_-

*****
            Penutupan ospek sangatlah aku tunggu . Acara terakhir adalah camping selama tiga hari. Tiga hari ini , aku lebih banyak bertemu dengan kak Arlan dan aku juga ngga nyangka kalo kebiasaan ini menghadirkan rasa dalam hatiku . Tanpa aku sadari :)
            Hal yang paling berkesan adalah saat aku menatap matanya ditengah kegelapan malam, melihatnya tersenyum tulus dan memegang tangannya untuk pertama kali bahkan mungkin terakhir kali. Ditengah gelap malam , dia memarahi kita-mahasiswa baru- dan seperti yang teman-teman tebak sebelum berangkat camp  , dia pasti akan memarahiku. Pada waktu dia memarahiku habis-habisan , aku menatap matanya dan ngga tau kenapa rasa deg-degan muncul, hal yang belum aku rasakan saat aku suka sama kak Dimas. Aku merasakannya . Aku merasakannya . Panas dingin , deg-degan , bahagia dan terpaku . Hei , aku jatuh cinta !
Esoknya , aku melihat dia tersenyum tulus sewaktu acara camp selesai . Pertama kalinya aku melihat dia tersenyum !! Deg-degan lagi -_-
            Sewaktu aku mau turun dari kendaraan yang digunakan untuk pulang dari acara ospek , dia mengulurkan tangannya . Agak takut sih , tapi aku menerima uluran itu . Klimaks dari rasa deg-degan yang aku rasakan dan memang nyata kalo aku jatuh cinta dengan kak Arlan . Aku jatuh cinta , aku jatuh cintaaaaaaaaaa ..

*****
           
            Sejak saat itu , aku selalu terlihat bahagia. Senyuman selalu terkembang dibibir. Duniaku seakan berwarna lagi dan aku akan menikmati setiap alunan dari rasa cinta ini .
            “Sa , bisa ngga ya aku deket sama kak Arlan ?” tanyaku membayangkan kalo aku bisa deket sama kak Arlan .
            “Impossible deh Han , sadar woyy ..” jawabnya tertawa.
            “Yee , ngga ada yang ngga mungkin di dunia ini lho. Liat skenario Tuhan selanjutnya aja deh .” ujarku tersenyum.
            “Kamu pengennya happy ending apa sad ending non ?” goda Sasa tertawa.
            “Sampai saat ini , aku masih berpikir kalo happy ending itu hanya ada di dalam drama-drama korea dan novel aja sa , kalo pun di dunia emang ada berarti itu adalah sebuah keajaiban . “ ucapku mantap.
            “Aarrgghh ..  dasar kamu .” ujar sasa sewot. Tiba-tiba aku melihat kak Arlan melewatiku, pastinya tanpa menoleh bahkan melihatku.

                Kusuka dirinya , mungkin aku sayang ..
            Namun apakah mungkin kau menjadi milikku ..

Rasa ini – vierra
*****

            Pulang kuliah tanpa Sasa itu ngga enak banget . Kenapa juga sih dia harus ada kegiatan ?
            Duuuarrr ..
            Suara petir menandakan kalo hujan akan segera turun . Sial banget deh -_-
            “Hujan hujan , jangan turun ya . Aku ngga bawa payung nih..” ucapku sambil melihat langit .
            “Ngomong sama hujan ? gapapa lo?” ucap seseorang di sebelahku .
            Aku menoleh dan ternyata itu adalah kak Arlan . Oh Tuhan , mimpi apa aku semalam ?
            “Sekarang bengong . Dasar aneh nih anak ,” ucapnya lagi dengan ketus .
            “Apa kak ? Aneh ?” tanyaku agak tersinggung .
            “Iya , mahasiswa baru ter-aneh menurutku !” bentaknya sambil melotot.
            “APA ?!”
            Spontan aku langsung pergi. Tapi spontan juga tangannya memegang lenganku .
            “Ngapain lo pergi ? Takut ?” tanyanya lagi.
            “Maaf ya kakak arlan yang saya hormati , saya tidak mencari gara-gara dengan anda . Jadi saya mohon anda mengerti ya . masa ospek juga udah selesai kok kak ,” jawabku menahan emosi.
            “Gak usah sok formal. Ayo ikut gue , ada yang perlu gue omongin sama lo .” ajaknya sambil menarik paksa tanganku.
            “Eh kak , kemana nih ? Mau hujan loh !” tanyaku panik.
            “Diem aja lo. Cepet naik !” jawabnya sambil menyalakan motor.
            Dengan muka cemberut , aku menuruti kemauannya dan motor itu melaju dengan kencangnya .
            “Ehh , itu Hana kan ? Loh loh loh .. sama kak Arlan ! Gila !! Kok bisa ?” teriak temen-temenku yang melihatku dibonceng sama kak Arlan .
            “Kak , mau kemana sih ?” tanyaku setengah berteriak .
            Tak ada jawaban . Yang menjawab malah hujan yang turun perlahan dan menjadi lebat seketika . Motor tetap melaju ditengah guyuran hujan , aku yang udah basah kuyub memaksakan untuk tetap tenang . Perasaan senang ada sih tapi perasaan jengkel juga lebih dari itu .
            Beberapa menit kemudian , motor itu berhenti di salah satu rumah . Entah itu rumah siapa.
            “Kak , rumah siapa ini ? Jangan macem-macem loh !” ucapku takut.
            “Idiihh , sapa juga yang macem-macem . Ini rumah kakak gue , lo masuk gih terus gue ambilin baju kakak gue . Pinjem dulu gapapa asal dikembaliin .” perjelasnya sambil masuk ke dalam rumah .
            Aku segera mengikutinya . Kondisiku dari ujung rambut sampai kaki bener-bener basah dan mau ngga mau tawaran kak Arlan untuk pinjam baju kakaknya juga aku terima. Setelah bersihin diri , kami ngobrol di teras .
            “Rumahnya sepi kak ..” ucapku memulai obrolan .
            “Kakakku ada kok , tapi di belakang .” ujarnya ketus.
            “Oiya kak , aku ngga suka kamu culik kayak gini . Maksa-maksa gak jelas , sampai kehujanan gini  . Maunya apa sih ?”  protesku marah .
            “Ada sesuatu yang gue harus tanyain ke lo. Ini menyangkut lo-gue. Oke ? Gak mungkin kalo gue ngomongin ini di kampus , jadinya tambah runyam ntar .” perjelasnya dengan sok .
            “Sebelum itu , bisa ngga sih kamu ngomong ngga usah pake sebutan lo-gue ?” protesku lagi.
            “Cerewet banget sih . Pantes aja waktu ospek kena marah terus . Hahaha “ sahutnya ketawa.
            “Halahh , kamu tuh marahinnya gak jelas. Salahku apa coba ? Mau ngga sih kak gak usah pake lo-gue ?” ulangku lagi.
            “Iye iye . Ada yang pengen aku omongin sama kamu Hana ..” ucapnya sambil tersenyum.
            Degg degg degg degg.. Senyuman itu !
            “Woyy .. Ngomong dong !” ucapnya lagi.
            “Eh , maaf kak. Iya , kamu mau ngomongin apaan ?” tanyaku penasaran .
            “Kamu pasti udah tau sama gossip yang beredar tentang kita ?” jawabnya sembari bertanya lagi.
            “Gosip ? Apaan ?” tanyaku sok gak tau .
            “Lupakan deh ..” jawabnya dengan tingkah aneh . Loh !
            “Kok lupakan ? “ tanyaku lagi.
            “Gak , ngga jadi deh .” jawabnya lagi.
            “Hahahaha .. aku ngerti kok kak maksudmu apaan “ sahutku tertawa .
            “Dasar kan ! Maba aneh kamu ! “ ujarnya jengkel.
            “Emang kenapa kak sama gossip itu ? terganggu kah ?” godaku padanya.
            “Ngapain terganggu coba ? ya ngga lah . “ sahutnya spontan .
            Seketika itu suasana menjadi hening .

Sejak kejadian itu , aku dan kak Arlan menjadi dekat walaupun ngga deket secara langsung . Pernah suatu hari aku papasan dengannya dan kami hanya mengumbar senyum . Dia ngga pernah menyapaku bahkan ngobrol denganku .
            “Sa .. kak Arlan itu suka aku ngga sih ?” tanyaku pada Sasa setelah papasan dengan kak Arlan.
            “Kenapa emang Han ?” tanyanya balik.
            “Ngeliat sikap kak Arlan sewaktu ospek , ngeliat cara dia menatapku , ngeliat sikapnya di sms , bbm dan sebagainya . Aku rasa dia punya rasa , tapi masa sih ?” jawabku bimbang .
            “Logika aja ya Han , kalo cowo suka sama cewe pasti langsung dideketin . Cowonya juga gak mau kalo si cewe diambil sama yang lain kan ? tapi aku ngga bisa ngartiin sikap kak Arlan! Liat aja tuh , nyapa aja ngga pernah . Beda banget sama cowo lain yang suka sama kamu .” perjelas Sasa .
            Aku terdiam . Memang benar apa yang dikatakan Sasa. Rasanya aku ngga mau berharap lebih sama kak Arlan , tapi bagaimana ? Hati ini udah terlanjur memendam rasa !