Laman

Jumat, 28 Februari 2014

~Akhir Skenario Untukku~


            “Selalu salah ketika menilai sosok ini adalah aktor utama dalam skenario hidupku , lalu siapakah aktor yang sebenarnya ? ”

            Aku mengaguminya. Sejak pertama aku melihatnya,  dia selalu terbayang di angan. Dia sempurna di mataku namun dia tak pernah sekalipun menatap , melihat bahkan memikirkanku. Aku bagai pungguk dan dia bagaikan bulan. Dia adalah Dimas , salah satu kakak tingkatku di kampus. Sejak pertama memasuki masa ospek-maklum mahasiswa baru- aku selalu memikirkannya. Gaya bicara yang khas , caranya berdiri sambil memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku , cara dia tersenyum , cara dia marah bahkan cara dia memegang bolpoin pun selalu teringat jelas di dalam memori.
            Aku sendiri adalah Hana. Di dalam kisah cintaku , mengagumi kakak tingkat tidaklah mendatangkan sebuah kebahagiaan . Entah memang dia yang bukan untukku ataukah memang skenario Tuhan yang tertulis seperti itu.
            “Hana , lihat tuh ada kak Dimas.” kata Sasa , sahabatku di kampus.
            “Apaan sih sa, “ sahutku tersipu malu.
            “Eh , kita dapat tugas kan buat nyari tanda tangan kakak tingkat. Ayo minta ke kak Dimas ! “ ajak Sasa sambil mengedipkan sebelah matanya.
            “Ayo ayo ..” ujarku bersemangat dan berlari mendekatinya.
            “Kak .. kak .. minta tanda tangannya dong.”
            “Kak dimas , punyaku kak ..”
            “kakak ……….”
            Haduh , ternyata banyak banget yang minta tanda tangan dan harus antri-artis aja kalah-  tapi itu tak menyurutkan niatku untuk mendapatkan tanda tangannya. Harus dan wajib !
            “Hana , kertasmu mana ? Sini sini …” pinta Sasa kepadaku.
             Kak Dimas memang mempesona. Dia ngga hanya cakep tapi juga punya aura tersendiri yang ngga bisa aku mengerti.
            “HANA.. Ngapain ngelamun ? Kertasmu mana lho ..” teriak Sasa emosi.
            Aku baru tersadar dan segera memberikan kertas tanda tanganku kepadanya. Beginilah efek orang jatuh cinta :D
            Beberapa saat kemudian ..
            “Ini nih kertas kalian . Sudah ya , aku mau pulang ..” ucap kak Dimas cuek.
            Semua merasa senang menerima kertas yang sudah ada tanda tangannya. Tapi aku ? Kertasku masih kosong . Nah lho ..
            “Kak .. kak dimas . Tunggu kak ..” ucapku mengejarnya.
            “Kenapa ? “ tanyanya datar.
            “Punyaku kok kosong kak ?” tanyaku heran .
            “Rapiin dulu tuh tempat tanda tangannya ..” jawabnya sembari pergi.
            Spontan , aku balik badan dan airmata ini menetes perlahan . Kak Dimas jahat sama aku ! Hanya gara-gara kertasku dihias agar terkesan spesial buat dia tapi dia ngga mau ?
            “Habisnya kamu sih Han , ngapain dihias kayak gitu ?” ucap Sasa tertawa.
            “Ya biar spesial aja , tapi aku ngga mikirin sampai sejauh ini Sa .” sahutku sambil menghapus airmataku.
            “Yaudah , kamu hapus tuh hiasan spesialnya . Ntar kalo ketemu lagi , kamu minta deh tanda tangannya .” ujarnya masih tertawa.
           
*****

            From : Sasa
                Eh Han , kak dimas ada di depan lab . cepetan klo mau minta ttd :D Dia ada kuliah pkl 17.00 WIB.  Fighting !

            Sms Sasa memang pertanda bagus. Jam beker di atas meja menunjukkan pukul 16.50 WIB . Apakah bisa aku berlari dari kostan ke kampus hanya dengan waktu sepuluh menit ? Tapi kalo aku ngga ke kampus , kapan lagi dapet tanda tangan dia ?
            Tanpa aiueo aku segera berlari ke kampus. Tak peduli dengan orang-orang yang menatapku dengan pandangan aneh , yang penting tujuanku adalah menemui kak Dimas.
            “Nah , itu dia ..” batinku saat melihatnya.
Ku perlambat langkah kaki karena dia bersama teman-temannya. Apakah berani diriku Tuhan ? Mereka semua kakak tingkat sedangkan aku masih seorang mahasiswa baru ? arrggh , pikiranku terkalahkan dengan perasaan. Ngga mungkin perjuanganku berakhir hanya karena gengsi ?
“Permisi kakak .. Boleh saya minta tanda tangannya ?” ucapku  ramah.
“Haduh , aku lagi ada jam nih . Kapan-kapan ya ?” tolaknya menghiraukanku.
“Ayolah kak , sekali aja ..” pintaku tulus.
“Udahlah mas , kasih aja kenapa sih ? kasihan tuh ..” sahut salah seorang temannya.
“Sini sini ..” ujar kak Dimas setuju .
Dengan senang hati aku memberikan selembar kertas untuknya. Mengamati cara dia menandatangani itu membuatku lupa akan sekelilingku .
“Ini ..” ucapnya kemudian .
“Eh iya kak. Makasih ya ..” sahutku tersenyum bahagia .
Dan … dia tak menggubrisnya -_-

*****

Bagaimana mungkin ada tokoh lain yang lebih dominan dalam sebuah cerita , sedangkan pada awalnya aku kira kak Dimaslah orang yang akan menjadi lakon utamanya .
Dia adalah kak Arlan . Dia juga salah satu kakak tingkat . Kesan pertama yang aku tangkap darinya adalah dia orangnya nyebelin . Bagaimana tidak , hanya dia orang yang sering marahin aku sewaktu ospek . Nyebelin kan ! Pertama kali aku ketemu sama dia adalah waktu di kantin . Aku sih cuek aja , karena menurutku dia masih orang asing . Tetapi , beberapa kali bertemu dan bahkan sering berinteraksi-karena dia suka marahin aku- akhirnya pikiranku terpusat hanya pada dia. Jangan berpikir kalo aku suka sama dia , ini perasaan –bisa dibilang- benci .
“ Hana , menurutku kak Arlan suka kamu deh . Kamu dimodusin tuh sama dia..” ucap Sasa sewaktu kami hangout bareng .
“Idiihh .. apaan coba ? Yang ada tuh orang nyebelin banget . Nyari perkara aja sama aku . Masa aku gak ada salah eh dimarahin ?” bantahku sewot.
“Ati-ati naksir lho ..” goda Sasa lagi.
“Naksir dia?” sahutku tertawa.
Tiba-tiba Sasa terdiam . Ekspresi wajahnya bener-bener berubah .
“Kenapa kamu Sa ?” tanyaku heran.
“Gak gapapa . Ayo pulang Hana ..” jawabnya aneh.
Tanpa menunggu persetujuanku , Hana menggandeng tanganku kasar. Tanpa kusadari , aku menoleh ke belakang dan apa yang terjadi ? Aku melihat kak Dimas dengan seorang cewe ! Mereka terlihat akrab dan sepertinya mereka memang akrab .
“Jadi itu sebabnya kamu ngajakin aku cepet-cepet pulang Sa ?” tanyaku mencoba tertawa.
“Sorry ya , aku cuma gak mau aja kamu tau ..” jawabnya sedih.
“Gapapa lagi .. hahahaha “ jawabku menghiraukannya.
“Hana , itu tadi pacar kak Dimas ..” sahut Sasa kepadaku.
“Oh itu .. Cantik kok. Cocok sama kak Dimas .” ucapku tersenyum getir.
Sasa terdiam dan suasana menjadi hening seketika.
“Kamu udah nyiapin barang buat camping ?” tanya Sasa memulai topik baru.
“Belum Sa .. males deh .” jawabku simple .
“Tapi kan udah beberapa hari lagi Hana. Banyak lho perlengkapannya..” ucapnya lagi.
Aku mengangguk pelan . Pikiran melayang jauh .

******

            Semenjak pertemuanku dengan kak Dimas, aku tak pernah semangat lagi. Ekspresi apa yang tepat untuk menggambarkan perasaan . Menangis ? Sudah bosan . Aku cuma bisa tersenyum dan lebih banyak diam . Hal yang paling menyiksa batin itu saat melihat kak Dimas dan pacarnya sering berduaan di kampus. AKU HARUS MELIHATNYA !  Tapi aku mencoba untuk ikhlas . Memang benar , cinta kalo bertepuk sebelah tangan pastilah sakit apalagi melihat orang yang kita cintai bersama orang lain . Tapi , ikhlas ikhlas iklhlas . Dia belum tentu berjodoh dengan kita dan belum tentu juga orang yang kita cintai itu berjodoh dengan pasangannya sekarang . Hanya Tuhan yang mengetahui itu semua .
            “Hana .. Hana …” panggil seseorang di belakangku . Dia adalah Vina , temanku juga.
            “Apaan vin ?” tanyaku padanya.
            “Kamu udah denger belum ?” tanyanya balik.
            “Apaan sih ?” tanyaku juga .
            “Sini sini , aku mau cerita sama kamu. “ jawabnya sembari menarik lenganku dan mencari bangku .
            “Kamu jadi bahan pembicaraan banyak anak . Tau ngga apaan ? Banyak yang bilang kalo kamu itu lagi pdkt sama kak Arlan . Ckckck , hati-hati ya sama kakak itu. Sumpah gossip itu udah nyebar dan aku ngga tau asalnya darimana.” ucap Vina panjang lebar.
            “APAAAAAA ?!?” sahutku terkejut.
            “udah udah , jangan dipikir. Itu cuma gossip. Aku ada kelas sekarang , daaah sayang ..” ujar Vina meninggalkanku.
            Aku hanya terpaku . Penjelasan yang mengejutkan . Entah karena penjelasan yang seakan-akan ngga ada tanda titik komanya atau karena berita itu ? Argghhh , pusing  -_-

*****
            Penutupan ospek sangatlah aku tunggu . Acara terakhir adalah camping selama tiga hari. Tiga hari ini , aku lebih banyak bertemu dengan kak Arlan dan aku juga ngga nyangka kalo kebiasaan ini menghadirkan rasa dalam hatiku . Tanpa aku sadari :)
            Hal yang paling berkesan adalah saat aku menatap matanya ditengah kegelapan malam, melihatnya tersenyum tulus dan memegang tangannya untuk pertama kali bahkan mungkin terakhir kali. Ditengah gelap malam , dia memarahi kita-mahasiswa baru- dan seperti yang teman-teman tebak sebelum berangkat camp  , dia pasti akan memarahiku. Pada waktu dia memarahiku habis-habisan , aku menatap matanya dan ngga tau kenapa rasa deg-degan muncul, hal yang belum aku rasakan saat aku suka sama kak Dimas. Aku merasakannya . Aku merasakannya . Panas dingin , deg-degan , bahagia dan terpaku . Hei , aku jatuh cinta !
Esoknya , aku melihat dia tersenyum tulus sewaktu acara camp selesai . Pertama kalinya aku melihat dia tersenyum !! Deg-degan lagi -_-
            Sewaktu aku mau turun dari kendaraan yang digunakan untuk pulang dari acara ospek , dia mengulurkan tangannya . Agak takut sih , tapi aku menerima uluran itu . Klimaks dari rasa deg-degan yang aku rasakan dan memang nyata kalo aku jatuh cinta dengan kak Arlan . Aku jatuh cinta , aku jatuh cintaaaaaaaaaa ..

*****
           
            Sejak saat itu , aku selalu terlihat bahagia. Senyuman selalu terkembang dibibir. Duniaku seakan berwarna lagi dan aku akan menikmati setiap alunan dari rasa cinta ini .
            “Sa , bisa ngga ya aku deket sama kak Arlan ?” tanyaku membayangkan kalo aku bisa deket sama kak Arlan .
            “Impossible deh Han , sadar woyy ..” jawabnya tertawa.
            “Yee , ngga ada yang ngga mungkin di dunia ini lho. Liat skenario Tuhan selanjutnya aja deh .” ujarku tersenyum.
            “Kamu pengennya happy ending apa sad ending non ?” goda Sasa tertawa.
            “Sampai saat ini , aku masih berpikir kalo happy ending itu hanya ada di dalam drama-drama korea dan novel aja sa , kalo pun di dunia emang ada berarti itu adalah sebuah keajaiban . “ ucapku mantap.
            “Aarrgghh ..  dasar kamu .” ujar sasa sewot. Tiba-tiba aku melihat kak Arlan melewatiku, pastinya tanpa menoleh bahkan melihatku.

                Kusuka dirinya , mungkin aku sayang ..
            Namun apakah mungkin kau menjadi milikku ..

Rasa ini – vierra
*****

            Pulang kuliah tanpa Sasa itu ngga enak banget . Kenapa juga sih dia harus ada kegiatan ?
            Duuuarrr ..
            Suara petir menandakan kalo hujan akan segera turun . Sial banget deh -_-
            “Hujan hujan , jangan turun ya . Aku ngga bawa payung nih..” ucapku sambil melihat langit .
            “Ngomong sama hujan ? gapapa lo?” ucap seseorang di sebelahku .
            Aku menoleh dan ternyata itu adalah kak Arlan . Oh Tuhan , mimpi apa aku semalam ?
            “Sekarang bengong . Dasar aneh nih anak ,” ucapnya lagi dengan ketus .
            “Apa kak ? Aneh ?” tanyaku agak tersinggung .
            “Iya , mahasiswa baru ter-aneh menurutku !” bentaknya sambil melotot.
            “APA ?!”
            Spontan aku langsung pergi. Tapi spontan juga tangannya memegang lenganku .
            “Ngapain lo pergi ? Takut ?” tanyanya lagi.
            “Maaf ya kakak arlan yang saya hormati , saya tidak mencari gara-gara dengan anda . Jadi saya mohon anda mengerti ya . masa ospek juga udah selesai kok kak ,” jawabku menahan emosi.
            “Gak usah sok formal. Ayo ikut gue , ada yang perlu gue omongin sama lo .” ajaknya sambil menarik paksa tanganku.
            “Eh kak , kemana nih ? Mau hujan loh !” tanyaku panik.
            “Diem aja lo. Cepet naik !” jawabnya sambil menyalakan motor.
            Dengan muka cemberut , aku menuruti kemauannya dan motor itu melaju dengan kencangnya .
            “Ehh , itu Hana kan ? Loh loh loh .. sama kak Arlan ! Gila !! Kok bisa ?” teriak temen-temenku yang melihatku dibonceng sama kak Arlan .
            “Kak , mau kemana sih ?” tanyaku setengah berteriak .
            Tak ada jawaban . Yang menjawab malah hujan yang turun perlahan dan menjadi lebat seketika . Motor tetap melaju ditengah guyuran hujan , aku yang udah basah kuyub memaksakan untuk tetap tenang . Perasaan senang ada sih tapi perasaan jengkel juga lebih dari itu .
            Beberapa menit kemudian , motor itu berhenti di salah satu rumah . Entah itu rumah siapa.
            “Kak , rumah siapa ini ? Jangan macem-macem loh !” ucapku takut.
            “Idiihh , sapa juga yang macem-macem . Ini rumah kakak gue , lo masuk gih terus gue ambilin baju kakak gue . Pinjem dulu gapapa asal dikembaliin .” perjelasnya sambil masuk ke dalam rumah .
            Aku segera mengikutinya . Kondisiku dari ujung rambut sampai kaki bener-bener basah dan mau ngga mau tawaran kak Arlan untuk pinjam baju kakaknya juga aku terima. Setelah bersihin diri , kami ngobrol di teras .
            “Rumahnya sepi kak ..” ucapku memulai obrolan .
            “Kakakku ada kok , tapi di belakang .” ujarnya ketus.
            “Oiya kak , aku ngga suka kamu culik kayak gini . Maksa-maksa gak jelas , sampai kehujanan gini  . Maunya apa sih ?”  protesku marah .
            “Ada sesuatu yang gue harus tanyain ke lo. Ini menyangkut lo-gue. Oke ? Gak mungkin kalo gue ngomongin ini di kampus , jadinya tambah runyam ntar .” perjelasnya dengan sok .
            “Sebelum itu , bisa ngga sih kamu ngomong ngga usah pake sebutan lo-gue ?” protesku lagi.
            “Cerewet banget sih . Pantes aja waktu ospek kena marah terus . Hahaha “ sahutnya ketawa.
            “Halahh , kamu tuh marahinnya gak jelas. Salahku apa coba ? Mau ngga sih kak gak usah pake lo-gue ?” ulangku lagi.
            “Iye iye . Ada yang pengen aku omongin sama kamu Hana ..” ucapnya sambil tersenyum.
            Degg degg degg degg.. Senyuman itu !
            “Woyy .. Ngomong dong !” ucapnya lagi.
            “Eh , maaf kak. Iya , kamu mau ngomongin apaan ?” tanyaku penasaran .
            “Kamu pasti udah tau sama gossip yang beredar tentang kita ?” jawabnya sembari bertanya lagi.
            “Gosip ? Apaan ?” tanyaku sok gak tau .
            “Lupakan deh ..” jawabnya dengan tingkah aneh . Loh !
            “Kok lupakan ? “ tanyaku lagi.
            “Gak , ngga jadi deh .” jawabnya lagi.
            “Hahahaha .. aku ngerti kok kak maksudmu apaan “ sahutku tertawa .
            “Dasar kan ! Maba aneh kamu ! “ ujarnya jengkel.
            “Emang kenapa kak sama gossip itu ? terganggu kah ?” godaku padanya.
            “Ngapain terganggu coba ? ya ngga lah . “ sahutnya spontan .
            Seketika itu suasana menjadi hening .

Sejak kejadian itu , aku dan kak Arlan menjadi dekat walaupun ngga deket secara langsung . Pernah suatu hari aku papasan dengannya dan kami hanya mengumbar senyum . Dia ngga pernah menyapaku bahkan ngobrol denganku .
            “Sa .. kak Arlan itu suka aku ngga sih ?” tanyaku pada Sasa setelah papasan dengan kak Arlan.
            “Kenapa emang Han ?” tanyanya balik.
            “Ngeliat sikap kak Arlan sewaktu ospek , ngeliat cara dia menatapku , ngeliat sikapnya di sms , bbm dan sebagainya . Aku rasa dia punya rasa , tapi masa sih ?” jawabku bimbang .
            “Logika aja ya Han , kalo cowo suka sama cewe pasti langsung dideketin . Cowonya juga gak mau kalo si cewe diambil sama yang lain kan ? tapi aku ngga bisa ngartiin sikap kak Arlan! Liat aja tuh , nyapa aja ngga pernah . Beda banget sama cowo lain yang suka sama kamu .” perjelas Sasa .
            Aku terdiam . Memang benar apa yang dikatakan Sasa. Rasanya aku ngga mau berharap lebih sama kak Arlan , tapi bagaimana ? Hati ini udah terlanjur memendam rasa !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar