Laman

Jumat, 28 Februari 2014

Lanjutan ~Akhir Skenario Untukku~

Bagaimana jadinya jika orang yang udah dilupakan malah bermain peran lagi , berusaha mendominasi sampai-sampai aku ngga tau siapakah lakon utama yang sebenernya . Semua terjadi begitu saja. Aku hanya bisa menjalani skenario tanpa latihan , tanpa teks bahkan tanpa tau alur ceritanya seperti apa. Sang sutradara yang Maha Esa menciptakan skenario tak terduga.
            Liburan semester kali ini aku putuskan untuk pulang ke rumah orangtuaku di Bandung. Rasa rinduku pada mereka benar-benar tak bisa dipendam lagi , apalagi kakak-kakakku juga pulang semua . Oh ya , aku mempunyai dua kakak cowo. Namanya Tio dan Dira. Abangku Tio sangat dewasa , sehingga aku selalu menghormatinya sedangkan abangku Dira-umurnya terpaut dua tahun sama aku- selalu bertengkar denganku . Tapi , mereka berdua sangat menyayangiku dan aku pun juga menyayangi mereka berdua .
            Terminal bus kali ini sangat dipadati oleh para mahasiswa-maklum masa liburan-. Setelah membeli tiket , aku segera menaiki bus yang akan membawaku meluncur ke kota kembang .
            “Penuh nih bus , duduk mana ya ?” batinku memperhatikan tempat duduk yang ada .
            Setelah sekian detik mencari , akhirnya ada satu bangku kosong . Aku harus duduk di sebelah cowo yang sedang baca komik .
            “Permisi ya mas ..” ucapku ramah . Mataku pun tertuju dengan komik yang dibacanya. Detektif conan ? Tapi yaudahlah . Aku segera merapikan dudukku agar lebih nyaman .
            “Hana ..” ucapnya mengejutkanku .
            Aku segera menoleh. Dia adalah ….
            “Rey ..”
            “Hai , apa kabar kamu? Wah wah .. tambah cantik aja kamu ya ? Berapa tahun kita ngga ketemu ?” tanyanya senang .
            “Ohh , ngg  … aku baik kok . Berapa ya ? Lupa aku .” jawabku masih terkejut.
            “Kamu mau pulang ya ?” tanyanya lagi.
            Aku mengangguk pelan .
            “Bareng aja kalo gitu . Aku juga mau ke rumah Dira, mau liburan disana .” ucapnya tersenyum .
            Deegg , liburan ? dirumahku ? Oh my god ………
            “Kamu tambah berubah ya ? Coba dulu kamu kayak gini Han ..” sahutnya lagi .
            Aku hanya tertawa getir . Akhirnya , perjalananku ke Bandung ditemani oleh seorang Rey -sang kakak tingkat idaman sewaktu SMA-. Ingatanku melayang jauh menuju memori yang sudah lama aku kubur bertahun-tahun .
            Rey adalah sang ketua OSIS dan sekaligus menjadi sahabat kakakku, Dira . Dia sering banget maen ke rumahku dan rasa itu muncul . Memang sih , aku ngga terlalu akrab dengan dia . Tapi kebiasaan bertemu itu membuat aku jatuh cinta padanya . Apalagi orang tua Rey adalah teman orang tuaku. Sayangnya , witing tresno jalaran saka kulina ngga mendatangkan kebahagiaan . Ternyata dia hanya menganggapku sebagai adek dan ngga ada rasa apapun selain itu . Dulu kak Dira sempet berantem dengannya , tapi tetap saja . Aku mengalah untuk itu . Akhirnya dia ngga pernah maen ke rumah lagi . Tapi , sekarang aku tau kalo kak Dira dan Rey masih tetap bersahabat .
            “Kamu punya pacar ?” tanya Rey memulai topik baru .
            “Aku ? Ngga kok.” jawabku singkat .
            “Ada yang disuka ?” tanyanya lagi.
            Ingatanku tertuju kepada kak Arlan dan seketika itu aku tersenyum.
            “Kalo aku mau memperbaiki yang dulu , kamu keberatan ngga ?” tanyanya lagi tanpa menunggu jawabanku .
            “Maksud kamu Rey ?” tanyaku balik .
            “Terminal terminal ..” teriak kondektur . Akhirnya percakapanku terhenti karena kita udah sampai di Bandung .
Setelah sampai di rumah , semuanya terkejut melihatku dengan Rey . Mau gimana lagi coba ? Keadaan yang memaksaku begini .
            “Kalian pacaran ?” tanya mama penasaran .
            “Ngga lah ma . tadi ngga sengaja ketemu Rey di bus , yaudah jadinya bareng deh .” jawabku cuek sambil masuk kamar.
            “Heii , kamu pacaran sama Rey ?” tanya kak Tio tiba-tiba masuk kamarku.
            “Kak Tio nih , bikin kaget aja. Ketuk pintu kek , “ ucapku marah .
            “Jawab dulu gih ..” sahutnya penasaran juga .
            “Ngga kakak . tadi ngga sengaja ketemu di bus . Kenapa sih ? Kayaknya pada penasaran semua . Aneh deh ..” jawabku cemberut.
            “Ya kamu aneh . Datang-datang bawa Rey , sapa juga yang ngga penasaran .” bantah kak Tio padaku .
            Aku tak memperdulikannya dan segera membanting diriku di tempat tidur kesayangan.

*****

            From : Arlan <3
                Hai Hana . Apa kabar ? Selamat berlibur ya ..

                Sms yang membangunkanku dari tidur.
            “Aku heran sama kamu kak , sebenernya kamu suka ngga sih sama aku ? php banget sih “ gerutuku sambil membalas pesannya .
           
            To : Arlan <3
                Baik kak . Semoga kamu baik :) Selamat berlibur juga ..

                Pesan terkirim . Senyum ini terus terkembang bahkan aku tak tahu apa ini sebenarnya . Disaat aku bimbang dengan sikapnya, dia selalu bisa membuatku tersenyum setiap kali aku membaca dan membalas pesannya.
            Malam harinya , ngga tau kenapa tiba-tiba orang tuaku menyuruh kita semua berkumpul. Aku , Rey  , kak Tio dan Dira.
            “Semuanya udah ngumpul disini . Papa sama mama ada info penting buat kalian terutama buat kamu Hana .” ucap Papa mengawali pembicaraan .
            Semua mata tertuju padaku diselimuti perasaan bingung .
            “Apa pa ?” tanyaku singkat .
            “Kalian semua tau kan kalo papa mama berteman dengan orang tua Rey . Jadi kami para orang tua sepakat menjodohkan Rey dengan Hana .” jawab Papa tersenyum .
            Semua tercengang .
            “Papa bercanda apa ngga ini ?” tanya kak Tio terkejut .
            “Papa ngga bercanda sayang , memang benar . Kami menjodohkan Rey dengan Hana .” jawab mama tersenyum .
            “Gimana tanggapan kamu Rey ?” tanya Dira ikut-ikutan .
            Rey juga terkejut tapi dia menjawab hal yang tak kuduga sebelumnya .
            “Aku setuju dengan perjodohan ini.” jawabnya mantap .
            Papa mama tersenyum senang begitu juga kak Tio dan Dira . Hanya aku yang terdiam tak menyahut .
            “Kamu gimana Hana ? Pasti setuju kan ?” tanya Dira mengedipkan sebelah matanya.
            Aku menunduk .
            “Hana , jawab sayang ..” sahut mama .
            “Aku .. aku .. aku gak bisa ma pa . Maaf ..” jawabku sembari meninggalkan ruang tamu dan berlari ke dalam kamar .
           
            Aku menangis .. aku menangis ..
            Kenapa semuanya menjadi serumit ini ? Kenapa ? Disaat perasaan ini sudah ada yang memiliki , kenapa dia kembali ? Peluang untuk mewujudkan mimpiku memang ada , tapi itu dulu. Itu masa lalu yang udah jadi kenangan . Ngga seharusnya kenangan itu dibangkitkan lagi . Aku udah move on jauh dari sebelum-sebelumnya .
            “Hana .. kakak mau ngomong sama kamu.” ucap kak Tio memasuki kamarku.
            Hanya kak Tio yang bisa menenangkanku . Aku segera memeluknya dan menangis sejadi-jadinya .
            “Apa yang buat kamu kayak gini ? Kakak yakin kalo ada apa-apanya . Cerita sama kakak ya ?”  tanya kak Tio pelan .
            “Kak , bagaimana bisa aku dijodohin sama orang yang ngga aku cinta .” jawabku terus menangis.
            “Maksud kamu ? Apa kamu udah suka sama orang lain ?” tanya kak Tio bingung.
            Akhirnya aku cerita semuanya . Mulai dari suka sama kak Dimas sampai kak Arlan . Kak Tio mendengarkan semua dengan seksama bahkan seringkali terlihat sedang berpikir.
            “Menurut kakak , kamu harus memperjelas semuanya . Kamu cewe kuat kok , terbukti dari waktu kamu suka sama Rey . Kamu harus bisa bedain mana yang hanya bisa buat kamu nyaman dan mana yang benar-benar kamu cinta. Kalo Arlan memang suka sama kamu dek , pasti dia akan bilang , pasti ada tanda-tanda itu . Sedangkan kamu sendiri ngga tau kan tanda apa yang sejauh ini dia kasih ke kamu . Jangan sampai keputusan kamu nanti malah membuat kamu menyesal . Coba liat sekarang , Rey suka sama kamu . Jalan buat nyatuin kalian udah terbuka lebar , kurang apa coba ? Tuhan udah ngabulin mimpi kamu .” perjelas kak Tio .
            “Kalo memang Tuhan ngabulin mimpiku kak , buat apa dia ngirim kak Arlan ke dalam hidupku ? Kebetulan ? Semuanya ngga ada yang kebetulan kak . Aku harus bisa nemuin jawabannya . Kalo memang kak Arlan ngga baik untukku , mungkin Tuhan pengen ngasih satu pembelajaran lagi tapi kalo seandainya kak Arlan memang ditakdirkan untukku , aku pasti nyesel kalo aku ngga nyari tau kak . Resiko apapun akan aku tempuh asal aku tau akhir dari skenario ini .” bantahku tegas .
            “Ikuti kata hati kamu ya , hati ngga mungkin salah dalam merasakan sebuah rasa . Oke ?” hibur kak Tio padaku .
            “Makasih kakak ..” ucapku sembari tersenyum.
****

                Liburan kali ini gagal total akibat rencana perjodohan yang sepihak itu . Karena bosan di rumah terus , akhirnya aku pergi ke kostan . Lebih baik disana daripada aku harus mendengarkan ocehan papa mama yang memaksaku untuk menyetujui perjodohan konyol itu . Abang-abangku pun menyarankan kepadaku agar cepat pergi dari rumah-biar otakku lebih fresh-.
            Esok harinya setelah sampai di kostan , aku jalan-jalan ke kampus . Memang musim liburan , tapi kampus tetap banyak lalu lalang orang banyak . Langkahku terhenti pada bangku di depan gedung fakultasku . Aku duduk disana mengamati langit yang mulai mendung.
            “Kenapa harus aku sih yang punya skenario kayak gini ? Tuhan … Banyak orang yang dengan mudahnya menemukan cinta , tapi kenapa cintaku serumit ini ? Siapa sih yang Kau jadikan aktor utama dikehidupanku ?” ucapku meneteskan airmata .
            “Kalau kamu yakin bisa memiliki sesuatu , kamu harus berusaha mendapatkannya . Ngga peduli apapun rintangannya , aku yakin kalau Tuhan pasti mengizinkan kamu memiliki itu.” sahut seseorang dari belakangku.
            Aku menoleh dan dia adalah kak Arlan . Tanpa menunggu aba-aba , dia duduk disampingku.
            “Loh , nangis  ?” tanya kak Arlan tertawa .
            Aku segera menghapus airmataku dan berusaha tenang  .
            “Bagaimana mungkin ya ada orang yang takut jatuh cinta lagi ,” ucap kak Arlan sambil membayangkan sesuatu .
            “Maksud kakak ?” tanyaku sambil menatap matanya yang berubah menjadi teduh.
            “Ada loh orang yang takut jatuh cinta lagi karena udah merasakan yang namanya sakit . Udah merencanakan masa depan dengan matang , eh pasangannya bilang kalo dia muak , dia bosan segala macem .” jawab kak Arlan tanpa melihatku .
            “Apa itu kisah kakak ?” tanyaku penasaran .
            “Ahh , udahlah . Lupakan ..” sahutnya mencoba mengalihkan pembicaraan .
            “Kak , kenapa harus takut sih buat jatuh cinta ? Kalo emang pasangan yang dulu menyakiti kamu , bukan berarti kamu gagal . Itu artinya kamu harus nyari yang lebih baik lagi dari dia dan itu udah ada . Tuhan udah nyiptain yang lebih baik . Tinggal bagaimana kamu mencari dan membuka hati . Belajar dari kesalahan kak ..” ucapku sungguh-sungguh .
            “Apa mungkin ya ? Udahlah .. Belum saatnya aku jatuh cinta lagi .” bantahnya tersenyum.
            Aku langsung menunduk dan menahan airmata yang berusaha untuk keluar dari bentengnya .
            “Gimana kalo aku jatuh cintanya sama kamu ?” tanya kak Arlan mendadak serius.
            “Apa ?” sahutku terkejut .
            “Hahahaha .. kaget ya ? Bercanda kale ..” ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak.
            Airmata pun mengalir deras sederas air hujan yang mulai turun .
            “Kenapa kamu?” tanya kak Arlan heran.
            “Tega kamu ya !” jawabku sambil berlari pergi .
            Kak Arlan jahat ! Kenapa bercanda tentang hal itu .  Dia jahat !
            “Hana . Tunggu ….” teriaknya mengejarku .
            Aku segera berlari dan terus menangis . Derasnya air hujan tak menyurutkan niatku untuk terus berlari . Tiba-tiba langkahku terhenti karena ada seseorang yang memelukku dari belakang.
            “Hana .. kenapa kamu lari ? kenapa kamu ?” tanyanya dan ternyata itu kak Arlan.  
            “Kamu jahat kak . Kamu jahat sama aku .” jawabku terus menangis .
            “Maafin aku kalo itu nyakiti kamu . Maafin aku.” ujarnya mempererat pelukannya.
            Aku terus menangis . Menangis bahagia sekaligus bersedih .

*****

            Aku menjelaskan tentang perjodohan itu kepada kak Arlan . Dia mendengarkan ceritaku dengan serius tapi dia ngga pernah menyinggung sedikitpun tentang perasaanku .
            “Yaudah , kalo ngga mau mending cepet bilang ke orangtua kamu . Kamu sebagai anak juga mempunyai hak bicara .” sarannya singkat namun tepat .
            Aku menatap kedua matanya . Mata yang teduh . Mata yang bisa membuat aku selalu memikirkannya .
            “Kamu kedinginan ya ? Yaudah aku anter pulang ya . Nanti masuk angin loh.” ucapnya kemudian . Kita pun berjalan menyusuri derasnya air hujan dan dia memegang tanganku , menggandengnya disetiap langkah . Aku suka skenario hari ini . Aku suka Tuhan .
            “Kak Arlan ..” ucapku membuat langkah menjadi terhenti .
            “Kenapa Hana ?” tanyanya bingung .
            “Gapapa kak , ayo jalan .” jawabku mengurungkan niat untuk bertanya . Kak Arlan pun terus berjalan tanpa ada niat untuk tau apa yang ingin aku tanyakan.
           
            Dear diary ..
        Apakah kak Arlan mempunyai perasaan denganku ? Apa maksud sikap dia selama ini ? Apakah itu biasa-biasa saja ? Hatiku berkata kalau itu ngga biasa , tapi kenapa kak Arlan ngga ngasih kepastian itu . Apa aku harus memulai ? Aarrgh , kurasa tidak :( Aku hanya bisa menunggu .

            Sepenggal diary kutulis untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan . Bagaimana kelanjutan kisahku dengan kak Arlan ? Apakah dia memang untukku ? Ataukah bukan ? Tuhan .. aku penasaran dengan skenario berikutnya .
            Tiba-tiba handphone berdering . Sebuah pesan masuk .

            From : Mama
            Sayang , besok malem ketemu di restaurant Angel ya , ada yang pengen mama sama papa bicarakan .


            Aku mendesah . Pasti mama sama papa ingin membicarakan perjodohan itu . Bagaimana caranya aku untuk menghindarinya ?

to be continued ... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar