“Selalu salah ketika menilai sosok ini
adalah aktor utama dalam skenario hidupku , lalu siapakah aktor yang sebenarnya
? ”
Aku
mengaguminya. Sejak pertama aku melihatnya, dia selalu terbayang di angan. Dia sempurna di
mataku namun dia tak pernah sekalipun menatap , melihat bahkan memikirkanku.
Aku bagai pungguk dan dia bagaikan bulan. Dia adalah Dimas , salah satu kakak
tingkatku di kampus. Sejak pertama memasuki masa ospek-maklum mahasiswa baru-
aku selalu memikirkannya. Gaya bicara yang khas , caranya berdiri sambil
memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku , cara dia tersenyum , cara dia
marah bahkan cara dia memegang bolpoin pun selalu teringat jelas di dalam
memori.
Aku sendiri adalah Hana. Di dalam
kisah cintaku , mengagumi kakak tingkat tidaklah mendatangkan sebuah
kebahagiaan . Entah memang dia yang bukan untukku ataukah memang skenario Tuhan
yang tertulis seperti itu.
“Hana , lihat tuh ada kak Dimas.”
kata Sasa , sahabatku di kampus.
“Apaan sih sa, “ sahutku tersipu
malu.
“Eh , kita dapat tugas kan buat
nyari tanda tangan kakak tingkat. Ayo minta ke kak Dimas ! “ ajak Sasa sambil
mengedipkan sebelah matanya.
“Ayo ayo ..” ujarku bersemangat dan
berlari mendekatinya.
“Kak .. kak .. minta tanda tangannya
dong.”
“Kak dimas , punyaku kak ..”
“kakak ……….”
Haduh , ternyata banyak banget yang
minta tanda tangan dan harus antri-artis aja kalah- tapi itu tak menyurutkan niatku untuk
mendapatkan tanda tangannya. Harus dan wajib !
“Hana , kertasmu mana ? Sini sini …”
pinta Sasa kepadaku.
Kak Dimas memang mempesona. Dia ngga hanya
cakep tapi juga punya aura tersendiri yang ngga bisa aku mengerti.
“HANA.. Ngapain ngelamun ? Kertasmu mana
lho ..” teriak Sasa emosi.
Aku baru tersadar dan segera
memberikan kertas tanda tanganku kepadanya. Beginilah efek orang jatuh cinta :D
Beberapa saat kemudian ..
“Ini nih kertas kalian . Sudah ya ,
aku mau pulang ..” ucap kak Dimas cuek.
Semua merasa senang menerima kertas
yang sudah ada tanda tangannya. Tapi aku ? Kertasku masih kosong . Nah lho ..
“Kak .. kak dimas . Tunggu kak ..”
ucapku mengejarnya.
“Kenapa ? “ tanyanya datar.
“Punyaku kok kosong kak ?” tanyaku
heran .
“Rapiin dulu tuh tempat tanda
tangannya ..” jawabnya sembari pergi.
Spontan , aku balik badan dan
airmata ini menetes perlahan . Kak Dimas jahat sama aku ! Hanya gara-gara
kertasku dihias agar terkesan spesial buat dia tapi dia ngga mau ?
“Habisnya kamu sih Han , ngapain dihias
kayak gitu ?” ucap Sasa tertawa.
“Ya biar spesial aja , tapi aku ngga
mikirin sampai sejauh ini Sa .” sahutku sambil menghapus airmataku.
“Yaudah , kamu hapus tuh hiasan
spesialnya . Ntar kalo ketemu lagi , kamu minta deh tanda tangannya .” ujarnya
masih tertawa.
*****
From : Sasa
Eh
Han , kak dimas ada di depan lab . cepetan klo mau minta ttd :D Dia ada kuliah
pkl 17.00 WIB. Fighting !
Sms Sasa memang pertanda bagus. Jam
beker di atas meja menunjukkan pukul 16.50 WIB . Apakah bisa aku berlari dari
kostan ke kampus hanya dengan waktu sepuluh menit ? Tapi kalo aku ngga ke
kampus , kapan lagi dapet tanda tangan dia ?
Tanpa aiueo aku segera berlari ke
kampus. Tak peduli dengan orang-orang yang menatapku dengan pandangan aneh ,
yang penting tujuanku adalah menemui kak Dimas.
“Nah , itu dia ..” batinku saat
melihatnya.
Ku perlambat langkah kaki karena dia bersama teman-temannya.
Apakah berani diriku Tuhan ? Mereka semua kakak tingkat sedangkan aku masih
seorang mahasiswa baru ? arrggh , pikiranku terkalahkan dengan perasaan. Ngga
mungkin perjuanganku berakhir hanya karena gengsi ?
“Permisi kakak .. Boleh saya minta tanda tangannya ?” ucapku ramah.
“Haduh , aku lagi ada jam nih . Kapan-kapan ya ?” tolaknya
menghiraukanku.
“Ayolah kak , sekali aja ..” pintaku tulus.
“Udahlah mas , kasih aja kenapa sih ? kasihan tuh ..” sahut salah
seorang temannya.
“Sini sini ..” ujar kak Dimas setuju .
Dengan senang hati aku memberikan selembar kertas untuknya.
Mengamati cara dia menandatangani itu membuatku lupa akan sekelilingku .
“Ini ..” ucapnya kemudian .
“Eh iya kak. Makasih ya ..” sahutku tersenyum bahagia .
Dan … dia tak menggubrisnya -_-
*****
Bagaimana mungkin ada tokoh lain yang lebih dominan dalam sebuah
cerita , sedangkan pada awalnya aku kira kak Dimaslah orang yang akan menjadi
lakon utamanya .
Dia adalah kak Arlan . Dia juga salah satu kakak tingkat . Kesan
pertama yang aku tangkap darinya adalah dia orangnya nyebelin . Bagaimana tidak
, hanya dia orang yang sering marahin aku sewaktu ospek . Nyebelin kan !
Pertama kali aku ketemu sama dia adalah waktu di kantin . Aku sih cuek aja ,
karena menurutku dia masih orang asing . Tetapi , beberapa kali bertemu dan
bahkan sering berinteraksi-karena dia suka marahin aku- akhirnya pikiranku
terpusat hanya pada dia. Jangan berpikir kalo aku suka sama dia , ini perasaan
–bisa dibilang- benci .
“ Hana , menurutku kak Arlan suka kamu deh . Kamu dimodusin tuh
sama dia..” ucap Sasa sewaktu kami hangout bareng .
“Idiihh .. apaan coba ? Yang ada tuh orang nyebelin banget . Nyari
perkara aja sama aku . Masa aku gak ada salah eh dimarahin ?” bantahku sewot.
“Ati-ati naksir lho ..” goda Sasa lagi.
“Naksir dia?” sahutku tertawa.
Tiba-tiba Sasa terdiam . Ekspresi wajahnya bener-bener berubah .
“Kenapa kamu Sa ?” tanyaku heran.
“Gak gapapa . Ayo pulang Hana ..” jawabnya aneh.
Tanpa menunggu persetujuanku , Hana menggandeng tanganku kasar.
Tanpa kusadari , aku menoleh ke belakang dan apa yang terjadi ? Aku melihat kak
Dimas dengan seorang cewe ! Mereka terlihat akrab dan sepertinya mereka memang
akrab .
“Jadi itu sebabnya kamu ngajakin aku cepet-cepet pulang Sa ?”
tanyaku mencoba tertawa.
“Sorry ya , aku cuma gak mau aja kamu tau ..” jawabnya sedih.
“Gapapa lagi .. hahahaha “ jawabku menghiraukannya.
“Hana , itu tadi pacar kak Dimas ..” sahut Sasa kepadaku.
“Oh itu .. Cantik kok. Cocok sama kak Dimas .” ucapku tersenyum
getir.
Sasa terdiam dan suasana menjadi hening seketika.
“Kamu udah nyiapin barang buat camping ?” tanya Sasa memulai topik
baru.
“Belum Sa .. males deh .” jawabku simple .
“Tapi kan udah beberapa hari lagi Hana. Banyak lho
perlengkapannya..” ucapnya lagi.
Aku mengangguk pelan . Pikiran melayang jauh .
******
Semenjak pertemuanku dengan kak
Dimas, aku tak pernah semangat lagi. Ekspresi apa yang tepat untuk
menggambarkan perasaan . Menangis ? Sudah bosan . Aku cuma bisa tersenyum dan
lebih banyak diam . Hal yang paling menyiksa batin itu saat melihat kak Dimas
dan pacarnya sering berduaan di kampus. AKU HARUS MELIHATNYA ! Tapi aku mencoba untuk ikhlas . Memang benar
, cinta kalo bertepuk sebelah tangan pastilah sakit apalagi melihat orang yang
kita cintai bersama orang lain . Tapi , ikhlas ikhlas iklhlas . Dia belum tentu
berjodoh dengan kita dan belum tentu juga orang yang kita cintai itu berjodoh
dengan pasangannya sekarang . Hanya Tuhan yang mengetahui itu semua .
“Hana .. Hana …” panggil seseorang
di belakangku . Dia adalah Vina , temanku juga.
“Apaan vin ?” tanyaku padanya.
“Kamu udah denger belum ?” tanyanya
balik.
“Apaan sih ?” tanyaku juga .
“Sini sini , aku mau cerita sama
kamu. “ jawabnya sembari menarik lenganku dan mencari bangku .
“Kamu jadi bahan pembicaraan banyak
anak . Tau ngga apaan ? Banyak yang bilang kalo kamu itu lagi pdkt sama kak
Arlan . Ckckck , hati-hati ya sama kakak itu. Sumpah gossip itu udah nyebar dan
aku ngga tau asalnya darimana.” ucap Vina panjang lebar.
“APAAAAAA ?!?” sahutku terkejut.
“udah udah , jangan dipikir. Itu
cuma gossip. Aku ada kelas sekarang , daaah sayang ..” ujar Vina
meninggalkanku.
Aku hanya terpaku . Penjelasan yang
mengejutkan . Entah karena penjelasan yang seakan-akan ngga ada tanda titik
komanya atau karena berita itu ? Argghhh , pusing -_-
*****
Penutupan ospek sangatlah aku tunggu
. Acara terakhir adalah camping selama tiga hari. Tiga hari ini , aku lebih
banyak bertemu dengan kak Arlan dan aku juga ngga nyangka kalo kebiasaan ini
menghadirkan rasa dalam hatiku . Tanpa aku sadari :)
Hal yang paling berkesan adalah saat
aku menatap matanya ditengah kegelapan malam, melihatnya tersenyum tulus dan
memegang tangannya untuk pertama kali bahkan mungkin terakhir kali. Ditengah
gelap malam , dia memarahi kita-mahasiswa baru- dan seperti yang teman-teman
tebak sebelum berangkat camp , dia pasti
akan memarahiku. Pada waktu dia memarahiku habis-habisan , aku menatap matanya
dan ngga tau kenapa rasa deg-degan muncul, hal yang belum aku rasakan saat aku
suka sama kak Dimas. Aku merasakannya . Aku merasakannya . Panas dingin ,
deg-degan , bahagia dan terpaku . Hei , aku jatuh cinta !
Esoknya
, aku melihat dia tersenyum tulus sewaktu acara camp selesai . Pertama kalinya
aku melihat dia tersenyum !! Deg-degan lagi -_-
Sewaktu aku mau turun dari kendaraan
yang digunakan untuk pulang dari acara ospek , dia mengulurkan tangannya . Agak
takut sih , tapi aku menerima uluran itu . Klimaks dari rasa deg-degan yang aku
rasakan dan memang nyata kalo aku jatuh cinta dengan kak Arlan . Aku jatuh
cinta , aku jatuh cintaaaaaaaaaa ..
*****
Sejak saat itu , aku selalu terlihat
bahagia. Senyuman selalu terkembang dibibir. Duniaku seakan berwarna lagi dan
aku akan menikmati setiap alunan dari rasa cinta ini .
“Sa , bisa ngga ya aku deket sama
kak Arlan ?” tanyaku membayangkan kalo aku bisa deket sama kak Arlan .
“Impossible deh Han , sadar woyy ..”
jawabnya tertawa.
“Yee , ngga ada yang ngga mungkin di
dunia ini lho. Liat skenario Tuhan selanjutnya aja deh .” ujarku tersenyum.
“Kamu pengennya happy ending apa sad
ending non ?” goda Sasa tertawa.
“Sampai saat ini , aku masih
berpikir kalo happy ending itu hanya ada di dalam drama-drama korea dan novel
aja sa , kalo pun di dunia emang ada berarti itu adalah sebuah keajaiban . “
ucapku mantap.
“Aarrgghh .. dasar kamu .” ujar sasa sewot. Tiba-tiba aku
melihat kak Arlan melewatiku, pastinya tanpa menoleh bahkan melihatku.
Kusuka dirinya ,
mungkin aku sayang ..
Namun
apakah mungkin kau menjadi milikku ..
Rasa ini – vierra
*****
Pulang
kuliah tanpa Sasa itu ngga enak banget . Kenapa juga sih dia harus ada kegiatan
?
Duuuarrr ..
Suara petir menandakan kalo hujan
akan segera turun . Sial banget deh -_-
“Hujan hujan , jangan turun ya . Aku
ngga bawa payung nih..” ucapku sambil melihat langit .
“Ngomong sama hujan ? gapapa lo?”
ucap seseorang di sebelahku .
Aku menoleh dan ternyata itu adalah
kak Arlan . Oh Tuhan , mimpi apa aku semalam ?
“Sekarang bengong . Dasar aneh nih
anak ,” ucapnya lagi dengan ketus .
“Apa kak ? Aneh ?” tanyaku agak
tersinggung .
“Iya , mahasiswa baru ter-aneh
menurutku !” bentaknya sambil melotot.
“APA ?!”
Spontan aku langsung pergi. Tapi
spontan juga tangannya memegang lenganku .
“Ngapain lo pergi ? Takut ?”
tanyanya lagi.
“Maaf ya kakak arlan yang saya
hormati , saya tidak mencari gara-gara dengan anda . Jadi saya mohon anda
mengerti ya . masa ospek juga udah selesai kok kak ,” jawabku menahan emosi.
“Gak usah sok formal. Ayo ikut gue ,
ada yang perlu gue omongin sama lo .” ajaknya sambil menarik paksa tanganku.
“Eh kak , kemana nih ? Mau hujan loh
!” tanyaku panik.
“Diem aja lo. Cepet naik !” jawabnya
sambil menyalakan motor.
Dengan muka cemberut , aku menuruti
kemauannya dan motor itu melaju dengan kencangnya .
“Ehh , itu Hana kan ? Loh loh loh ..
sama kak Arlan ! Gila !! Kok bisa ?” teriak temen-temenku yang melihatku
dibonceng sama kak Arlan .
“Kak , mau kemana sih ?” tanyaku
setengah berteriak .
Tak ada jawaban . Yang menjawab
malah hujan yang turun perlahan dan menjadi lebat seketika . Motor tetap melaju
ditengah guyuran hujan , aku yang udah basah kuyub memaksakan untuk tetap
tenang . Perasaan senang ada sih tapi perasaan jengkel juga lebih dari itu .
Beberapa menit kemudian , motor itu
berhenti di salah satu rumah . Entah itu rumah siapa.
“Kak , rumah siapa ini ? Jangan
macem-macem loh !” ucapku takut.
“Idiihh , sapa juga yang macem-macem
. Ini rumah kakak gue , lo masuk gih terus gue ambilin baju kakak gue . Pinjem
dulu gapapa asal dikembaliin .” perjelasnya sambil masuk ke dalam rumah .
Aku segera mengikutinya . Kondisiku
dari ujung rambut sampai kaki bener-bener basah dan mau ngga mau tawaran kak
Arlan untuk pinjam baju kakaknya juga aku terima. Setelah bersihin diri , kami
ngobrol di teras .
“Rumahnya sepi kak ..” ucapku
memulai obrolan .
“Kakakku ada kok , tapi di belakang
.” ujarnya ketus.
“Oiya kak , aku ngga suka kamu culik
kayak gini . Maksa-maksa gak jelas , sampai kehujanan gini . Maunya apa sih ?” protesku marah .
“Ada sesuatu yang gue harus tanyain
ke lo. Ini menyangkut lo-gue. Oke ? Gak mungkin kalo gue ngomongin ini di
kampus , jadinya tambah runyam ntar .” perjelasnya dengan sok .
“Sebelum itu , bisa ngga sih kamu
ngomong ngga usah pake sebutan lo-gue ?” protesku lagi.
“Cerewet banget sih . Pantes aja
waktu ospek kena marah terus . Hahaha “ sahutnya ketawa.
“Halahh , kamu tuh marahinnya gak
jelas. Salahku apa coba ? Mau ngga sih kak gak usah pake lo-gue ?” ulangku
lagi.
“Iye iye . Ada yang pengen aku
omongin sama kamu Hana ..” ucapnya sambil tersenyum.
Degg degg degg degg.. Senyuman itu !
“Woyy .. Ngomong dong !” ucapnya
lagi.
“Eh , maaf kak. Iya , kamu mau
ngomongin apaan ?” tanyaku penasaran .
“Kamu pasti udah tau sama gossip
yang beredar tentang kita ?” jawabnya sembari bertanya lagi.
“Gosip ? Apaan ?” tanyaku sok gak
tau .
“Lupakan deh ..” jawabnya dengan
tingkah aneh . Loh !
“Kok lupakan ? “ tanyaku lagi.
“Gak , ngga jadi deh .” jawabnya
lagi.
“Hahahaha .. aku ngerti kok kak
maksudmu apaan “ sahutku tertawa .
“Dasar kan ! Maba aneh kamu ! “
ujarnya jengkel.
“Emang kenapa kak sama gossip itu ?
terganggu kah ?” godaku padanya.
“Ngapain terganggu coba ? ya ngga
lah . “ sahutnya spontan .
Seketika itu suasana menjadi hening
.
Sejak kejadian itu , aku dan kak Arlan menjadi dekat walaupun ngga
deket secara langsung . Pernah suatu hari aku papasan dengannya dan kami hanya
mengumbar senyum . Dia ngga pernah menyapaku bahkan ngobrol denganku .
“Sa .. kak Arlan itu suka aku ngga
sih ?” tanyaku pada Sasa setelah papasan dengan kak Arlan.
“Kenapa emang Han ?” tanyanya balik.
“Ngeliat sikap kak Arlan sewaktu
ospek , ngeliat cara dia menatapku , ngeliat sikapnya di sms , bbm dan
sebagainya . Aku rasa dia punya rasa , tapi masa sih ?” jawabku bimbang .
“Logika aja ya Han , kalo cowo suka
sama cewe pasti langsung dideketin . Cowonya juga gak mau kalo si cewe diambil
sama yang lain kan ? tapi aku ngga bisa ngartiin sikap kak Arlan! Liat aja tuh
, nyapa aja ngga pernah . Beda banget sama cowo lain yang suka sama kamu .”
perjelas Sasa .
Aku terdiam . Memang benar apa yang
dikatakan Sasa. Rasanya aku ngga mau berharap lebih sama kak Arlan , tapi
bagaimana ? Hati ini udah terlanjur memendam rasa !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar