Bagaimana
jadinya jika orang yang udah dilupakan malah bermain peran lagi , berusaha
mendominasi sampai-sampai aku ngga tau siapakah lakon utama yang sebenernya .
Semua terjadi begitu saja. Aku hanya bisa menjalani skenario tanpa latihan ,
tanpa teks bahkan tanpa tau alur ceritanya seperti apa. Sang sutradara yang
Maha Esa menciptakan skenario tak terduga.
Liburan semester kali ini aku
putuskan untuk pulang ke rumah orangtuaku di Bandung. Rasa rinduku pada mereka
benar-benar tak bisa dipendam lagi , apalagi kakak-kakakku juga pulang semua .
Oh ya , aku mempunyai dua kakak cowo. Namanya Tio dan Dira. Abangku Tio sangat
dewasa , sehingga aku selalu menghormatinya sedangkan abangku Dira-umurnya
terpaut dua tahun sama aku- selalu bertengkar denganku . Tapi , mereka berdua
sangat menyayangiku dan aku pun juga menyayangi mereka berdua .
Terminal bus kali ini sangat
dipadati oleh para mahasiswa-maklum masa liburan-. Setelah membeli tiket , aku
segera menaiki bus yang akan membawaku meluncur ke kota kembang .
“Penuh nih bus , duduk mana ya ?”
batinku memperhatikan tempat duduk yang ada .
Setelah sekian detik mencari ,
akhirnya ada satu bangku kosong . Aku harus duduk di sebelah cowo yang sedang
baca komik .
“Permisi ya mas ..” ucapku ramah .
Mataku pun tertuju dengan komik yang dibacanya. Detektif conan ? Tapi yaudahlah
. Aku segera merapikan dudukku agar lebih nyaman .
“Hana ..” ucapnya mengejutkanku .
Aku segera menoleh. Dia adalah ….
“Rey ..”
“Hai , apa kabar kamu? Wah wah ..
tambah cantik aja kamu ya ? Berapa tahun kita ngga ketemu ?” tanyanya senang .
“Ohh , ngg … aku baik kok . Berapa ya ? Lupa aku .”
jawabku masih terkejut.
“Kamu mau pulang ya ?” tanyanya
lagi.
Aku mengangguk pelan .
“Bareng aja kalo gitu . Aku juga mau
ke rumah Dira, mau liburan disana .” ucapnya tersenyum .
Deegg , liburan ? dirumahku ? Oh my
god ………
“Kamu tambah berubah ya ? Coba dulu
kamu kayak gini Han ..” sahutnya lagi .
Aku hanya tertawa getir . Akhirnya ,
perjalananku ke Bandung ditemani oleh seorang Rey -sang kakak tingkat idaman
sewaktu SMA-. Ingatanku melayang jauh menuju memori yang sudah lama aku kubur
bertahun-tahun .
Rey adalah sang ketua OSIS dan
sekaligus menjadi sahabat kakakku, Dira . Dia sering banget maen ke rumahku dan
rasa itu muncul . Memang sih , aku ngga terlalu akrab dengan dia . Tapi
kebiasaan bertemu itu membuat aku jatuh cinta padanya . Apalagi orang tua Rey
adalah teman orang tuaku. Sayangnya , witing tresno jalaran saka kulina ngga
mendatangkan kebahagiaan . Ternyata dia hanya menganggapku sebagai adek dan
ngga ada rasa apapun selain itu . Dulu kak Dira sempet berantem dengannya ,
tapi tetap saja . Aku mengalah untuk itu . Akhirnya dia ngga pernah maen ke
rumah lagi . Tapi , sekarang aku tau kalo kak Dira dan Rey masih tetap
bersahabat .
“Kamu punya pacar ?” tanya Rey
memulai topik baru .
“Aku ? Ngga kok.” jawabku singkat .
“Ada yang disuka ?” tanyanya lagi.
Ingatanku tertuju kepada kak Arlan
dan seketika itu aku tersenyum.
“Kalo aku mau memperbaiki yang dulu
, kamu keberatan ngga ?” tanyanya lagi tanpa menunggu jawabanku .
“Maksud kamu Rey ?” tanyaku balik .
“Terminal terminal ..” teriak
kondektur . Akhirnya percakapanku terhenti karena kita udah sampai di Bandung .
Setelah sampai di rumah , semuanya terkejut melihatku dengan Rey .
Mau gimana lagi coba ? Keadaan yang memaksaku begini .
“Kalian pacaran ?” tanya mama
penasaran .
“Ngga lah ma . tadi ngga sengaja
ketemu Rey di bus , yaudah jadinya bareng deh .” jawabku cuek sambil masuk
kamar.
“Heii , kamu pacaran sama Rey ?”
tanya kak Tio tiba-tiba masuk kamarku.
“Kak Tio nih , bikin kaget aja.
Ketuk pintu kek , “ ucapku marah .
“Jawab dulu gih ..” sahutnya
penasaran juga .
“Ngga kakak . tadi ngga sengaja
ketemu di bus . Kenapa sih ? Kayaknya pada penasaran semua . Aneh deh ..”
jawabku cemberut.
“Ya kamu aneh . Datang-datang bawa
Rey , sapa juga yang ngga penasaran .” bantah kak Tio padaku .
Aku tak memperdulikannya dan segera
membanting diriku di tempat tidur kesayangan.
*****
From : Arlan <3
Hai
Hana . Apa kabar ? Selamat berlibur ya ..
Sms yang membangunkanku dari tidur.
“Aku heran sama kamu kak ,
sebenernya kamu suka ngga sih sama aku ? php banget sih “ gerutuku sambil
membalas pesannya .
To : Arlan <3
Baik
kak . Semoga kamu baik :) Selamat berlibur juga ..
Pesan terkirim . Senyum ini terus terkembang bahkan aku tak tahu
apa ini sebenarnya . Disaat aku bimbang dengan sikapnya, dia selalu bisa
membuatku tersenyum setiap kali aku membaca dan membalas pesannya.
Malam harinya , ngga tau kenapa
tiba-tiba orang tuaku menyuruh kita semua berkumpul. Aku , Rey , kak Tio dan Dira.
“Semuanya udah ngumpul disini . Papa
sama mama ada info penting buat kalian terutama buat kamu Hana .” ucap Papa
mengawali pembicaraan .
Semua mata tertuju padaku diselimuti
perasaan bingung .
“Apa pa ?” tanyaku singkat .
“Kalian semua tau kan kalo papa mama
berteman dengan orang tua Rey . Jadi kami para orang tua sepakat menjodohkan
Rey dengan Hana .” jawab Papa tersenyum .
Semua tercengang .
“Papa bercanda apa ngga ini ?” tanya
kak Tio terkejut .
“Papa ngga bercanda sayang , memang
benar . Kami menjodohkan Rey dengan Hana .” jawab mama tersenyum .
“Gimana tanggapan kamu Rey ?” tanya
Dira ikut-ikutan .
Rey juga terkejut tapi dia menjawab
hal yang tak kuduga sebelumnya .
“Aku setuju dengan perjodohan ini.”
jawabnya mantap .
Papa mama tersenyum senang begitu
juga kak Tio dan Dira . Hanya aku yang terdiam tak menyahut .
“Kamu gimana Hana ? Pasti setuju kan
?” tanya Dira mengedipkan sebelah matanya.
Aku menunduk .
“Hana , jawab sayang ..” sahut mama
.
“Aku .. aku .. aku gak bisa ma pa .
Maaf ..” jawabku sembari meninggalkan ruang tamu dan berlari ke dalam kamar .
Aku menangis .. aku menangis ..
Kenapa semuanya menjadi serumit ini
? Kenapa ? Disaat perasaan ini sudah ada yang memiliki , kenapa dia kembali ?
Peluang untuk mewujudkan mimpiku memang ada , tapi itu dulu. Itu masa lalu yang
udah jadi kenangan . Ngga seharusnya kenangan itu dibangkitkan lagi . Aku udah
move on jauh dari sebelum-sebelumnya .
“Hana .. kakak mau ngomong sama
kamu.” ucap kak Tio memasuki kamarku.
Hanya kak Tio yang bisa
menenangkanku . Aku segera memeluknya dan menangis sejadi-jadinya .
“Apa yang buat kamu kayak gini ?
Kakak yakin kalo ada apa-apanya . Cerita sama kakak ya ?” tanya kak Tio pelan .
“Kak , bagaimana bisa aku dijodohin
sama orang yang ngga aku cinta .” jawabku terus menangis.
“Maksud kamu ? Apa kamu udah suka
sama orang lain ?” tanya kak Tio bingung.
Akhirnya aku cerita semuanya . Mulai
dari suka sama kak Dimas sampai kak Arlan . Kak Tio mendengarkan semua dengan
seksama bahkan seringkali terlihat sedang berpikir.
“Menurut kakak , kamu harus
memperjelas semuanya . Kamu cewe kuat kok , terbukti dari waktu kamu suka sama
Rey . Kamu harus bisa bedain mana yang hanya bisa buat kamu nyaman dan mana
yang benar-benar kamu cinta. Kalo Arlan memang suka sama kamu dek , pasti dia
akan bilang , pasti ada tanda-tanda itu . Sedangkan kamu sendiri ngga tau kan
tanda apa yang sejauh ini dia kasih ke kamu . Jangan sampai keputusan kamu
nanti malah membuat kamu menyesal . Coba liat sekarang , Rey suka sama kamu . Jalan
buat nyatuin kalian udah terbuka lebar , kurang apa coba ? Tuhan udah ngabulin
mimpi kamu .” perjelas kak Tio .
“Kalo memang Tuhan ngabulin mimpiku
kak , buat apa dia ngirim kak Arlan ke dalam hidupku ? Kebetulan ? Semuanya
ngga ada yang kebetulan kak . Aku harus bisa nemuin jawabannya . Kalo memang
kak Arlan ngga baik untukku , mungkin Tuhan pengen ngasih satu pembelajaran
lagi tapi kalo seandainya kak Arlan memang ditakdirkan untukku , aku pasti
nyesel kalo aku ngga nyari tau kak . Resiko apapun akan aku tempuh asal aku tau
akhir dari skenario ini .” bantahku tegas .
“Ikuti kata hati kamu ya , hati ngga
mungkin salah dalam merasakan sebuah rasa . Oke ?” hibur kak Tio padaku .
“Makasih kakak ..” ucapku sembari
tersenyum.
****
Liburan kali ini gagal total akibat rencana perjodohan yang
sepihak itu . Karena bosan di rumah terus , akhirnya aku pergi ke kostan .
Lebih baik disana daripada aku harus mendengarkan ocehan papa mama yang
memaksaku untuk menyetujui perjodohan konyol itu . Abang-abangku pun
menyarankan kepadaku agar cepat pergi dari rumah-biar otakku lebih fresh-.
Esok harinya setelah sampai di
kostan , aku jalan-jalan ke kampus . Memang musim liburan , tapi kampus tetap
banyak lalu lalang orang banyak . Langkahku terhenti pada bangku di depan
gedung fakultasku . Aku duduk disana mengamati langit yang mulai mendung.
“Kenapa harus aku sih yang punya
skenario kayak gini ? Tuhan … Banyak orang yang dengan mudahnya menemukan cinta
, tapi kenapa cintaku serumit ini ? Siapa sih yang Kau jadikan aktor utama
dikehidupanku ?” ucapku meneteskan airmata .
“Kalau kamu yakin bisa memiliki
sesuatu , kamu harus berusaha mendapatkannya . Ngga peduli apapun rintangannya
, aku yakin kalau Tuhan pasti mengizinkan kamu memiliki itu.” sahut seseorang
dari belakangku.
Aku menoleh dan dia adalah kak Arlan
. Tanpa menunggu aba-aba , dia duduk disampingku.
“Loh , nangis ?” tanya kak Arlan tertawa .
Aku segera menghapus airmataku dan
berusaha tenang .
“Bagaimana mungkin ya ada orang yang
takut jatuh cinta lagi ,” ucap kak Arlan sambil membayangkan sesuatu .
“Maksud kakak ?” tanyaku sambil
menatap matanya yang berubah menjadi teduh.
“Ada loh orang yang takut jatuh
cinta lagi karena udah merasakan yang namanya sakit . Udah merencanakan masa
depan dengan matang , eh pasangannya bilang kalo dia muak , dia bosan segala
macem .” jawab kak Arlan tanpa melihatku .
“Apa itu kisah kakak ?” tanyaku
penasaran .
“Ahh , udahlah . Lupakan ..”
sahutnya mencoba mengalihkan pembicaraan .
“Kak , kenapa harus takut sih buat
jatuh cinta ? Kalo emang pasangan yang dulu menyakiti kamu , bukan berarti kamu
gagal . Itu artinya kamu harus nyari yang lebih baik lagi dari dia dan itu udah
ada . Tuhan udah nyiptain yang lebih baik . Tinggal bagaimana kamu mencari dan
membuka hati . Belajar dari kesalahan kak ..” ucapku sungguh-sungguh .
“Apa mungkin ya ? Udahlah .. Belum
saatnya aku jatuh cinta lagi .” bantahnya tersenyum.
Aku langsung menunduk dan menahan
airmata yang berusaha untuk keluar dari bentengnya .
“Gimana kalo aku jatuh cintanya sama
kamu ?” tanya kak Arlan mendadak serius.
“Apa ?” sahutku terkejut .
“Hahahaha .. kaget ya ? Bercanda
kale ..” ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak.
Airmata pun mengalir deras sederas
air hujan yang mulai turun .
“Kenapa kamu?” tanya kak Arlan
heran.
“Tega kamu ya !” jawabku sambil
berlari pergi .
Kak Arlan jahat ! Kenapa bercanda
tentang hal itu . Dia jahat !
“Hana . Tunggu ….” teriaknya
mengejarku .
Aku segera berlari dan terus
menangis . Derasnya air hujan tak menyurutkan niatku untuk terus berlari . Tiba-tiba
langkahku terhenti karena ada seseorang yang memelukku dari belakang.
“Hana .. kenapa kamu lari ? kenapa
kamu ?” tanyanya dan ternyata itu kak Arlan.
“Kamu jahat kak . Kamu jahat sama
aku .” jawabku terus menangis .
“Maafin aku kalo itu nyakiti kamu .
Maafin aku.” ujarnya mempererat pelukannya.
Aku terus menangis . Menangis bahagia
sekaligus bersedih .
*****
Aku menjelaskan tentang perjodohan
itu kepada kak Arlan . Dia mendengarkan ceritaku dengan serius tapi dia ngga
pernah menyinggung sedikitpun tentang perasaanku .
“Yaudah , kalo ngga mau mending
cepet bilang ke orangtua kamu . Kamu sebagai anak juga mempunyai hak bicara .”
sarannya singkat namun tepat .
Aku menatap kedua matanya . Mata
yang teduh . Mata yang bisa membuat aku selalu memikirkannya .
“Kamu kedinginan ya ? Yaudah aku
anter pulang ya . Nanti masuk angin loh.” ucapnya kemudian . Kita pun berjalan
menyusuri derasnya air hujan dan dia memegang tanganku , menggandengnya
disetiap langkah . Aku suka skenario hari ini . Aku suka Tuhan .
“Kak Arlan ..” ucapku membuat
langkah menjadi terhenti .
“Kenapa Hana ?” tanyanya bingung .
“Gapapa kak , ayo jalan .” jawabku
mengurungkan niat untuk bertanya . Kak Arlan pun terus berjalan tanpa ada niat
untuk tau apa yang ingin aku tanyakan.
Dear diary ..
Apakah
kak Arlan mempunyai perasaan denganku ? Apa maksud sikap dia selama ini ?
Apakah itu biasa-biasa saja ? Hatiku berkata kalau itu ngga biasa , tapi kenapa
kak Arlan ngga ngasih kepastian itu . Apa aku harus memulai ? Aarrgh , kurasa
tidak :( Aku hanya bisa menunggu .
Sepenggal diary kutulis untuk
mengungkapkan apa yang aku rasakan . Bagaimana kelanjutan kisahku dengan kak
Arlan ? Apakah dia memang untukku ? Ataukah bukan ? Tuhan .. aku penasaran
dengan skenario berikutnya .
Tiba-tiba handphone berdering .
Sebuah pesan masuk .
From : Mama
Sayang
, besok malem ketemu di restaurant Angel ya , ada yang pengen mama sama papa
bicarakan .
Aku mendesah . Pasti mama sama papa ingin membicarakan perjodohan
itu . Bagaimana caranya aku untuk menghindarinya ?
to be continued ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar